Kakucho Hitto

1.8K 286 83
                                    

"Eungh..."

"Sudah bangun? Selamat pagi."

[Name] mengerjabkan matanya, kemudian berusaha untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Selimut yang menutupi tubuhnya yang tak mengenakan sehelai benang pun mulai terjatuh, dengan cepat Kakucho menahan selimut itu.

"Selamat pagi, tidurmu nyenyak?"

Karena nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya, [Name] hanya menjawab dengan anggukan.

"Bagaimana keadaanmu? Tidak sakit bukan...?"

"Ah, bukankah harusnya aku yang bertanya hal itu, Hitto? Terbangun karena rasa mual?"

"Benar."

Perkenalkan suami istri yang baru saja menikah 3 bulan lalu, dan saat ini sang istri tengah mengandung anak pertama mereka selama 3 minggu.

Selama itu pula, [Name] tidak merasakan hal-hal yang seharusnya ibu hamil rasakan. Contohnya, ngidam sesuatu atau morning sickness, dia tidak mengalami hal itu sama sekali. Justru, suaminya yang mengalami semua itu.

Kakucho harus terus bangun lebih awal karena rasa mual, ataupun bangun tengah malam hanya untuk memuaskan rasa ngidamnya. Memang tidak sulit permintaannya, hanya saja kebanyakan ngidamnya adalah berhubungan badan.

Jujur saja, lebih baik [Name] harus mencari makanan yang sulit ditemukan saat tengah malam, dibanding harus melayani rasa nafsu Kakucho yang mengerikan itu.

"[Name], aku menginginkan sesuatu."

Wanita itu melirik pada jam dinding, baru pukul 8 pagi, dan Kakucho mulai menginginkan sesuatu. "Jika itu berhubungan badan, maaf aku harus menolaknya. Badanku masih sakit karena semalam..." Ungkap [Name] jujur dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak, tidak. Bukan itu."

"Lalu?"

"Mari kita berkencan, aku ingin kencan berdua denganmu." Ujarnya dengan senyuman hangat. "Ada tempat yang ingin aku datangi, kau mau ikut denganku bukan?"

"Kenapa perlu bertanya? Tentu saja aku ikut. Mandilah terlebih dahulu, aku akan memasak sara—"

"Tidak! Kau saja yang mandi, hari ini aku yang akan memasak. Aku tahu kau masih lelah karena semalam, jadi sebaiknya kau merilekskan dirimu dulu."

"Terima kasih..."

Kakucho bangkit dari kasur, membawa tubuh [Name] yang terbalut oleh selimut ke kamar mandi. Dengan gentle dia menurunkan [Name] ke dalam bathtub, kemudian keluar, membiarkan istrinya itu mandi terlebih dahulu.

Mereka tidak tinggal bersama anggota Bonten lainnya, tepatnya mereka sekarang tinggal di rumah yang berada di belakang kuil milik keluarga [Name]. Rumah yang sejak dulu sudah ada, dan diwariskan pada [Name].

Dengan sedikit semangat, Kakucho menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Dia sudah tidak sabar untuk berkencan dengan [Name].

Kencan ini akan menjadi kencan pertama mereka, sebab Kakucho memang tidak pernah mengajak [Name] berpacaran, dia langsung melamar wanitanya itu dan diterima.

Jadi hal ini membuatnya sangat antusias.

.

.

.

.

.

[Name] termenung melihat bangunan di hadapannya, sedikit tidak menyangka jika suaminya itu akan membawanya ke tempat itu.

MOMMY [Bonten]Where stories live. Discover now