Prolog

27.8K 1.5K 53
                                    

"Oke cukup! Latihan hari ini sampe sini dulu. Inget ya jaga kesehatan kalian, cuaca lagi gak nentu banget. Jangan sampe ada yang sakit",

Setelah memberi berbagai nasihat, laki-laki itu segera keluar dari ruang latihan. Menimbulkan helaan napas lega dari para penghuni di dalamnya.

"Akhirnya kelar juga. Kita udah ga ada jadwal lagi kan, bang?"

Jihoon bertanya pada sang leader yang tengah berbaring di lantai. Yang ditanya hanya mengangkat jempol kanan, nafasnya masih tak beraturan setelah menjalani latihan selama 3 jam tanpa henti.

"Bang uncuk kayaknya capek banget yaa?"

Haruto mendekat ke salah satu abang tersayangnya itu. Sebagai adik yang perhatian, dipijitnya kaki Hyunsuk dengan telaten.

"Iya, kaki gue rasanya tegang banget ru"

"Mau koyo gak? Keknya gue ada, tapi di asrama"

"Boleh, nanti minta ya?"

"Eum!"

Haruto mengangguk cepat, anak itu selalu senang jika bisa membantu orang lain. Tangannya kembali memijat betis sang leader, namun matanya sibuk memindai seluruh ruang latihan mereka.

Tidak ada yang aneh, member lain terlihat sedang sibuk memberesi perlengkapan mereka untuk pulang. Namun kemudian tatapannya jatuh kearah sofa dimana seseorang memperhatikannya sedari tadi.

Park jeongwoo, sahabat sekaligus teman yang satu asrama dengannya. Dan ntah perasaannya saja atau bagaimana, tapi sepertinya mata tajam itu terus melihatnya dengan tatapan dingin, Haruto bingung.

"Jeongwoo..? Lo kenapa?"

"Hm? Gue ga ngapa-ngapain"

Jeongwoo menjawab dengan suara tenang. Namun wajahnya masih saja datar tanpa ekspresi, membuat Haruto akhirnya bangkit dan ikut duduk disofa tepat sebelah pemuda itu.

"Lo sakit? Tumben diem aja, biasanya juga ikut ngerusuh bareng junghwan tuh"

Jeongwoo terkekeh. Tangan besar itu meraih kepala Haruto lalu disandarkan ke bahu lebarnya. Si manis berdecak sebal lantaran ucapannya tak dibalas apapun oleh pemuda bongsor itu. Kepalanya menjauh agar bisa menunjukkan wajah marahnya pada Jeongwoo.

"Kok diem? Bukannya dijawab ish!"

Bukannya takut, Haruto malah terlihat seperti kucing yang tidak diberi makanan. Lucu sekali, Jeongwoo lagi-lagi tak bisa menahan tawanya.

"Ngga sakit, gue cuma lagi mager aja ngapa-ngapain"

Jeongwoo kembali meraih kepala dengan surai grey tersebut dan disandarkan ke bahu lebarnya.

"Istirahat! Lo juga capek, kan? Dari tadi kita latihan mulu"

Mendengar suara tegas itu, Haruto yang hendak bangun akhirnya memilih diam, membiarkan kepalanya diusap dengan gerakan lembut.

Matanya memberat. Dia memang sangat lelah akhir-akhir ini, terlebih saat latihan tadi ada saja beberapa member yang membuat sedikit kesalahan. Jadinya mereka harus melakukan gerakan yang sama berulang kali sampai benar-benar sempurna.

"Woo, udah mau pulang nih. Lo mau bareng apa ntar nyusul?"

Jeongwoo sontak mengangkat kepalanya yang sedari tadi asik menunduk memperhatikan wajah manis Haruto yang tertidur. Ternyata semua anggotanya sudah pada selesai beres-beres dan hendak kembali ke asrama.

"Haruto baru aja tidur bang, kasian kalo dibangunin sekarang. Kalian duluan aja gapapa, nanti gue nyusul"

"Yaudah, baliknya jangan kemaleman ya"

Jeongwoo mengangguk.

Setelah ruang latihan itu sepi, Jeongwoo kembali memusatkan perhatian pada pemuda kecil yang masih tertidur pulas di sampingnya.

Perlahan tangannya terselip di pinggang ramping itu, kemudian diangkatnya badan Haruto ke pangkuannya sendiri dengan hati-hati agar tidak membangunkan si manis.

Padahal Haruto adalah tipe yang sulit dibangunkan jika sudah molor. Buktinya pemuda itu tak terusik sama sekali dan malah semakin menenggelamkan tubuhnya dalam dekapan Jeongwoo.

"Gemes banget astaga.."

Jeongwoo menggigit bibirnya sendiri. Sungguh, Haruto terlalu menggemaskan untuk dirinya yang memang selalu lemah pada hal-hal lucu.  

Pemuda berkulit tan itu semakin memajukan wajahnya hingga tepat berada di depan wajah lucu milik si pemuda jepun. Bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir merah gemuk yang selalu membuatnya tidak fokus.

"Gue penasaran, ini kalo digigit rasanya gimana ya"

Jeongwoo tau ini agak kurang ajar, tapi dia penasaran. Nempelin bentar doang kok, semoga Haruto gak bangun, pikirnya.

Cup

Terkutuklah Jeongwoo dan otak kotornya. Niat yang tadinya hanya ingin menempelkan bibir sekilas jadi buyar begitu lidahnya mengecap rasa manis. Dia kalap hingga kelepasan menggigit benda kenyal milik Haruto.

"Ngh!"

Mampus.

Haruto berjengit terkejut kala bibirnya seperti disengat sesuatu. Jeongwoo menegakkan tubuh, berusaha terlihat biasa saja meski jujur dadanya bergemuruh hebat.

"Sshh aduh! ada semut ya—eh?? Jeongwoo..?!"

Haruto melotot horor. Bagaimana tidak kaget, baru membuka mata dia sudah disuguhi wajah tampan Jeongwoo yany jaraknya begitu dekat, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan satu sama lain.

Ditambah lagi posisinya sedang dipangku, padahal seingatnya tadi dia tidur disebelah Jeongwoo. 

"Kenapa?"

"Ini, kok gue duduk disini sih?!"

Haruto baru mau berdiri, tapi kalah cepat oleh tangan besar Jeongwoo yang lebih dulu menarik pinggang rampingnya. Memnuat tubuh keduanya kini jadi malah semakin menempel tanpa celah.

"Jeongwoo! Lo kenapa deh? Yang lain udah pada pulang. Kenapa ga bangunin gue? Ayo pulaaang"

"Ru, pacaran ama gue mau ga?"

What the fuck.

◇◇

Park Jeongwoo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Park Jeongwoo

Watanabe Haruto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Watanabe Haruto



◇◇

Ini lagi aku revisi ya, penulisannya dirapihin biar lebih enak buat dibaca hehe
                               

sweet love | jeongharu [Revisi]Where stories live. Discover now