Part 2

1.8K 314 25
                                        

Sebuah alarm berbunyi nyaring memenuhi kamar mewah milik tunggal Ganendra. Lelaki yang bernama lengkap Haiden Ganendra itu ialah seorang pewaris utama PT. Ganendra- salah satu perusahaan tersohor yang bergerak di bidang properti. Dengan daddy nya yang menjabat sebagai Chief Executive Officer. Sedangkan mommy nya adalah seorang dokter bedah ternama sekaligus pemilik Medistra Hospital. Maka tak heran jika sejak kecil hidupnya berlimpah harta.
" Sial gue telat" ujarnya seraya bangkit dari tidurnya dan beranjak menuju bathroom.

Selang beberapa menit kemudian, Haiden melangkah tergesa menuruni tangga. Lengkap dengan setelan seragam yang terlapisi varsity jacket kebanggaannya serta jam tangan rolex yang melingkar apik pada pergelangan tangannya. Kedua kaki jenjangnya berjalan menuju basement- tempat dimana ia memarkirkan beberapa mobil sportsnya di penthouse. Seperti anak lelaki kebanyakan, Haiden memang lebih menyukai hidup sendiri di penthouse ataupun apartment daripada harus hidup di mansion bersama keluarganya.

Dengan segera Haiden memasuki Ferrari putih yang selalu ia gunakan akhir akhir ini. Menjadi anak dari CEO ternama membuatnya gemar mengoleksi mobil sports yang terkenal dengan harga fantastis. Di basementnya saja saat ini terdapat 5 mobil sports dengan berbagai merek, belum lagi koleksi mobil mewah lain di garasi mansionnya yang berjumlah sekitar 10 mobil. Tak heran karena kedua orang tuanya juga memiliki kegemaran yang sama dengan nya.

Jarak dari penthouse menuju sekolahnya membutuhkan waktu sekitar 10 menit, itupun jika tidak macet. Beruntung jalanan pagi ini lumayan lenggang, sehingga saat ini mobil mewah Haiden telah memasuki area parkir khusus roda 4 yang terlihat sudah terisi cukup banyak. Ia juga melihat mobil kedua temannya- David dan Kevin- yang terparkir paling depan. Tak lupa bibir tebalnya bergumam tidak jelas, menyumpah serapahi kedua temannya yang tidak ada inisiatif menelpon untuk sekedar membangunkannya.

" Awas aja lo berdua" gumamnya yang ditujukan untuk David dan juga Kevin setelah Haiden selesai memarkirkan mobilnya.

Selagi menunggu mata pelajaran pertama selesai, Haiden memutuskan untuk menunggu di perpustakaan sekolah. Lagi pula tidak mungkin juga dirinya yang sudah terlambat 15 menit ini memasuki kelas. Mrs.Clara, guru mata pelajaran pertama di kelasnya jelas akan menghukumnya. Daripada dihukum lebih baik ia menumpang tidur di perpustakaan saja bukan(?).

Ia mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi di pojok perpustakaan seraya menelungkupkan kepalanya di atas meja. Baru saja akan menutup mata, Haiden terpaksa mengangkat kembali kepalanya begitu mencium aroma bayi. Ia menelisik sekelilingnya- tidak ada siapapun di perpustakaan ini kecuali dirinya. Hingga kemudian atensinya menangkap presensi seorang pemuda berbahu lebar yang berjalan keluar seraya membelakanginya.

" He's smell like baby"  gumamnya, bersamaan dengan bunyi bel pertama- tanda istirahat untuk para murid telah tiba.

Dengan malas ia meraih ponselnya yang kini terus bergetar- menampilkan rentetan chat dari kedua temannya. Setelah balas mengetikkan beberapa pesan, Haiden berniat menghampiri David dan juga Kevin yang saat ini sudah menunggunya di kantin sekolah.

Kedatangan Haiden di kantin sekolah membuat sebagian murid disana memekik antusias, tak heran lagi mengingat paras tampannya yang menjadi pujaan setiap orang. Selain itu, statusnya sebagai calon pewaris PT. Ganendra juga menambah nilai plus dalam dirinya. Bahkan diluar sana banyak perempuan maupun laki laki manis yang bersaing secara terang terangan untuk mendekatinya. Haiden tentu saja tidak menolak, diberi afeksi dan perhatian lebih oleh seseorang termasuk salah satu hal yang ia sukai. Lagi pula Haiden selalu menerapkan prinsip sekali pakai, sesudah itu tidak akan dianggapnya lagi. Yang dimaksud sekali pakai disini bukan tentang having a hot night together in a bedroom, tetapi hanya menemaninya ketika pergi balapan di malam hari. Dirinya memang sangat pemilih, tidak dengan mudah menyentuh orang lain dengan konteks making love.

00.00//FIRST SIGHTWhere stories live. Discover now