Sequel "Rasta"

6.2K 392 22
                                    

            Yogyakarta.

            Entah sejak kapan aku begitu menyukai kota ini. Aku memutuskan untuk kuliah di sini dengan alasan karena aku ingin mandiri, jauh dari orang tua, dan berusaha sendiri di kota orang. Ya, aku menyukai kota ini! Sangat! Apalagi saat aku bertemu dengan sosok itu. Rasta namanya! Mungkin kalian bertanya-tanya siapa aku. Aku memang tak terkenal diantara cerita dalam kisah Ravy dan Bima, atau bahkan tak muncul sama sekali. Tapi aku ada. Aku hanya bayangan, bayangan semu yang mengagumi sosok itu dari jauh. Aku tahu, Rasta begitu memuja Ravy. Aku tahu, siapapun pasti begitu menyukainya. Dia manis, cantik bersamaan dengan wajah natural tanpa goresan apapun, lalu sifat cueknya namun terlihat lucu dan menggemaskan itu.. aku tahu, siapapun pasti sangat menyukainya atau bahkan iri. Aku salah satu orang yang iri itu. Iri karena tak ada orang yang akan memperlakukanku seperti Bima memperlakukan Ravy. Dari matanya saja sudah terlihat kalau Bima sangat menjaga peri kesayangannya itu. Lalu Rasta jadi pihak ketiga. Ah, cukup! Kenapa harus Rasta, dan kenapa harus Rasta yang kusuka! Oke, aku memang cemburu!

            “Kamu jadi ikutan kegiatan baksos itu?” seseorang menepuk bahuku, membuatku harus menoleh. Salah satu teman kuliahku.

            “Emang jadi kemana..? Ke wilayah banjir di Jakarta lagi?”

            “Iya, nih..! Kalau mau ikut tanda tangan di sini, ya..!”

            Aku menatap lembaran berisi nama, nomor HP dan tanda tangan di tanganku. Aku menelusuri nama-nama itu sampai akhirnya kutemukan satu nama di sana. Nama Rasta. Lengkap beserta nomor HP dan tanda tangannya. Aku tersenyum, lalu mengambil pulpenku dan menulis namaku di lembaran itu. Sepertinya aku masih punya kesempatan untuk mendekat padanya. Sebenarnya modusku cukup terlihat. Aku sengaja mengikuti kegiatan itu untuk mendekati Rasta. Ah, entahlah.. kenapa juga kisah ini sarat dengan kisah cinta sejenis begini! Sebenarnya Rasta pernah memiliki pacar cewek. Aku tahu, karena mantan pacarnya itu adalah sepupuku. Dulu Rasta sering sekali ke rumah Lily saat aku tinggal di sana bersama mereka. Aku sering memperhatikannya, dan sejak saat itulah muncul bibit yang akhirnya bertunas. Bibit yang akhirnya dikenal dengan nama CINTA. Aku jatuh cinta padanya.

            Lalu sejak mereka putus dan aku memutuskan untuk tinggal di kostan dengan alasan aku ingin mandiri, cintaku yang kupendam untuknya kini tumbuh. Tapi entah sejak kapan aku begitu picik diantara sifat malu-malu, pendiam dan cuekku. Aku melakukan hal yang baik, tapi ada niatan lain di balik itu semua. Aku merasa.. ya, sudahlah!

***

            Kegiatan bakti sosial itu dilaksanakan di sebuah daerah di Jakarta. Kami datang ke pengungsian warga bersama. Kebetulan aku satu bus dengan Rasta. Sejak kami berangkat dia selalu berceloteh ke sana ke mari, menceritakan lelucon seperti biasanya. Tapi aku diam. Karena memang ini sifatku. Aku tidak nyaman kalau harus bergabung bersamanya walau sekedar untuk tertawa.

            “Kan udah tahu ya siapa aja yang punya partner. Kami sengaja bikin kalian satu grup dua orang agar kalian mudah dan grup bisa berpencar. Aku sama Ghani..! Ghani tuh yang mana, sih..?” Rasta memberikan instruksi. Dia adalah ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Dia celingukan mencari orang yang memiliki nama Ghani. Itu namaku! Aku satu grup bersama Rasta! Mimpi apa aku semalam?!

            Aku mengangkat tanganku dengan ragu. Begitu melihatku, Rasta langsung tersenyum dan menghampiriku. Dia mengulurkan tangannya, mengajakku bersalaman.

            “Hai, aku Rasta! Salam kenal, eng... Ghani...”

            “Iya, salam kenal, Rasta...” aku menyambut uluran tangannya canggung. Tangannya hangat, sehangat kepribadiannya. Aku suka!

Why? (Sequel RnB Series "Rasta") - BXBحيث تعيش القصص. اكتشف الآن