Part 2

7.2K 515 6
                                    

            Mereka masih terdiam. Ravy melirik Bima dengan pandangan memaksa, sementara Bima menelan paksa ludahnya. Perlahan tangannya meletakkan sendok dan garpu di tangannya di atas piring makannya. Acara makan pagi mereka harus diawali dengan paksaan Ravy yang masih ngotot ingin pergi ke Bali untuk liburan kuliah.

            “Eyang, eng.. itu.. Bima mau ngomong sesuatu..” Bima menggaruk tengkuknya. Suara gugupnya perlahan membuat Eyang menoleh. Eyangnya menatap Bima dengan pandangan ingin tahu.

            “Bima mau ngomong apa?” Eyang bertanya penasaran. Bima masih kesulitan untuk mengutarakan maksudnya, namun melihat Ravy yang melotot di seberang mejanya sambil menendang-nendang lututnya membuat Bima mau tidak mau berusaha menyampaikan idenya.

            “Liburan kuliah ini... itu... Bima dan Ravy mau izin liburan ke Bali, Eyang. Boleh..?” suara Bima terdengar serak. Eyang kini menoleh ke arah Ravy. Ravy hanya menampakkan giginya dengan wajah berharap. Ravy berharap tatapan Eyangnya berarti mengiyakan walau dengan syarat-syarat tertentu.

            “Udah izin sama Bunda kamu?” pertanyaan Eyang membuat Ravy makin ragu. Ravy menggaruk kepalanya yang tak gatal.

            “Ravy izin sama Ayah, kalau Ayah iya ntar Bunda juga iya..”

            “Lalu Azril?” Eyang tahu bagaimana sikap Azril pada adik satu-satunya yang sangat disayanginya itu. Ravy menelan paksa ludahnya lalu menghela nafas.

            “Kalau abang sih biar aja, Eyang...” Ravy mengerucutkan bibirnya dengan wajah kesal. Bima menatapnya dengan wajah gemas. Ah, Bima! Kenapa selalu saja ingin menyerang Ravy saat Ravy menampakkan sifat kekanakannya.

            “Sama Bima?” Eyang bertanya cepat. Ravy dan Bima mengangguk bersamaan. “Kalau sama Bima sih Eyang nggak cemas, tapi tetep aja izin dari Bunda kamu yang penting..”

            Ravy tersenyum lebar. Bima ikut tersenyum. Sepertinya tinggal izin Bundanya yang harus dia dapatkan. Ravy menatap HPnya sekilas, lalu perlahan mengetik sebuah SMS untuk Bundanya.

            “Bunda, Ravy sama Bima mau liburan ke Bali. Boleh, ya?”

            Pesan terkirim. Belum semenit SMS terkirim, panggilan dari Bunda langsung masuk di HPnya. Bundanya menelpon langsung begitu membaca SMSnya. Ravy menekan tombol jawab dengan wajah takut-takut.

            “Ravy ke sana sama Bima? Mau ngapain di Bali? Liburan? Apa nggak ada yang lebih jauh lagi?” Bunda langsung bertanya cepat tanpa jeda. Ravy membisu.

            “Bundaaaaaa.....” Ravy merengek.

            “Kasih telponnya ke Bima! Bunda yakin pasti kamu yang maksa Bima buat ke sana!” Bundanya menjawab ketus. Ravy merengut dan langsung memberikan HPnya pada Bima. Bima menerima uluran HP Ravy dengan wajah penuh tanya.

            Bima berdiri, lalu pergi dari ruang makan. Dia sepertinya harus mengeluarkan jurus rayuannya lagi pada Bunda Ravy. Ah, Ravy! Jangankan Bunda kamu, kamu saja bertekuk lutut di hadapanku! Bima terkikik geli dan akhirnya beranjak pergi untuk bernegosiasi dengan Bunda Ravy.

***

            Bali. Ravy berteriak kencang saat paru-parunya terisi dengan aroma garam khas lautan. Saat ini Ravy berada di Tanah Lot untuk melihat matahari terbenam. Senyuman tak pernah hilang dari bibirnya, sejak pertama kali mereka sampai di bandara. Bima kerepotan mengikuti langkah kakinya yang buru-buru ingin cepat sampai di penginapan. Sebenarnya mereka memutuskan untuk menginap di sebuah penginapan kecil dan sederhana. Alasannya sederhana, karena mereka ingin merasakan liburan yang benar-benar berkesan. Jadi uang saku mereka yang harusnya untuk biaya menginap di hotel diam-diam mereka simpan untuk keperluan lain.

Where? (RnB Series Season 3) - BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang