Skate

2 0 0
                                    

Arabelle terus mengumpati dirinya selama berada di perjalan menuju ice rink. Katakan dirinya bodoh karena sudah meng-iyakan ajakan Kana untuk maraton drama korea sampai jam tiga dini hari.
Ponsel Arabelle tak berhenti memunculkan notifikasi pesan maupun telpon, semua isi pesannya kurang lebih sama. Menanyakan keberadaan Arabelle sekarang dimana.
Arabelle hanya berharap mobilnya sekarang berubah menjadi mobil ambulan lalu mengeluarkan sirine, agar lautan manusia di hadapannya membukakan jalan untuknya.
Tepat di lima belas menit terakhir sebelum ekshibisi dimulai, mobilnya sudah terparkir di lokasi. Arabelle harus bergegas. Mustahil dirinya bisa berganti pakaian dan memoles wajahnya dengan make up dalam kurun waktu kurang dari lima belas menit.
Arabelle mengambil tote bag dan sepatu skate yang ia taruh di kursi belakang. Sebelum akhirnya keluar dari mobil dan berlari kecil memasuki ruangan, sebab ponsel di tangannya sudah memunculkan kembali notifikasi telpon dari Yesara- pembimbingnya selama ini.
Tapi sepertinya perjalanan Arabelle dari parkiran menuju ruangan tak dibiarkan mulus begitu saja. Pasalnya beberapa detik yang lalu Arabelle tak sengaja menabrak bahu-yang entah milik siapa, membuat tubuhnya terhuyung dan spontan menoleh ke arah lelaki yang jika Arabelle boleh jujur, ia sangat tampan.
Rambut berwarna ash grey dengan potongan mullet, mempertegas garis rahang dan hidung bangirnya. Tubuh atletis nya dibalut kemeja yang ketiga kancing atasnya ia biarkan terbuka. Memberikan kesan seksi dan mahal diwajah yang Semesta pahat dengan sempurna.
Sepertinya Arabelle akan mendapat predikat manusia teraneh karena Arabelle mengaku kalau ia jatuh cinta dengan sosok laki-laki dihadapannya. Tidak, lebih tepatnya, Arabelle jatuh cinta dengan titik hitam di pipi laki-laki hadapannya. Ada rasa keinginan yang besar untuk Arabelle mengecup titik hitam itu sekarang juga. Gila memang.
Telpon di genggaman Arabelle kembali bergetar, layarnya memunculkan panggilan masuk dari Yesara, memaksa Arabelle menghapus angan-angan konyolnya dan mulai mengangkat telpon dari Yesara yang tidak akan kunjung mati bilamana Arabelle tak mengangkatnya juga.
"Sorry ya, gue gak sengaja." Ucap Arabelle sebelum akhirnya ia melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti.

Tanpa menyadari salah satu sepatu skatenya lepas dari genggaman tangannya.
Tanpa menyadari bahwa ini adalah awal dari warna dalam hidupnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Judul Standar - Tulis Judul Kamu SendiriWhere stories live. Discover now