prologue: where the magic begins.

26 4 0
                                    


Serans, France. 1999.

⠀⠀ Sabtu sore gadis kecil berpipi tembam itu kembali ia habiskan bersama sang Ayah. Sudah menjadi rutinitas bagi Adrien, sang Kepala Keluarga Sauveur, untuk menyisihkan akhir pekan khusus bersama keluarga kecilnya. Salah satu kegiatan favoritnya 'tuk habiskan waktu bersama putri semata wayangnya itu adalah dengan mengajak Sera bermain di alam bebas—khususnya hutan. Selain melatih skill dan insting sang anak, Adrien juga ingin membiasakan Sera dengan alam—khususnya makhluk dan tumbuhan ajaib yang mereka temui di hutan.

⠀⠀ Adrien memang memiliki ketertarikan terhadap dunia flora dan fauna. Pekerjaannya pun selaras dengan minat pria keturunan Perancis itu; di mata non-magique, Adrien adalah seorang Dokter Hewan sementara di kalangan penyihir Adrien adalah seorang Magizoologist (ahli studi bidang makhluk ajaib) dan Herbologist (ahli studi dalam bidang jamur dan tumbuh-tumbuhan manusia). Adrien juga cukup handal dalam meracik ramuan herbal guna menyembuhkan manusia dan hewan yang sakit dan terluka. Maka dari itu, tak heran pria lulusan dari asrama Bellefeuille Akademi Sihir Beauxbâtons itu berharap Sera tumbuh menjadi gadis yang menyukai alam—sama seperti dirinya—untuk bangun koneksi dan minat yang sama.

⠀ ⠀"Papa! Look! It's a "papillon"!" ujar Sera dengan nada antusias. Sepasang manik mata kecokelatan miliknya tertuju pada hidung mungil sang gadis kecil yang dihinggapi seekor kupu-kupu biru. Lambang dari salah satu asrama Beauxbâtons lainnya, Papillonlisse. Pemandangan tersebut berhasil membuat Adrien terkekeh karena rasa gemasnya terhadap sang putri. Diam-diam sang Ayah jua berharap bahwa Sera dapat mengenyam pendidikan di akademi yang sama dengannya. Namun, seketika senyuman sang tuan memudar begitu mengingat mitos lain yang berkembang dari memori masa kecilnya; hinggapnya kupu-kupu membawa sebuah berita buruk.

⠀ ⠀"Oh, no, dearie. Some say that butterfly bringsDOR!" kalimat Adrien terputus begitu mendengar suara tembakan yang menggema nyaring di dalam hutan. Membuat kupu-kupu yang sebelumnya hinggap nyaman di hidung sang gadis kecil kabur dan seakan menuntun Sera menuju sumber suara tersebut. Bak dalam pengaruh sebuah mantra, gadis kecil keluarga Sauveur itu pun berlari mengikuti arah kupu-kupu itu terbang.

⠀ ⠀"Wait—Sera! Where are you going?" Adrien merubah tempo langkahnya menjadi berlari; mengikuti jejak Sera yang samar-samar tertutup banyaknya tumbuhan lebat di antara mereka. Satu kuasanya meraih tongkat sihir yang ia sembunyikan di saku dalam coat cokelat yang ia kenakan. Dengan satu ayunan, tumbuhan liar nan lebat yang sebelumnya menghalangi langkah Adrien tunduk dan membuka jalan untuknya.

⠀ ⠀"Sera! Slow down!" pinta Adrien yang mulai kehabisan napas karena mengejar putri semata wayangnya itu. Berbeda dari anak seusianya yang mungkin akan takut dan malu-malu dengan sekitarnya, Sera kecil penuh dengan rasa keingintahuan dan cukup keberanian untuk mengungkap apa yang ada di sekitarnya.

⠀ ⠀"NOOOO!" jeritan Sera membuat detak jantung sang tuan meningkat; cemas bahwa kini sang putri dalam keadaan bahaya.

⠀ ⠀"SERA—are you—Oh?" Langkah Adrien terhenti begitu menemukan gadis kecilnya bersimpuh di samping seekor rusa dengan luka tembak dan darah mengucur dari bagian jantung si rusa.

⠀ ⠀"Papa, it's wounded. C-can we.. save it?" tanya Sera dengan bibir bergetar karena menahan tangis. Bulir air mata memupuk di sudut mata monolid sang gadis kecil, dadanya terasa sesak melihat keadaan rusa malang yang ada di hadapannya. Dalam pikiran polosnya ia bertanya-tanya, kenapa ada yang tega menyakiti rusa ini?

⠀ ⠀Adrien pun jadi ikut bersimpuh di samping gadis kecilnya, mengangkat tongkat sihir yang ada dalam genggaman kuasanya dan merapalkan mantra penyembuh yang ia pelajari.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

✧ the magical sera ✧Where stories live. Discover now