🍂 - 10

197 29 8
                                    

" The Truth "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" The Truth "

.
×
.
×

"Cepet juga lo sampe sini"

Aku memutar bola mata malas lalu duduk disalah satu bangku ruang kerjanya yang kosong, Ei terlihat sibuk merapikan banyak berkas lalu menumpuknya diatas meja kerjanya.

Sesekali gadis itu menaik turunkan alisnya atau membenarkan kacamatanya, disaat bersamaan jemari lentiknya sibuk menari-nari diatas keyboard laptop.

"Terus, gue sampe sini harus nungguin lo kelar kerja dulu?"

Ei mengangguk, membenarkan letak kacamatanya untuk kesekian kalinya, aku menghela nafas berat, pandanganku menelusuri tiap sudut ruangan Ei yang tidak berantakan tapi tidak rapi juga.

Dulu, saat kecil aku seringkali bersembunyi diantara lemari demi menghindari amukan Mama, tak jarang aku tertidur karna lelah menangis, saat bangun tiba-tiba aku sudah ada dikamar.

Kukira rumahku dulu ada mahluk mistis yang hobi membawaku kekamar saat tidur, tapi pernah sekali waktu aku pura-pura tidur untuk mengetahui siapa yang membawaku kekamar dan ternyata itu adalah Ei.

"Jadi, gue harus mulai darimana ya?"

Aku mengangkat sebelah alisku menatap Ei yang masih menyibukkan diri dengan laptopnya.

"Cerita apa yang gue gatau?"

Ei menghela nafas lalu meregangkan jemarinya.

"Kita mulai dari perceraian Mama"

Sejenak Ei memberi jeda dengan suara ketikan keyboardnya selama beberapaa saat, aku hanya diam menunggu ucapan Ei selanjutnya.

"Papa kita namanya Zhongli"

"HAH?"

"Kenapa?"

"ITU KAN YANG PUNYA JADE CHAMBER??? PERUSAHAAN YANG PUNYA BANYAK SEKTOR PERDAGANGAN DI LIYUE??"

"Ya ga salah juga sih, tapi lebih tepatnya yang punya tuh istrinya, dia kurang lebih numpang nama? I dont know "

Aku memijat kepalaku pening, bagaimana bisa aku ini anak hasil pernikahan mereka?.

"Yah, Mama menikah karna perjodohan dan sejak awal Mama udah cinta sepihak sama Papa, Papa terlanjur jatuh cinta sama Tante Ning, alhasil hubungan mereka bener-bener bisa dibilang ga baik, sering berantem karna hal kecil, puncaknya adalah ketika Papa make alasan kematian Makoto sebagai bentuk kegagalan Mama dalam ngurus anak, Papa juga nyalahin Mama karna gabisa ngasih keturunan cowok, karna Mama udah ga kuat, Mama meminta cerai.."

Lengkara || PungudProjectWhere stories live. Discover now