"Kau tidak pantas menerima maaf dari mereka."

"Aku tahu ..." Donghae berkata, "Aku tahu itu, aku bahkan tidak bisa memperbaiki semuanya. Aku sangat menyesal karena Taeyeon pergi untuk selamanya, aku bahkan meninggalkan Hyejin tanpa sepatah kata pun. Aku hancur ketika Taeyeon tidak ada di sisiku lagi, ditambah aku hanya bisa sendirian ketika aku membesarkan Taeyong."

"Aku selalu berharap Taeyeon tak pernah tau tentangku dan Hyejin. Aku berusaha dengan keras untuk melepas wanita itu dan kembali pada Taeyeon, karena aku tau hanya Taeyeon yang kubutuhkan." setetes air mata lolos pada pipi Donghae, tak memunculkan rasa kasihan Changmin pada Donghae, malah pria itu semakin murka padanya.

"Malam itu, malam Taeyeon membuat Yunho dan Jaejoong pergi, aku berada di US bersama Hyejin. Aku tak memperhatikan Hyejin sama sekali dan gelisah merindukan Taeyeon. Hingga akhirnya aku memilih pulang ke Korea dan meninggalkan Hyejin sendirian. Aku tak pernah sekamar dengannya saat disana. Kami bersama hanya murni pekerjaan pada saat itu, karena rasaku untuk Hyejin benar-benar hilang."

"Setelah aku berhasil melepas Hyejin, Taeyeon malah pergi meninggalkanku. Aku merasa begitu bersalah dan terpukul akan hal itu." isaknya, "Harusnya... Harusnya aku menceritakan semuanya padanya dan berlutut seumur hidupku dibawah kakinya."

Dengan rahang yang terkantup rapat, kaki jenjang Changmin melangkah maju mendekat pada Donghae, tangannya terkepal erat yang kemudian dilayangkan pada wajah Donghae.

BUGH

"Untukmu yang menyakiti Taeyeon."

BUGH

"Untukmu karena menduakan Taeyeon."

BUGH

"Untuk kau, karena kau Yunho dan Jaejoong meninggal."

BUGH

BUGH

Air mata yang Changmin tahan, keluar tanpa pertahanan lagi diwajah Donghae yang terkapar pasrah dibawah Changmin, membiarkan Changmin memuaskan hatinya untuk membuatnya babak belur, Donghae merasa sangat pantas menerima ini.

"Untuk kau yang membuat Taeyong dan Jaehyun menderita."

BUGH

BUGH

BUGH

"PAMAN!!!" Changmin ditarik Jaehyun kuat untuk menjauh pada tubuh Donghae yang terkapar dilantai dengan luka lebam dimana-mana, bahkan bibir Donghae robek.

"Hentikan kumohon, ini dilorong Rumah Sakit, kumohon hentikan." ucap Jaehyun yang panik, tangannya melingkar pada tubuh Changmin, berusaha menahan pria itu agar kembali melayangkan pukulan pada wajah Donghae.

"Dan itu semua untuk kau yang telah membuat Taeyeon pergi." lirih Changmin, nafasnya terengah, "Sebaiknya kita menghindar dulu untuk sementara, aku tak tahan jika harus melihat wajahmu. Bisa-bisa kau mati ditanganku nanti." ucap Changmin dingin, lalu melepaskan pelukan Jaehyun pelan.

Bibir Changmin tersungging tipis saat berbalik menghadap Jaehyun, "Hubungi Paman jika terjadi sesuatu pada Taeyong, Paman pulang dulu." ucapnya, setelah mengelus kepala Jaehyun. Jaehyun hanya bisa mengangguk pelan sembari menatap kepergian Changmin.

Kepala Jaehyun menoleh pada Donghae yang masih terbaring dilantai Rumah Sakit, meringis pelan melihat betapa berantakannya Donghae. "Uncle, bibirmu robek." ucapnya, membantu Donghae mendudukkan diri.

Ringisan terdengar oleh Jaehyun, "Tak apa, sudah sepantasnya aku menerima ini. Kau sudah makan?" tanya Donghae, sembari beberapa kali menekan bibirnya yang terasa perih.

Jaehyun mengangguk tipis, tak tau ingin berinteraksi seperti apa dengan Donghae, mereka menjadi sangat canggung. "Hm, dan Bu Kim menunggu Uncle untuk makan bersama."

My Bodyguard (JAEYONG) ✔️Where stories live. Discover now