Possessed

760 75 21
                                    

Koloid beterbangan mengambang di udara, berbagai partikel memasuki rongga hidung dan mata, juga menyapu permukaan kulit. Kain satin putih masih membalut perabotan, kecuali jam lonceng besar berbahan jati yang berdiri gagah di sudut ruang tengah. Yunho tidak tahu apakah dirinya mengambil keputusan yang benar atau tidak saat ia menerima tawaran rumah kontrak berharga murah. Dirinya tidak suka asrama atau kost karena tidak akan ada banyak privasi, pikirnya.

Dibukanya satu persatu satin putih. Tidak sengaja, saat kakinya melangkah melewati jam lonceng, sudut matanya melihat benda kecil berkilau memantulkan cahaya. Dirasa penasaran, dirinya berjalan mundur. Bola matanya yang jernih ikut memantulkan cahaya kilauan cincin. Bak dihipnotis, tanpa ragu dirinya membuka kaca jam lonceng dan mengambil cincin itu. Hanya sebuah cincin silver. Terlihat usang namun masih menampakkan kilauannya. Bagian luar permukaan diukir membentuk rantai DNA. Dilihatnya seksama bagian dalam, memejamkan sebelah mata dramatis hendak mengintip ke sisi dalam cincin. Di sana terukir tulisan 'Min. Gi.'

“Min Gi? Halo? Min Gi, Kamu meninggalkan cincin di sini.” Ucap Yunho main-main. Tentu ia tahu dalam rumah ini hanya diisi oleh dirinya seorang.

“Min Gi, Min Gi, Min Gi~” Celotehnya sambil membersihkan peralatan sesaat setelah memasukan cincin itu pada jari manisnya.

Beberapa jam sampai bulan purnama menampakkan dirinya, Yunho selesai membersihkan seluruh rumah. Badannya lelah tapi ia tidak bisa tidur. Pikirnya, jika melelahkan tubuh sejenak ia akan tertidur nyenyak. Dibukanya file berisi video biru. Yunho menonton sembari melakukannya sendiri. Perlu digaris bawahi, pemeran yang ada dalam video tersebut adalah sepasang perempuan dan laki-laki.

Tetapi kenapa sekarang Yunho bermimpi dirinya sebagai pemeran utama dalam video terakhir yang ia tonton dengan lawan main laki-laki juga?

Yunho betul menyadari dirinya sedang bermimpi. Di dalam mimpi itu, pertama kalinya ia merasakan rasa sakit yang tak tertahankan karena bagian bawahnya meminta untuk dimasuki. Kedua tangannya diikat menggunakan kain satin putih ke kayu ranjang, dengan baju yang senada. Tidak memakai bawahan, kancing atas terbuka karena tubuh yang tak berhenti meronta-ronta,

sudah tidak tahan.

Dirinya memohon pada seorang bayangan di sudut ranjang, meminta pertolongan untuk menghilangkan sedikit rasa sakit yang ia rasakan. Maka bayangan itu perlahan merangkak mendekat, menampilkan sosok pria berwajah maskulin yang tentunya semakin membuat Yunho menggeliat.

“Aku Mingi, kau?”

“Aku tidak tanya namamu bodoh! Cepat bantu aku, sialan.”

“Oh—Yunho, ya. Aku harus melakukan apa?”

Yunho menggeram kesal. Laki-laki tampan itu semakin tersenyum lebar. Itu mengerikan, tapi Yunho semakin bergairah. Jika tidak bisa menyentuh dirinya sendiri, maka ia masih punya fantasi yang masih bisa ia imajinasikan.

Dirinya mulai memikirkan skenario bersama pria di depannya. Sedangkan pria itu hanya berdiam diri melihat Yunho. Tangannya diletakan di dagu, seolah menilai dan memprediksi apa yang akan dilakukan oleh Yunho selanjutnya.

Sampai pada pelepasannya, Yunho tersentak lalu terbangun. Dilihatnya jam dinding yang masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Dirinya betul-betul ingat mimpi yang ia alami beberapa jam yang lalu. Pria itu bertubuh tinggi, memakai pakaian hitam berbahan kulit dan rantai pada seluruh lengannya. Yunho akui pria tadi sangat tampan, tapi senyumannya seperti setan.

possessed [minyun]Where stories live. Discover now