🌿 Chapter 4.2 🌿

702 27 4
                                    

Chapter 4 – The Hidden Secret

~ Part 2 ~

🌿🌿🌿

Penerjemah:
Funzee Shu

Proofreader:
TheodoraMel

🌿🌿🌿

        Keesokan paginya, dokter sekolah yang selalu datang tepat waktu itu berdiri di luar klinik, mengambil gagang pintu yang tergeletak di koridor, lalu membuka pintu yang terkunci menggunakan kunci dan berjalan memasuki ruangan yang berantakan.

        Keesokan paginya, dokter sekolah yang selalu datang tepat waktu itu berdiri di luar klinik, mengambil gagang pintu yang tergeletak di koridor, lalu membuka pintu yang terkunci menggunakan kunci dan berjalan memasuki ruangan yang berantakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

        Cahaya matahari yang bersinar terang itu menerpa wajah Gao Shide melalui sela-sela jendela besi. Butuh beberapa saat hingga orang yang tertidur pulas tersebut membuka matanya dan melihat seseorang berdiri di ujung tempat tidur sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.
        "Apa kau melakukannya?"*
        Pei Shouyi melempar tatapan nakal ke arah dua orang yang  berbaring di tempat tidur tersebut, seolah-olah dirinya sedang melihat pertunjukan yang menarik.

*T/N: maksudnya tuh si PSY nanya, GSD dah 'nembak' (nyatain perasaannya) ke ZSY belum? Gitu loh ya 😅

        "Shh."
        Orang yang baru saja terbangun itu dengan gugup menempelkan telunjuk kirinya ke bibir, memberi isyarat pada pria tersebut jika ada yang ingin dikatakan sebaiknya nanti di luar saja. Namun, Pei Shouyi masih saja menyilangkan kedua tangannya dan tidak beranjak sedikit pun. Dalam keputusasaan, Gao Shide akhirnya hanya bisa menangkupkan kedua telapak tangannya sambil berkata "tolonglah" dengan gerakan mulutnya, barulah pria itu berbalik dan melangkah ke luar.
        "Hisshh ......"

*) mendesis (onom)

        Setelah Pei Shouyi pergi, Gao Shide mengerutkan dahi dan mencoba menarik kembali lengan yang dipinjamkannya pada Zhou Shuyi sebagai bantal. Namun, karena sirkulasi darah yang tertahan cukup lama, bagian siku hingga ujung jarinya jadi mati rasa dan tidak dapat digerakkan. Akhirnya, ia hanya bisa memegang lengan kirinya dengan tangan kanan, lalu perlahan-lahan menarik kembali lengan itu dari bawah tengkuk pria di sampingnya tersebut.

 Akhirnya, ia hanya bisa memegang lengan kirinya dengan tangan kanan, lalu perlahan-lahan menarik kembali lengan itu dari bawah tengkuk pria di sampingnya tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[WBL] Forever No.1 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now