Prologue🍂

6 4 0
                                    

Happy Reading!!

Udara dingin di pagi hari tak selamanya membuat hati nyaman. seperti biasanya kegaduhan di mulai dirumah. barang-barang yang mulai berterbangan, teriakan, rumah yang mulai berantakan dan beberapa suara gaduh lainnya membuat suasana pagi ini tak baik.

CUKUP!.

satu kata yang cukup keras itu bisa menyimpulkan bahwa sesuatu yang terjadi pagi ini kacau.

bisa dibilang hal ini sudah biasa terjadi dirumahnya. ia sudah biasa menghadapi semua pukulan yang ayahnya lontarkan kepada dirinya. adiknya yang hanya terdiam menangis dan bergetar melihat raka dipukul, ditendang beberapa kali oleh ayah kandungnya sendiri. raka selalu mengatakan kepada jilan adiknya untuk diam dikamar jika hal ini terjadi, namun jilan tidak pernah mendengarkannya dan ia selalu berdiam melihat abangnya di siksa habis-habisan oleh seorang ayah yang seharusnya menyayangi mereka.

"ARGHHHH DASAR ANAK GAK TAHU DIRI" teriak ayah

ia meninggalkan kedua anaknya yang terlihat sangat trauma dengan apa yang dirinya lakukan terhadap mereka namun, ia hanya pergi tanpa mempedulikan salah satu anaknya tergeletak lemas.

Raka mencoba bangun dan menghampiri jilan yang begitu bergemetar. dengan senyum manis dan tatapan tulus yang terhalang oleh kacamata yang berembun, raka mengusap kepala adiknya itu dan mendekapnya kepelukannya. jilan terus menangis di dekapan sang abang yang sudah terlihat babak belur.

" abang kenapa selalu begini? " monolog hatinya

jilan yang sudah mulai tenang memegangi abangnya untuk ke kamar dan mengobati lukanya. raka tertatih tatih saat berjalan menuju kamar dan terus menyeringai menahan sakit. jilan terus memerhatikan abangnya yang terus menyerigai menahan sakitnya. terkadang jilan berpikir untuk menggantikan posisi abangnya ini namun abang selalu mengalah dan membuat dirinya dipukuli.

" abang kenapa ngalah lagi? "

perkataan itu cukup membuat raka melihat ke arah adiknya yang sedang mengobati beberapa lukanya.

" abang hanya gak mau kamu terluka " singkatnya

" bang...gue udah besar, gue bisa bantu lu kok bang. kita bisa lapor ayah ke polisi "

" shhtt...jilan, itu ayah kita "

mereka terdiam cukup lama. raka terus menatap adiknya itu, ia menyadari bahwa adiknya sudah tak tahan dengan semua keributan ini. namun, ia juga tidak bisa melawan ayahnya begitu saja karena ia tahu ayah sebenarnya tidaklah jahat.

" Bang...gue gak percaya cinta dan kasih sayang kalau kaya gini caranya "

perkataan jilan membuat raka memandang adiknya itu dengan tatapan yang begitu terkejut.

" Bang...ayah kaya gini karena bunda kan? karena cinta kan? "

air mata jilan tak tertahankan lagi, raka yang melihat itu tak kuasa melihat adiknya...ia tahu sangat kalau adiknya itu sudah sangat stress dan lagi-lagi yang ia bisa hanya memeluk adiknya ke dalam dekapannya.

" sabar ya jilan..."











































TRAILER



maaf nih kalau trailernya gak jelas sangat wkwkwkw

















SignWhere stories live. Discover now