LG : No More

16 1 0
                                    

Kedua tangan berbeda ukuran itu bergandengan, yang kecil nampak tenggelam dalam telapak tangan yang besar, menggenggam erat. Tawa yang lolos, manik yang berbinar, hari si ayah tak pernah lebih indah daripada itu.

"Hyung, sudah semakin dingin sepertinya."

Yah, dan tentu saja satu sosok lagi. Namanya Kim Donghyun, yang rela mengubah marganya menjadi Im. Ciptakan senyuman seindah fajar untuk mereka yang menjalani hari yang cukup dingin. Salju turun sejak seminggu lalu dan sekarang mulai menebal. Bahkan putri tunggal mereka berkali-kali terjebak akibat tak kuat menopang tubuhnya.

"Hyunmi digendong Papa, ya?" tawaran lolos dari pemilik mata madu, sosok dominan yang kerapkali disebut 'Papa' oleh satu-satunya kaum hawa di sana.

Si kecil sempat berpikir cukup lama, timbulkan gemas dari kedua orangtuanya. Si dominan langsung saja mengangkat tubuh kecil itu dan memeluknya erat, buat yang digendong meronta-ronta protes.

"Enggak cium! Aaaa Mamaaaa~" adunya, kaki yang menendang-nendang angin, juga bibir yang otomatis mengerucut—sok meniru sang Mama kalau sedang marah.

"Enggak galak, wleee," Youngmin—nama si dominan—secara naluri langsung meledek putrinya. Senang saja melihat putrinya mengomel tak karuan, biasanya di dukung dengan jari pendek yang mengepal dan tertahan di udara. Mirip anak kucing yang marah sebab makanannya diambil.

"Sudah," Donghyun menepuk bahu Youngmin, tegur suaminya. Lantas selipkan lengannya dan berjalan sembari menyandari bahu lebar si dominan. "Hyunmi sayang, jangan cemberut begitu ... nanti mirip Papa."

Oke, pertama, Hyunmi paling sebal kalau disebut mirip Papa-nya.

Bukan, bukan karena hal lain. Tapi Papa-nya tidak manis sama sekali! Hyunmi kan mau mirip Mama, biar cantik dan manis!

"Hyunmi mirip Mama ...," intonasi nadanya menurun seketika, pasang wajah seolah Donghyun baru saja berkhianat padanya. "mirip Mama, nih, nih, liat kan?"

Youngmin tertawa, mengecup pipi tembam putrinya. "Kok enggak mau mirip Papa? Kan Papa ganteng," ucapnya penuh percaya diri.

Raut wajah Hyunmi berubah datar seketika. "Papa sama kayak Papa-nya Dongju ... sering banget bilang diri sendiri ganteng."

Sebentar, para pembaca ... kalian tidak perlu membayangkan sekeras apa Donghyun tertawa.


!!!


Kamar selalu menjadi tempat dimana seluruh rahasia dipendam.

Keceriaan sejak pagi segera berganti kemuraman. Bahkan Donghyun menyadari itu lebih cepat dari biasanya, memeluk Youngmin dari belakang dan semakin mengeratkan pelukan ketika sadar si dominan telah menangis.

"Aku tidak tahu harus bilang apa," sengau suara Youngmin, sisi lain dominan yang hanya mampu ditunjukkan pada Donghyun. Jelas Hyunmi tak pernah melihat Papa-nya menangis, paling-paling ketika ia menjadi anak manis atau Youngmin sedang masa melankolis.

"Hyunmi akan mengerti,"

"Dia ... tidak akan membiarkan dirinya mengerti," bantah Youngmin segera, melepas pelukan Donghyun hanya untuk melihat secara utuh wajah suami-nya. Melihat cantik mata Donghyun yang kini menyinarkan luka. "k-kau juga ... kau juga!"

Kalau tidak ingat ketakutan terbesar Youngmin, mungkin sekarang Donghyun akan menceramahinya, bertindak menasihati atau sesuatu. Tapi Donghyun mengerti, amat sangat memahami bagaimana seorang gadis kecil bisa merengut banyak hal dari mereka dalam sekejap.

Awal mereka mengadopsi Hyunmi, semuanya berjalan buruk. Tinggal di tempat yang bocor sana-sini, Donghyun harus membawa Hyunmi kemanapun ia pergi, lalu satu dan lain hal. Jelas semuanya berpengaruh pada tumbuh-kembang Hyunmi, gadis kecil itu menjadi saksi kehidupan mereka sejak masih dalam gendongan.

Last GoodbyeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant