prologue

266 22 2
                                    

"Hah... Hah.... Hah... "

Duk duk duk...

Aku Chou tzuyu. Jika kalian melihat yang menonjol dariku selain "dada" tentunya aku mempunyai rambut hitam legam. Serius rambutku sangat hitam bahkan aku tidak ada niatan untuk mengecat rambutku dengan warna-warna yang menurutku sangat aneh. Entah bagaimana aku mempunyai rambut sehitam ini.
Orang orang juga bertanya-tanya bagaimana bisa hasil persilangan gen antara rambut pirang chou siwon dengan rambut cokelat min aera? Ahh... Sudahlah jangan bahas rambutku. Aku sudah bersyukur mempunyai rambut sehitam ini daripada aku dilahirkan dengan kepala botak. Wkwkwk.

Aku baru diwisuda sekitar 3 bulan lalu. Butuh waktu tiga setengah tahun hingga aku menyandang gelar sarjana seni rupa universitas ternama di Taiwan. Sesuatu yang sangat aku tunggu-tunggu untuk angkat kaki dari dunia perkuliahan ku yang menyedihkan.

Singkat cerita. Aku terus bergerak maju mundur untuk menyelesaikan masa perkuliahanku  yang di bilang "masa indah anak muda" itu agar aku berlalu secepat mungkin. Mengakhiri drama dalam catatan cintaku, dan menghilang dari orang yang mungkin sekarang tengah mencari keberadaanku. Entahlah.... 2 tahun berlalu dan aku sedang tidak ingin memikirkan Sehun saat ini. Move on adalah misi ku sekarang untuk menemukan jalan yang lebih bahagia.
Sekarang, aku memulai lembaran baru, sudah dua minggu aku pindah ke Seoul, ada perusahaan animasi terbesar di Korea dan aku bekerja disana.

💙💙💙

"kau jauh-jauh pindah dari Taiwan hanya membawa satu koper mini berisi lima pakaian?" seorang pria cebol meletakkan kardus terakhir tzuyu di ruang tengah sebuah apartemen. "Lalu sekarang kau mengirim lima kardus lagi yang semuanya berisi komik dan peralatan lukis. Kau sulit dipercaya." hari ini pemuda itu membantu tzuyu mengangkat beberapa paket barang yang dikirimkan dari Taiwan.

"Sudahlah stop berkomentar, masih ada satu lagi kardus di depan pintu. P-a-r-k-j-i-m-i-n." jeda tzuyu, tak mampu mengangkat kardus-kardus itu seorang diri tanpa bantuan tetangga apartemennya.

"Apa kau sudah menghubungi Chanyeol tentang pekerjaanmu?" jimin meneguk jus jeruk yang dia ambil dari kulkas usai mengangkat kardus terakhir.

"Tentu saja... " dan tzuyu mulai membongkar isi kardus itu. Ia duduk di atas karpet ruang tengah. "Apa yang tidak Kulaporkan padanya? Apa menurutmu aku ini masih anak-anak?"

Jimin tersenyum simpul, "Ya, kau adalah chuwi kami."

"Yak!! Hentikan itu." Tzuyu geram mendengar jimin mengatakan panggilannya sewaktu kecil yang diberikan sama kakaknya sendiri.

Jimin menghela napas lega, memperhatikan apartemen yang jauh dari kata rapi itu. "Chanyeol bisa stress melihat kondisi semacam ini."

"Kondisi bagaimana maksudmu?"

"Berantakan seperti ini..."

Tzuyu tersenyum simpul. "Dia damai di luar angkasa."

Jadi, sejak pindah ke Seoul, chuwi menempati apartemen milik kakak laki-lainya, Chou chanyeol. Pria itu sekarang bekerja di NASA. Chanyeol adalah seorang astronot muda, usianya saat ini masih dua puluh tujuh tahun.

"Hahaha... Chanyeol seperti ibu kedua bagi kita." ucap jimin.

"Aku aneh mendengarnya." ucap tzuyu sembari mengeluarkan beberapa buku dari dalam kardus.

Imperfect LoveWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu