𔘓 🐰 𓄳 M⭒O1!🍓 𖠗

117 18 0
                                    

Namanya Song Mingi, pria jangkung dengan wajah garang yang ternyata adalah seorang pria soft dan penyuka barang-barang lucu dengan warna pink. Ia adalah pria yang saat ini tengah berdiri di depan etalase kantin untuk memilih menu makanannya hari ini, ia sudah berdiri disana lebih dari 20 Menit hingga menyebabkan antrian menjadi begitu panjang dibelakangnya.

"Cepatlah sedikit!" Seorang murid mulai berteriak, ia sudah tidak tahan menunggu Mingi yang tak Kunjung bisa menjatuhkan pilihannya. Setiap hari selalu saja begini.

Mingi tidak pernah bisa membuat keputusan sendiri, ia selalu saja kesulitan untuk menentukan antara A atau B hingga membuat orang lain juga harus merasa rugi ketika ia sudah dihadapkan dengan pilihan.

"Mingi, jangan terlalu dipikirkan, ini hanya menu makanan bukan soal ujian Matematika." Wooyoung, sahabat Mingi yang ikut mengantri mulai merasa tidak enak dengan murid lainnya yang sepertinya sudah kesal karena Mingi terlalu lama memilih.

"T- tapi aku tidak bisa memutuskan antara menu masakan lokal atau barat." Mingi berbisik pada sahabatnya itu dan kembali menatap etalase, mencoba untuk memutuskan sesuatu untuk dimakan.

Bagaimana ini?! Mingi mulai bingung dan panik karena orang-orang dibelakangnya mulai terang-terangan mengomeli dirinya yang labil.

Pip!

"Eh? Masakan jepang?" Mingi menoleh kala ada seseorang yang menyela dirinya dan langsung pergi begitu saja dengan menu makanan pilihannya.

Ternyata itu Yunho! Pria tampan dan keren yang menjadi idola murid satu sekolahan. Begitu juga dengan Mingi, ia sangat mengidolakan Yunho atau malah bisa dibilang ia menaruh rasa pada Yunho.

"Jangan memilih menu dengan Intuisi, dong!" Yunho mengedipkan matanya pada Mingi lalu membawa nampan makanan miliknya dan mencari Kursi kosong untuk dirinya.

Mingi tersenyum, lantas ia juga memilih menu makanan yang sama seperti Yunho dan berlalu pergi bersama Wooyoung yang menatapnya datar.

"Menu masakan Jepang pilihan Yunho~" Mingi berbunga-bunga, bisa makan menu yang sama dengan Yunho saja rasanya sudah lebih dari cukup bagi dirinya.

"Ck, kalau gitu setiap hari aja minta pilihin sama Yunho. Jadian sana sama dia," pria bersurai hitam itu mendecih, keheranan melihat tingkah sahabatnya yang selalu absurd itu.

"Mana mungkin! Lihat deh, yunho itu populer. Kemungkinan aku ditolak bisa sampai 100%" Mingi menatap kearah bangku yang sekarang tengah diduduki oleh Yunho. Penuh sekali dengan gadis-gadis, ya meskipun Yunho tidak merespon satupun dari gadis yang ada disekitarnya, tapi tetap saja Mingi merasa Insecure.

Wooyoung memutar bola mata malas, ia udah lelah sekali mengurusi sahabatnya yang satu ini. "Kau belum pernah mencobanya kan? Memangnya kau tau darimana kalau pernyataan cintamu akan ditolak?" Wooyoung memukul tangan Mingi main-main, kemudian ia meninggalkan temannya itu untuk pergi ke kelas karena ia sudah selesai dengan makanannya.

"Menyatakan cinta ya..," pria bersurai abu itu mengusap dagunya, memasang pose berpikir dan mempertimbangkan saran dari Wooyoung barusan.

Mingi kembali memakan makanannya karena bel masuk akan segera berbunyi. Jujur saja, sebenarnya perkataan Wooyoung tadi terus saja berputar di kepalanya, ia bahkan sampai tidak bisa fokus untuk makan.

-

"Hmm.. menyatakan cintaku pada Yunho," bel pulang sekolah sudah berbunyi. Mingi sekarang ini masih sibuk merapikan barang-barangnya di atas meja, sementara Wooyoung sudah pergi lebih dulu karena dia punya kegiatan ekskul hari ini.

Mingi menatap keluar jendela, ia menghela nafas, kemudian menggendong tasnya. Ia ingin pulang cepat hari ini, kepalanya mendadak sangat pusing karena ulah rekannya.

"Tapi kan disekitar Yunho banyak sekali laki-laki dan perempuan cantik." Ia masih memikirkannya, ia ingin sekali melakukan seperti apa yang Wooyoung sarankan, namun sepertinya hati dan otaknya sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama.

Bahkan ketika Mingi sudah mencapai rumahnya, ia masih tetap tidak bisa berhenti memikirkan hal yang sama.

"Tapi dia membantuku saat dikantin." Mingi menggigiti kuku jarinya, ia duduk meringkuk diatas kasurnya dan wajahnua terlihat begitu bimbang. "Dia tidak mungkin melakukannya kalau tidak perhatian kan?!" Mingi berdiri, ia menjerit, memejamkan matanya erat.

Dan setelah beberapa jam berlalu, ia tetap saja tidak bisa diam dan terus saja bergumam tentang beberapa kemungkinan yang akan terjadi kalau saja ia menyatakan perasaannya pada Yunho.

"Tapi kayaknya memang tidak mungkinn!!" Hentikan. Ia lelah sekali memikirkan hal ini sampir seharian penuh. Ini semua salah Wooyoung, kenapa ia harus menambah beban pikiran Mingi?!

Tak!

"Huh?" Mingi menoleh kala merasakaan kalau ada seseorang muncul di belakangnya.

Buagh!

"Sudah cukup... cepat putuskan!"

Hai lagi! heheh, maaf ya kalau ceritanya gak jelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai lagi! heheh, maaf ya kalau ceritanya gak jelas. Semoga aja pada suka.
Well, see you all next chapter!

Kalau ada saran, kritik, atau komentar lainnya bisa kirim pesan aja ke ruu. Okay, enjoy! Love you all <3

[] brave or shy, mingi panic!Where stories live. Discover now