Mari Temukan Yang Lainnya!

Start from the beginning
                                    

Ucapan itu membungkam Rakka dan menghentikan seluruh tubuhnya dari perlawanan atas kenyataan yang Liva ingatkan.

"Dalam dunia ini, kita adalah hewan liar yang penuh hasrat dan pemangsa unggul bagi makhluk lemah," lanjut Liva sambil mendekatkan wajahnya.

Dengan pelan Liva mempertemukan bibir tipisnya pada Rakka yang perlahan mengikuti aksinya.

***

"Kau ingin aku melakukan apa?" tanya Rakka yang berebah di ranjang kamar pada Liva yang bersandar di pundaknya.

Liva pun menyentuh dada telanjang Rakka.
"Aku hanya ingin kau mencapai tujuanmu," jawabnya.

"Jika aku akan mengambil ketiga mata iblis, itu berarti aku juga harus membunuhmu," tolak Rakka sambil berpaling menatap wajah sang putri Raja iblis.

Liva pun tersenyum.
"Itu tidak perlu. Aku akan memberikan milikku padamu dengan sukarela," jawabnya.

"Jadi kau juga ingin aku membunuh Lahn?" tanya Rakka lagi, membuat Liva mengangguk kegirangan.

"Jika dia masih hidup, aku tidak bisa menjadi Ratu iblis bukan?" jawab Liva mengisyaratkan tujuannya.

Rakka terdiam sesaat kemudian menarik selimut yang menutupi tubuh mereka.
"Lalu kenapa sekarang? Kenapa kau tidak menawarkan hal ini padaku sebelum aku kehilangan mata itu?" tanyanya ragu.

Liva pun tertawa kecil.
"Kau benar-benar bodoh dari yang aku kira dan itu membuatmu terlihat lucu!" godanya.

"Cih, tidak perlu basa-basi lagi! Katakan saja padaku," kekeh Rakka.

Liva pun mendekatkan wajahnya.
"Tentu saja karena para kesatria. Kurang dua orang lagi sebelum akhirnya mereka bersatu untuk mengalahkan raja iblis," bisiknya.

Rakka menyaksikan kelicikan succubus itu dengan mata kepalanya sendiri.
"Kau ternyata lebih licik dari yang kuduga dan itu menjengkelkan," pujinya.

Mendengar pujian itu Liva hanya tertawa.

"Lalu apa rencanamu? Yang Mulia berniat memberikan mata iblis milik Lahn padaku atau Kabin jika kami bisa membantu Lahn untuk mencegah bersatunya para kesatria," tanya Rakka.

"Kau tidak bisa menolak perintah itu kan? Sumpah darahmu dengan Lahn saja sudah sedikit melencengkan rencanaku," kesal Liva.

Rakka pun terdiam dan memikirkan cara agar dia bisa melepaskan sumpah darahnya dengan Lahn.
"Kau tidak perlu merubah rencanamu. Kematian raja iblis saja sudah cukup untuk melepaskan sumpahnya," sarannya kemudian.

"Seperti yang kuduga.. Kau memang paling memahami hal ini diantara semua iblis lainnya," puji Liva sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Lahn.

"Lalu apa yang akan kau lakukan diluar rencana ini?" tanya Rakka lagi.

"Aku akan melakukan apa yang sudah diperintahkan. Yaitu untuk, membunuh para kesatria! Tapi aku akan melakukannya dengan cara lain, yaitu membunuh mereka setelah mereka membunuh Raja Iblis dan sebelum saat itu tiba, aku hanya perlu beralasan kalau aku tidak bisa mendekati para kesatria," jawab Liva menjelaskan tujuan palsunya.

Merasa kalau semua hal tentang rencana mereka sudah dibicarakan, Rakka pun merubah pembicaraan mereka.
"Apa kau sudah bertemu dengan Lahn? Dia mungkin saja menemuimu suatu saat nanti untuk meminta bantuanmu untuk melenyapkan kesatria," tanya Rakka yang memberikan informasi tentang Lahn.

Liva pun menggenggam tangan Rakka yang sedari tadi mengelus kepalanya.
"Dia tidak akan menemuiku. Tidak lebih lama dari sekedar bertatap muka." jawab Liva mengakhiri pembicaraan mereka dengan menutup matanya dan tidur dalam pelukan Rakka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dunia BaruWhere stories live. Discover now