Uhuk uhuk!

"B-bukan... dia hanya temanku, dia cukup baik," Ujarnya menggelengkan kepala meyakinkan Mang Atuy.

Mang Atuy tertawa melihat paniknya wajah gadis itu, percayalah sebenarnya mang Atuy memiliki Indra ke-6, ia yakin bahwa gadis di depannya juga sedikit tertarik dengan lelaki yang disebut sebagai Zeno. "Temen apa temen tuh neng,"

"Hanya teman, aku serius Mang,"

"Iyadeh iya teman,"

"Katharina," Sontak gadis itu menoleh ke sumber suara.

"Zeno!!!" Ia berlari menghampiri pria itu, memeluknya kesenangan, akhirnya yang ia tunggu sejak tadi datang juga.

Tapi bukan nya merasa bahagia, kini ia malah dikepungi dengan sorotan mata orang-orang kantin. Lantaran bagaimana bisa gadis itu memeluk Arzeno ditengah keramaian, lelaki yang bahkan disebut ice prince di kampus ini. "Astaga Rin... "

Arzen melepas pelukan Katharina dengan pelan, bukannya dia gak mau dipeluk tapi... ini lagi ramai, orang-orang pasti kaget liat seorang perempuan tiba-tiba peluknya seperti tadi. "A-ah maaf Zeno..."

"Hm,"

"Zeno, aku ada teman baru sekarang!"

"Siapa?" Tanyanya.

Katharina segera menarik tangan lelaki itu menuju meja tempatnya tadi berbincang hangat dengan Mang Atuy, "Namanya Mang Atuy, sangat baik, dia juga juru masak yang hebat!"

"Mang Atuy, tadi dia ngerepotin mang Atuy gak?" tanya Arzeno pada pedagang kantin itu.

"Aman-aman, nih anak gak ngerepotin kok, cuma rada aneh aja ye dikit. "

"Oke bang," Tatapannya beralih ke arah gadis itu. "Makanan nya udah dibayar kan?" Dijawab anggukan dengan semangat.

"Yaudah sekarang ayo pulang, Mang makasih ya,"

"Terimakasih Mang Atuy Atuy,"

"Atuy nya satu kali aja neng, iya sama-sama,"

Arzeno berjalan terlebih dahulu, melangkahkan kakinya cepat, sebenernya dia gak malu, cuma gak suka aja sama banyak tatapan aneh dari orang-orang.

"Zeno-Zeno, itu tabung apa?"

"Ha? ini? Drafting tube, buat taruh peralatan gambar,"

Katharina mengangguk, "Jadi kamu suka menggambar?"

"Iya, lumayan,"

"Sepertinya kita punya kesamaan,"

"Lo juga suka?"

"Sangat suka!"

Arzen ikut tersenyum melihat wajah ceria gadis itu. Mengusak rambut Katharina dengan lembut, "Kapan-kapan draw bareng sama gue,"

"Ah sial," Decaknya sebal saat sekumpulan lelaki menatap nakal kearah Katharina. "Rin, jangan nengok kanan," Sontak gadis itu melah menoleh ke arah kanan.

"Kenapa?"

"Ck, gak nurut banget sih, sekarang jalan cepet," Arzeno mengenggam tangan gadis itu membawanya untuk berjalan secepat mungkin.

"Kenapa jalan nya cepat sekali?"

"Udah jalan aja cepet,"

Gadis itu tak bisa membuka mulutnya lagi, ia lebih memilih untuk diam, walaupun tak mengerti apa yang tengah Arzeno lakukan.

"Woy! anak miskin, cewek Lo cakep juga, pake pelet apanih?" Arzeno masih diam tak mau terpancing amarahnya.

"Ih udah miskin, budek, idup sebatang kara, kasian bener Lo. Sikapnya juga gak jelas, kaya gak pernah diajari orang tua, eh hahahah gue lupa orang tua Lo udah dikuburan ya,"

Statue Love Where stories live. Discover now