I can't see It but I have You

68 5 5
                                    

Lelaki bermata tajam itu berjalan menyusuri dan tiba-tiba saja dari belakang seorang gadis mengenakan dress hijau pastel memeluknya.

"A'Qing, ada apa?"

Gadis itu hanya terkikik geli.

"A'Qing," panggilnya lagi dengan nada malas.

"Hehehe." Gadis yang dipanggil A'Qing melepaskan pelukannya lalu berjalan ke depan lelaki tinggi tersebut. "Malem ini kita bakal ke Acara Lantern Rite 'kan?"

Tanpa rasa ragu lelaki itu mengangguk, gadis itu langsung meloncat riang dengan kedua tangan meninju langit. Gadis tertawa menampakkan wajahnya yang imut dan juga cantik.

"A'Qing bakal kasih tau ke Xingchen-ge soal ini! Xingchen-ge pasti senang!"

Lelaki itu mengangguk lagi, tangannya mengelus pucuk kepala A'Qing dan jalan melewatinya.

"Sampai nanti malam!" serunya sambil melambaikan tangan.

Lelaki itu menghela nafas, pikirannya kalut, dan penuh, otaknya kini terus berpikir bagaimana nanti dia akan mendeskripsikan sebuah kembang api pada sahabatnya, kondisinya saat ini berbeda dengan tahun lalu.

"Aaarrghh ... gimana?" Giginya germeletuk penuh putus asa. "Aku tidak pandai mendeskripsikan sesuatu, apalagi yang seperti kembang api."

Suara keputusasaan sekaligus helaan nafas berat keluar dari mulutnya, dia benar-benar habis akal tetapi dia ingin sekali mengajak sahabatnya ke Acara Lantern Rite. Tiap langkah dihentakkan keras, sangat terlihat bahwa lelaki ini sedang berpikir keras sampai imajiner asap keluar dari kepalanya.

"Hahahaha, ada yang lagi pusing nih."

Bisikan setan menghampiri telinga lelaki itu, segera tubuhnya berbalik menghadap orang yang sudah jahil padanya.

"Tidak usah melihatku dengan muka menyeramkan seperti itu dong!" Tingkah orang itu berubah kaku. "Kamu jadi lebih terlihat seperti Om Mingjue."

"Hmph, karena kau selalu membuatku kesal, Chengmei."

"Hei! Jangan memanggilku dengan nama feminim seperti itu!"

Lelaki itu mendengus, balik badan dan pergi begitu saja meninggalkan orang itu, namun sayangnya orang itu masih tidak mau kalah, dia berjalan mendekatinya dari belakang dan menepuk pundaknya.

"Zichen-ge, kamu tidak percaya denganku? Aku ini memiliki imajinasi yang tinggi lho!" katanya sambil mengetuk kepalanya dengan jari telunjuk, kedua alisnya naik-turun.

"Ku tak butuh bantuanmu."

"Aiya ... benarkah? Kalo gitu aku saja yang mendeskripsikan kembang api nanti malam."

Dalam hitungan detik tubuh besar lelaki itu berbalik, tangan kanannya mencengkram leher baju milik orang itu.

"Kau akan mati."

"Hahahaha, menyeramkan sekali mukamu itu. Jadi masih menolak kebaikanku ini?"

Song Lan melepaskan cengkramannya dan mendorong Xue Yang ke belakang.

"Terserahmu, deskripsikan cepat." Song Lan kembali melangkahkan kakinya, Xue Yang mengikutinya dari belakang.

Xue Yang menaruh kedua tangannya di belakang kepala, matanya menarik ke kiri dam kanan sembari berbicara. "Bom yang meledak pada langit malam, menyebarkan percikan api warna-warni, dan membentuk bunga yang sangat kamu sukai, tersenyum cantik seperti yang kamu miliki, percikan api memanglah memudar beberapa detik setelahnya tetapi senyummu tidak akan pudar selama aku berada di sisimu."

Kata terakhir membuat Song Lan membelalakan matanya bersamaan dengan rona merah muncul di kedua pipinya, tubuhnya berbalik dan wajah seram itu kembali, tangan kanannya sudah mengepal erat.

I Will be Your Eyes |Mo Dao Zu Shi FANFICTION|Where stories live. Discover now