Part_4

1 2 2
                                    

Erick segera menyusul Tasya yang sedang berusaha membuka pintu kamar yang terkunci. Erick berada tepat di belakang Tasya.

"Kita harus bicara Cherry!"
Tasya membalikkan badannya dan berhadapan langsung dengan Erick.

"Apalagi ? Tidak ada yang perlu dibicarakan. Aku mau pulang!"

Erick segera menarik paksa tangan Tasya dan membawanya duduk di tepi ranjang. Ia berusaha menahan kedua tangan Tasya agar berhenti memberontak.

"Dengar Cherry....berhenti memberontak! Biarkan aku bicara sebentar. Ini berhubungan dengan keluargamu!" Ucap Erick tegas dan datar.
Tasya yang mendengar suara tegas Erick, akhirnya diam dan mencoba mendengarkan penjelasan Erick.

"Perusahaan keluargamu terancam bangkrut, selain ada karyawan yang korupsi dan menghianati perusahaan, banyak investor asing menarik investasinya di perusahaan Ayahmu. Dan untuk saat ini hanya aku yang bisa memberikan suntikkan modal ke perusahaan keluargamu. Aku sudah menemui Ayahmu, aku bersedia membantu perusahaannya dengan syarat menikah dengan putrinya. Tidak ada yang gratis di dunia ini Cherry....percayalah!"

Aku terdiam mendengar kata-kata Erick. Benarkah perusahaan Daddy bangkrut? Apakah dengan menikahi Erick, aku bisa membantu orang tuaku? Ya Tuhan....berikan aku jalan keluar dari permasalahan ini.

"Aku perlu bukti, aku tidak percaya hanya mendengar kata-katamu bahwa perusahaan Daddy-ku bangkrut."

"Baiklah....tunggu sebentar. Aku akan memperlihatkan video saat investor asing menarik investasinya dari perusahaan Ayahmu. Kalau masih tidak percaya, aku beri waktu 1 jam kamu bisa menghubungi keluargamu. Orang tuamu sudah tahu kalau kamu disini bersamaku. Mereka tidak bisa melawanku sekarang. Karena posisi mereka tidak memberikan hak untuk melawan. Jangan karena egomu, usaha turun-menurun keluargamu hancur berantakan. Ingat hanya 1 jam Cherry!"
"Baiklah." Ucapku lesu.

Aku pun melihat video yang diberikan Erick. Aku sedih melihat wajah Daddy dan Kak Ryan terlihat letih dan putus asa. Aku menerima handphone Erick dan menghubungi nomor Daddy.

Awalnya Daddy berusaha membohongiku bahwa perusahaan baik-baik saja. Namun, saat aku bersikeras ingin tahu kebenarannya sambil menahan tangis, akhirnya Daddy dan Mommy memberi tahu kebenarannya. Aku juga berbincang dengan Kak Ryan dan Mbak Intan, istrinya. Mereka menanyakan kabarku. Aku menjawab kabarku sangat baik, walau Erick menculikku, tapi dia memperlakukanku dengan baik.

Aku memutuskan bahwa aku menyetujui pernikahan dengan Erick, semua keluarga yang mendengar keputusanku mencoba melarangku. Namun aku berusaha untuk meyakinkan orang tuaku dan lainnya.

"Baiklah nak....kalau memang keputusanmu sudah bulat, Daddy hanya bisa mendoakan dan mendukungmu. Maafkan Daddy yang membuatmu harus terlibat pernikahan dengan laki-laki yang tidak kamu cintai." Ucap Daddy saat telepon ini masih tersambung.

"Iya Daddy....semoga keputusanku ini tepat. Aku janji dengan Daddy aku akan bahagia. Tasya janji Daddy! Tasya sayang Daddy..." ucapku parau masih berusaha menahan tangis.

"Iya sayang....kalau sampai Erick melukaimu, dia akan berhadapan dengan Daddy. Bisakah kamu kasih telepon ini ke Erick? Ada yang ingin Daddy bicarakan."
"Iya Daddy."
Aku pun memberikan teleponnya pada Erick.

"Iya Pak Randi. Segera saya akan menikahi putri anda. Saya akan mempersiapkan segalanya dan segera membantu perusahaan anda. Saya berjanji putri anda akan menjadi satu-satunya wanita yang saya nikahi. Ok terima kasih Pak Randi!"

Aku tidak tahu apa yang Daddy dan Erick bicarakan. Aku hanya bisa pasrah dengan semua yang terjadi.

"Aku tidak mau ada orang ketiga dipernikahan kita."
"Setuju!" Jawab Erick dengan wajah datarnya.
"Aku tidak percaya akan menikah dengan laki-laki yang tidak mencintaiku dan tidak kucintai."

"Jangan terlalu percaya cinta. Banyak orang yang menikah berdasarkan cinta, tapi tak sedikit dari mereka yang bercerai. Mula-mula saling cinta, lalu bosan dan pada akhirnya saling meninggalkan." Ungkap Erick dengan menyentuh salah satu tanganku. Dia memasangkan gelang dengan bandul buah cherry yang indah ditangan kiriku. Aku berusaha melepaskan tanganku tapi Erick tidak melepaskannya sebelum gelang itu terpasang erat di tanganku.

"Untuk apa gelang ini?"
"Anggap saja hadiah kecil karena kamu menerima pernikahan ini."
"Padahal aku ingin menikah sekali seumur hidupku."
"Kalau begitu menikahlah seumur hidup denganku." Setelah mengatakan hal ini, Erick mencium punggung tanganku dan pergi meninggalkanku.

                              TBC

NB : jangan lupa vote dan komen ya teman-teman.
Sorry kalau ada kata yang typo.

The Mysterious ManWhere stories live. Discover now