Setelah membalas pesan dari Xiao Zhan, Yibo berniat memasukan ponselnya kembali pada saku celananya, tapi sebelum ia benar-benar melakukannya ia malah membulatkan matanya tak percaya dengan pesan terakhir dari Xiao Zhan.

Setelah membalas pesan dari Xiao Zhan, Yibo berniat memasukan ponselnya kembali pada saku celananya, tapi sebelum ia benar-benar melakukannya ia malah membulatkan matanya tak percaya dengan pesan terakhir dari Xiao Zhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yibo kembali memasuk ponselnya kedalaman saku celana, lalu bergegas pergi dari sana untuk segera bertemu Xiao Zhan. Ia benar-benar akan memukul kepala Xiao Zhan agar pikiran gilanya itu menghilang.

"Lihat saja, akan ku buat kau kapok memperkosaku seenaknya"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di sisi lain Xiao Zhan yang berada di parkiran menunggu Yibo hanya bisa tertawa tidak jelas melihat setiap balasan dari Yibo. Menurut Xiao Zhan Wang Yibo adalah orang yang paling menggemaskan terlebih lagi saat ia kesal, gila? Ya Xiao Zhan adalah definisi dari cinta gila, sama seperti orangnya yang sedikit gila.

"Baiklah jika parkiran adalah ide yang buruk, mungkin perpustakaan lebih bagus" ujarnya asal, dan setelahnya ia terkekeh sendiri menyadari pikiran absrutnya. Tanpa Xiao Zhan sadari seorang wanita cantik yang sejak tadi memperhatikannya perlahan mendekat, dan saat jarak diantara keduanya tinggal beberapa langkah lagi wanita itu menatap Xiao Zhan dengan lekat, dan penuh kebencian.

"Xiao Zhan!!" Panggilnya, tersirat nada kebencian di dalamnya.

Mendengar seseorang memanggil namanya, membuat Zhan refleks menolehkan kepalanya ke samping, dan saat tahu siapa orang yang memanggilnya tadi, Zhan kembali fokus pada ponselnya.

"Aku ingin berbicara" ujar wanita itu lagi, ia sedikit mengepalkan tangannya menahan emosi yang ingin meledak karena sikap Xiao Zhan yang mengacuhkannya.

"Bicara saja" balas Zhan acuh, dan terlihat tidak tertarik dengan apa yang akan dikatakan wanita tersebut.

"Jauhi Wang Yibo" ujarnya dengan tegas.

Xiao Zhan terdiam sejenak mendengar perkataan wanita itu, jari-jari tangannya yang menari di atas layar ponselnya terhenti, dan kemudian ia tersenyum sinis. Xiao Zhan memasukan ponselnya kedalam saku celananya, sebelum ia mengambil langkah mendekat pada wanita itu.

"Kenapa? Kau takut kalah bersaing Yifei?" ujar Xiao Zhan yang kini berada tepat di hadapan Yifei. Zhan menyeringai saat melihat ekspresi wajah Yifei yang terlihat tidak bersahabat.

"Apa belum cukup kau mengambil dia dariku? Kenapa kau mengambil Yibo juga?" Yifei menggertakkan giginya menahan kekesalannya, kedua tangannya mengepal dengan sorot yang tajam, dan juga pelupuk matanya yang mulai berair.

"Dia?" Zhan tersenyum sinis sebelum sorot matanya menajam, dan terlihat mengintimidasi.

"Jika yang kau bahas adalah dia, bukankah sejak dulu sudah aku katakan bahwa aku tidak pernah merebutnya darimu"

"Bullshit!!" Yifei berteriak dengan penuh kekesalan, "Kau pikir aku anak kecil yang bisa kau bodohi Xiao Zhan, aku jelas melihat ia mengatakan cinta padamu, dan--"

"Dan setelahnya kau melihat ia memelukku bukan? Tapi apa kau tahu apa jawabanku? Apa kau tahu apa yang terjadi setelahnya? Kau tidak pernah tahu apa yang terjadi setelahnya, karena setelah melihat ia yang memeluk ku, kau pergi begitu saja...kamu hanya melihat cerita awal, tapi tidak melihat akhir dari cerita" ujar Xiao Zhan panjang lebar memotong ucapan Yifei begitu saja, namun karena perkataannya yang tepat sasaran membuat gadis cantik itu terdiam menatap Xiao Zhan dengan air mata yang telah lolos menuruni pipinya.

Yifei menyeka air matanya sendiri dengan kasar, sebelum kembali membuka suaranya.

"Tapi setelahnya kalian selalu bersama, bermesraan layaknya sepasang kekasih bahkan..." Yifei menarik nafas dalam sebelum kembali melanjutkan perkataannya.

"Bahkan kalian mengacuhkanku, dan menganggap aku tidak ada...padahal kau tahu, KAU TAHU AKU MENCINTAINYA SIALAN" emosi Yifei meledak, ia berteriak histeris tepat di depan wajah Xiao Zhan. Sedangkan Zhan yang diperlakukan seperti itu mengepalkan tangannya kuat, ia tidak terima saat orang lain berteriak seperti itu padanya.

"KARENA AKU TAHU KAU MENCINTAINYA, ITULAH KENAPA AKU TIDAK MENERIMA PERNYATAAN CINTANYA" Nada suara Xiao Zhan ikut meninggi, membuat Yifei tersentak karena terkejut. Tapi rasa terkejutnya tidak berlangsung lama, ia kembali menatap Xiao Zhan dengan tajam.

"BOHONG!! KAU HANYA BERUSAHA MEMBELA DIRI BUKAN?" tudingnya pada Xiao Zhan.

"Bahkan saat ia menghembuskan nafas terakhirnya orang yang ia sebut namanya adalah dirimu hiks...kenapa? Kenapa bukan aku? Aku mencintainya lebih dulu, memperhatikannya, bahkan aku bisa memberikan apa yang tidak kau miliki, tapi kenapa ia lebih memilih dirimu Zhan hiks" Yifei terisak, ia terlihat begitu frustasi.

"Katakan? Kenapa harus kau? Kenapa bukan aku Zhan?" Yifei mencengkram kerah baju Xiao Zhan, menangis dengan pilu di hadapan Xiao Zhan yang hanya diam, karena ia sendiri tidak tahu harus melakukan apa.

"Tolong kali ini saja, jangan mengambil apa yang telah menjadi milikku lagi Xiao Zhan" ujarnya dengan putus asa, lalu melepaskan cengkraman tangannya, dan setelahnya Yifei pergi dari sana, meninggalkan Xiao Zhan yang diam dengan tatapan kosong melihat kepergian Yifei.

Tanpa mereka berdua sadari sejak tadi Wang Yibo melihat, dan mendengar dengan jelas apa yang mereka berdua bicarakan. Ia yang berniat menghampiri Xiao Zhan, menjadi mengurungkan niatnya saat melihat Yifei datang menghampiri Xiao Zhan. Ini cukup mengejutkan untuknya, karena ternyata baik Xiao Zhan juga Yifei saling mengenal satu sama lain, bahkan sempat terlibat sebuah hubungan rumit yang Yibo tidak tahu.

"Kenapa mereka menyembunyikannya dariku?" Gumam Yibo pelan.











TBC...

udah tahu doang apa yang terjadi diantara Xiao Zhan, dan Yifei 😁

Two Crazy PeopleWhere stories live. Discover now