1. Bos Baru

14.2K 1.5K 47
                                    

Wow sambutan kemarin sangat bikin aku kagum. Semoga bab ini banyak yang vote komen juga ya hehe. Happy reading ♡

*

1. Bos Baru

Namun tidak. Untungnya aku tidak telat, karena atasan baru yang katanya akan perkenalan pagi ini, terlambat datang karena ada kendala. Begitu yang tadi diumumkan oleh Mas Krisna, bos kami yang hari ini resmi berhenti untuk mengurus perusahaan orang tuanya.

"Kebiasaan lo kebo."

Aku terkekeh sambil mengecek make up setelah cuci muka. "Thanks My Lovely Selly yang udah bangunin gue."

Selly yang sama-sama bercermin di sebelahku, hanya mendengus. "Mimpi apa lo? Ketemu Kim Soo Hyun kesayangan lo itu?"

"Bukan." Aku menghela napas lesu. "Mimpi tentang seseorang yang nggak pantes diimpikan."

Selly melirikku heran. "Siapa?" Dia membulatkan mulut. "Ah ... si Wisnu?"

Aku mengangguk.

"Udah tujuh tahun. Masih aja jadi mimpi buruk, ya?"

Aku bergumam. "Ganggu banget, sumpah. Nggak ada mimpi yang bagus, apa?"

Bagaimana rasanya ketika pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu masih mengganggumu dengan beralih wujud menjadi bunga tidur? Rasanya menyebalkan, bukan? Apalagi kejadian itu sudah bertahun-tahun berlalu. Dan itulah yang kualami. Aku dihantui oleh mimpi buruk yang berasal dari pengalaman tujuh tahun lalu. Meski tidak setiap malam, tapi tetap saja rasanya mengganggu. Membuat suasana hatiku di pagi harinya menjadi terjun bebas.

"Lo beneran belum move on dari cowok itu?"

Mendengar pertanyaan Selly, aku tertawa sambil menggelengkan kepala. Namun setelahnya hanya bisa mengangguk. "Ngeselin banget nggak, sih?"

Selly berdecak. "Lo harus mulai buka hati kayaknya, Kai. Di luar sana banyak yang jauh lebih ganteng dan worth it daripada Wisnu Wisnu itu."

Aku tertawa lirih. "Lo belum pernah lihat seganteng apa dia."

Selly memutar bola mata. "Emang seganteng apa?"

"Gue pernah liatin foto Kim Soo Hyun kesayangan gue, kan? Nah, sebelas dua belas sama itu cowok."

Selly langsung tertawa keras. "Gila lo!"

"Dibilangin, ngeyel. Wisnu itu Kim Soo Hyun dengan kearifan lokal."

"Kalau gitu lo harus cari yang lebih ganteng dari Kim Soo Hyun." Dia mengetuk-ngetuk dagu. "Gimana kalau gue kenalin sama temen-temennya laki gue? Circle dia gantengnya asli."

Aku mengedikkan bahu. "Lihat nanti aja."

"Yee!" Selly mendengus. "Btw, gue penasaran sama muka pengganti Mas Krisna."

Aku mengangguk. "Masih semuda dan se-hot Mas Krisna nggak ya?"

"Semoga, biar kita nggak kehilangan bahan cuci mata tiap harinya."

"Sadar lo, udah punya suami!"

"Ya kan cuma cuci mata, hati mah buat Mas Herman seorang." Selly terkikik dan tertular kepadaku.

Setelahnya, kami keluar dari toilet dan kembali berkumpul bersama yang lain di ruang meeting. Fyi, aku bekerja di sebuah biro konsultan perencanaan bidang konstruksi bernama Mahameru. Jenis proyek yang kami tangani adalah Architectural Design Projects yaitu untuk fasilitas komersial, perumahan, dan sebagainya. Karena biro ini baru berdiri sejak lima tahun lalu dan anggota timnya baru berjumlah belasan orang dengan tugas inti masing-masing, maka tempat kerja kami juga tidak terlalu besar. Hanya sebuah ruko tiga lantai yang disulap menjadi kantor.

Founder sekaligus leader Mahameru sendiri adalah Mas Krisna, pria tiga puluh lima tahun yang berani merintis usaha dari nol, padahal dia adalah satu-satunya pewaris perusahaan tekstil milik orang tuanya. Aku sendiri bergabung di sini baru dua tahun belakangan, tepatnya saat Selly yang dulu masih bertetangga apartemen denganku menginfokan lowongan di bagian administrasi.

"Kai, tolongin!"

Aku yang sudah duduk tenang di sebelah kiri Selly, menoleh ketika mendengar panggilan Mas Damar—salah satu arsitek Mahameru. "Kenapa, Mas?"

"Gue kelilipan kayaknya." Pria seusia Mas Krisna itu mengucek-ucek mata. "Tiupin coba."

"Ada-ada aja, sih." Sambil tertawa, aku mencondongkan badan dan mendekatkan wajah. Segera saja kutiup mata kirinya yang sudah mengeluarkan air. "Udah?"

Mas Damar mengerjap-ngerjapkan mata. "Tiup lagi, coba. Lebih deket."

Segera saja kutiup lebih keras, dan akhirnya dia mengangguk sambil menyengir. Ketika kembali duduk dengan benar di bangku, baru aku sadar bahwa semua mata menatap kami dengan geli.

"Apaan? Gue cuma bantu tiupin mata Mas Damar yang kelilipan."

"Mau cium juga boleh, Kai."

"Astaghfirullah!" Aku terlonjak ketika mendengar suara familiar dari arah depan. Dan benar saja, ada Mas Krisna yang entah sejak kapan berdiri di sana bersama seseorang yang menunduk sehingga tidak bisa kulihat wajahnya. "Bukan gitu, Mas!"

"Iya, nggak gitu. Si bontot cuma bantu gue." Mas Damar membantu menjelaskan sambil tertawa. "Kalau mau cium mah nanti aja ya, di pojokan."

Aku langsung meninju lengan Mas Damar, sedangkan semua orang termasuk Mas Krisna sudah tertawa-tawa. Nasib jadi anak bontot ya begini. Apalagi interaksi orang kantor yang jauh dari formal membuat kami bebas saja bercanda.

"Guys, gue mau kenalin pengganti gue mulai hari ini." Mas Krisna merangkul pria di sebelahnya yang masih menunduk. "Kenalin, sepupu gue, namanya Wisnu Pradana."

Dan mataku membelalak seketika saat pria itu mengangkat wajah. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Dan aliran darahku seolah berhenti di ubun-ubun ketika mata tajamnya menghunus tepat di mataku.

"Hai, guys, nama gue Wisnu Pradana. Kalian bisa panggil gue Wisnu. Salam kenal dan semoga kita bisa saling kerja sama ke depannya." Dia berkata sambil tersenyum tipis, tapi matanya tetap terarah kepadaku dengan kilatan tajam.

"Mulai sekarang, jangan pernah muncul lagi di depan gue. Paham?"

Kalimatnya dulu langsung terngiang-ngiang di telinga.

***

Thanks for reading, your vote and comments ♡

Magelang, 24 Juli 2022

Way Back To You (END)Where stories live. Discover now