Chapter 5 : Dunia Parallel?

Mulai dari awal
                                    

Aku..?
Hidup di dunia parallel..?
Bagaimana bisa hal itu terjadi padaku?
Apakah sebenarnya aku ini adalah Kakak kandung Maya di dunia parallel tersebut? Omong kosong macam apa ini? Bukan kah sudah jelas bahwa aku adalah anak tunggal disini?

"Tapi kan gue anak tunggal disini.."

"Ya kan berlaku 'disini' bukan di dunia 'Maya' yang sebenernya."

Lalu apa yang sebenarnya terjadi padaku di dunia 'sana'? Mengapa ia saat itu terlihat sangat terkejut melihat ku? Ini benar-benar membuat ku pusing. "Jadi kesimpulannya Maya yang bareng kita sekarang itu sosok Maya yang dari dunia parallel gitu?" Tanya ku. Chandra mengangguk mantap, sorot matanya menunjukkan keyakinan yang kuat.

"Setelah lo tau kebenaran soal ini, lo mau gimana ama Maya?"

"Ya gak gimana-gimana, yaudah.."

"Lo.. Masih tetep sayang sama dia..?"

"Of course I do. Maya tetaplah Maya."

Aku tersenyum lega mendengar jawaban Chandra. Sejak dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, ia memang sudah memendam perasaannya kepada Maya. Bahkan hingga saat ini, meskipun sosok Maya yang menemaninya saat ini bukanlah sosok Maya yang asli.

"Sekarang gue tau siapa sosok perempuan yang sering gue temuin di mimpi gue. Dia adalah Maya.. Maya yang saat ini selalu bersama gue." Lirih Chandra. Benar juga, aku teringat dengan cerita Chandra mengenai ia yang selalu memimpikan dan bahkan mendengar suara-suara aneh dari seorang perempuan. Kini semuanya sudah terjawab. Yang kami butuhkan saat ini adalah memastikannya kembali dan menanyakan hal ini kepada Maya secara langsung.

"Dra.. Ayo kita ajak Maya ketemuan,"

"Lo serius mau ketemuan ama dia sekarang?"

"Gue serius, buruan."

Chandra lalu mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja dan kemudian menghubungi Maya. Setelah berbincang-bincang, mereka berdua sepakat untuk bertemu di sebuah Kafe dekat dengan rumah ku. Kami berdua pun segera bersiap-siap dan pergi menuju Kafe yang akan kami tuju.

Setelah sepuluh menit berlalu, kini kami berdua tiba di Kafe tersebut dan memutuskan untuk memesan minuman terlebih dahulu sembari menunggu Maya. Rasanya hari ini aku benar-benar resah setelah mengetahui kebenaran dibalik identitas asli Maya, terlebih lagi ikatan yang kuat antara aku dan Maya benar-benar sangat terasa.

Sekitar dua puluh menit kemudian, Maya kini tiba di Kafe tempat kami bertemu. Ia datang bersama Arka dan langsung duduk di hadapan kami berdua dengan ekspresi wajahnya yang ramah. "Tumben ngajakin ketemu, kenapa? Kok ada Kak Difta juga disini?" Tanya nya.

"Maya.. Kita mau tanya sesuatu."

Arka yang sepertinya sudah sadar akan situasi ini melirik ke arah Maya, sementara Maya sendiri ia terlihat kebingungan. "Tanya apa?" Ia mengerutkan dahinya. Chandra menghela nafasnya dan kemudian menatap Maya dengan dalam, terlihat ekspresinya kini benar-benar serius. "Lo.. Lo bukan Maya yang kita kenal kan..?" Maya terkejut setelah mendengar pertanyaan dari Chandra.

"Biar gue yang jelasin," Ucap Arka. Aku dan Chandra menyimak penjelasan Arka tentang kejadian yang menimpa mereka berdua, kami sama sekali tak menyanggah pembicaraannya. "Dan ini.. Ini tanda di tangan gue dan tangan dia, ini yang bikin kita berbeda sama lo berdua." Ia menunjukkan sebuah tanda di pergelangan tangannya, begitupun dengan Maya.

"Dan Kak Difta.. Sebenernya Kak Difta di dunia asli ku itu Kakak kandung ku yang udah lama meninggal. Makanya pas pertama kali kita ketemu, aku kaget." Ujar Maya. Kenyataan pahit justru menimpa ku, ternyata di dunianya aku adalah Kakak kandungnya yang telah lama meninggal. Ku raih tangan Maya dan menggenggamnya dengan erat. "Maya.. Arka.. Gue bener-bener minta maaf. Gue minta maaf karena gue ninggalin kalian di dunia sana.." Lirih ku.

Maya dan Arka tersenyum, mereka menggelengkan kepala mereka. "Setidaknya aku bersyukur, Tuhan masih mau kasih aku kesempatan kedua. Ketemu sama Kak Difta sekali lagi, meskipun Kakak bukan lagi Kakak kandung ku.." Jawab Maya. Arka kemudian lanjut menjelaskan apa saja yang menjadi perbedaan antara dunia ini dan dunianya.

"Selain banyak tempat yang berbeda, orang-orang di dunia gue pun berbeda. Lo udah meninggal di dunia gue, tapi lo masih hidup di dunia ini. Dan lo Chandra.. Lo sama sekali gak ada di dunia gue, lo gak ada di lingkungan Maya." Ujar Arka. Chandra menyandarkan tubuhnya ke kursi yang ia duduki, wajahnya nampak sedih.

"Jadi gue, Mikey, Emma, Bang Izana, dan yang lain gak pernah ada di dunia kalian selain Difta?" Tanya Chandra. Maya dan Arka mengangguk. Hari ini menjadi hari terberat yang telah kami lalui, kenyataan pahit dan berbagai kejanggalan yang selama ini kami alami sudah terjawab. Dan tentu saja kami menerima fakta tersebut.

Dan kini.. Bagaimana dengan keluarga Maya? Apakah Mikey, Emma, Izana, dan yang lain dapat menerima kenyataan ini..?

Next Chapter 6.

[✓] Evanescent ¦¦ Mitsuya Takashi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang