5. Dianterin Pulang

45 6 0
                                    

Hallo!

/

/

/

/

/

***

Wira lagi sibuk di sekre fakultas bareng ketua BEM fakultas dan ketua acara vocafest, lagi diskusi santai aja ngomongin rangkaian acara yang akan ada di vocafest karena sorenya dia mau ada rapat divisi bareng anggota acara.

"Kalau emang fakultas siap mendanai full buat rangkaian acara seminar, yaudah ikutin aja mereka maunya apa. Kita tinggal eksekusi aja," ucap Rizal selaku ketua BEM Fakultas.

"Emang engga masalah, Bang? Nanti disindir senior lagi, katanya kepanitiaan ini kayak anak OSIS SMA yang distir sama pihak kampus," celetuk Bizar selaku ketua acara.

"Kagak usah didengerin, Zar. Masalah sindiran senior itu biar jadi urusan gue, lagian kita juga butuh dana dari fakultas. Sponsor susah banget nyarinya, satu-satunya harapan terbesar kita ya fakultas. Kalau mereka protes, ya gapapa kalo sambil ngasih duit, ini 'kan engga," ucap Rizal.

"Gue setuju. Engga semua omongan mereka kudu kita iyain sih, yang tau di lapangan dan struggle nya 'kan kita. Kalau mereka ngasih duit, baru omongan mereka kita dengerin," timpal Wira.

Rizal menepuk bahu Wira yang duduk di sampingnya, "ucap Wirandra Dharmasena yang bakal jadi ketua BEM periode selanjutnya."

"Engga, makasih, Bang."

Obrolan mereka berlanjut membahas beberapa kendala di kepanitiaan vocafest, sampai pintu sekre diketuk dan memunculkan dua sosok wanita.

"Cari siapa, neng?" tanya Rizal yang sudah kenal dengan orang yang mengetuk barusan.

Anya tersenyum, "mau minjem Wira nya dulu, Bang, boleh engga?" tanya Anya.

"Wiranya lagi sibuk, sama gue aja gimana, Nya?" tanya Bizar.

Anya nyengir, "butuhnya Wira, kalo sama lo mah kapan-kapan deh."

"Waduh. Makin hari makin lengket aja nih sama Wira," celetuk Rizal.

"Mau ngapain, Nya?" tanya Wira, tidak ingin pembahasan Rizal berlarut-larut.

"Keluar dulu bentar boleh gak?" tanya Anya.

"Lo juga ada perlu sama gue, Sel?" tanya Wira, mengalihkan pandangannya kepada Sel yang berdiri di samping Anya.

Sel mengangguk kikuk, "iya."

"Bang, perasaan lebih lama lo deh yang jadi penghuni kampus, kok yang lebih laku si Wira sih? Langsung dicariin dua cewek, mungkin sesajen lo kurang, Bang," cerocos Bizar.

Wira memukul bahu Bizar, "gue keluar dulu. Mending lo omongin masalah dana sama Bang Rizal."

Seketika senyum secerah matahari di siang ini kandas ketika Wira menyinggung soal dana. Kabut tipis mulai menyelimutinya, alias darimana dia bisa mendapat dana ratusan juta untuk acara vocafest dalam waktu empat bulan, jadi sugar baby kali ya.

"Apa nih kompak banget lo berdua nyariin gue ke sekre?" tanya Wira saat dirinya sudah keluar sepenuhnya dari sekre dan berdiri di depan mereka berdua.

Anya nyengir, "sore ini rapat divisi 'kan?" tanya Anya.

Wira mengangguk, "jam empat sore, engga pake ngaret biar kelar rapatnya cepet," ucap Wira dengan tegas.

"Wira, gue traktir kopi kesukaan lo deh selama seminggu," Anya menoel-noel tangan Wira.

Grow Up: IntuisiWhere stories live. Discover now