"Unnie, kau tidak memasang pohon di asramamu?" tanya Lisa setelah turun dari punggung Rose.
"Tidak, kami punya pohon Natal di lobby asrama, tapi mereka tidak mengijinkan mahasiswa membawa pohon ke dalam kamar" kekeh Jisoo "lagipula pohon itu akan mengering dan kita akan kerepotan membersihkannya"
"Well, karena ini adalah ide Lisa, maka dia yang akan membersihkan semua ini setelah Natal" goda Jennie sementara Lisa mengerang mendengarkannya.
"Tapi kau harus akui bahwa Pohon Natal membuat suasana apartemen ini lebih hidup" kata Lisa "Aku bisa membayangkan kita membuat cokelat panas dan marshmallow sambil menonton disney dan memandangi pohon Natal, itu luar biasa!" dia menambahkan dengan semangat.
"Aww... kalian membuatku iri" Jisoo cemberut
"Jadi apa rencanamu untuk menghabiskan liburan Natal nanti?" tanya Jennie, memandang kekasihnya yang sedang berbaring itu.
"Kurasa aku akan hibernasi di asrama" kekeh Jisoo "Bona mengajakku untuk pergi ke pesta salah satu senior, tapi kurasa aku tidak tertarik" dia menambahkan "Ketua asrama mengatakan akan ada pesta sederhana di hall asrama, kurasa aku akan ke sana saja"
"Sungguh? Apa cuaca disana semakin dingin?"
"Ya, aku tak mau berpergian ke mana-mana" gumam Jisoo "Badai disini sama buruknya dengan di Seoul"
"Aku -"
Tiba-tiba Jennie berhenti ketika mendengar nada dering ponselnya. Dia mengerutkan kening dan mengembalikan ponsel Lisa pada pemiliknya, membiarkan Rose dan Lisa mengobrol dengan Jisoo. Jennie melihat nomor yang tidak dikenal, dia mengangkat panggilan itu.
"Hallo?"
"Jenjen" suara di balik ponsel itu terdengar familiar "Hei, ini Hoyeon"
"Oh, aku tak menyangka kau menelepon secepat ini" kata Jennie "Ada apa?"
"Simpan nomorku baik-baik karena aku akan sering meneleponmu selama di Seoul" kekeh Hoyeon "Apa kau sedang sibuk?"
"Aku sedang memasang pohon Natal bersama teman-temanku" jawab Jennie.
"Apa kalian sudah selesai?" tanya Hoyeon "Aku melihat ada restoran Samgyupsal yang baru buka di dekat apartemenku, apa kau mau mencobanya denganku?"
"Umm... aku rasa cuacanya sedang tidak begitu bagus, Hoyeon" gumam Jennie "Berita tadi pagi mengatakan malam ini akan ada badai lagi"
"Oh, ini masih siang dan aku akan mengantarmu pulang sore nanti" tukas Hoyeon "Bagaimana menurutmu? Ayolah, aku tidak tahu mau mengajak siapa dan kau satu-satuya pilihanku" dia menambahkan "Orangtuaku masih di Gangnam mengunjungi saudara dan aku sendirian, aku tak mau menghabiskan hari di Seoul berdiam diri di apartemen"
Jennie menghela napas, dirinya dan Hoyeon adalah teman akrab sejak mereka sekolah dan sejak dia pergi ke New York, mereka sudah jarang berhubungan. Jennie melirik jam dinding yang baru menunjukkan jam 1 siang, sepertinya menemani Hoyeon sebentar tidak ada salahnya.
"Baiklah, aku rasa tidak masalah" gumam Jennie, dia bisa mendengar pekikan semangat Hoyeon di ujung telepon.
"Beritahu aku alamatmu, aku akan menjemputmu" kata Hoyeon sebelum mematikan telepon mereka.
Jennie mengangguk dan mengakhiri teleponnya, dia mengecek ponsel dan ada cukup baterai hingga nanti sore. Dia mengirimkan alamatnya pada Hoyeon dan harus segera bersiap-siap.
"Unnie, kau mau ke mana?" tanya Rose ketika melihat Jennie sepertinya akan keluar.
"Temanku baru saja menelepon, dia mengajakku ke restoran Samgyupsal" kata Jennie, dia melirik ponsel Lisa dan melihat Jisoo masih ada disana "Chu, aku harus keluar sebentar bersama temanku" dia menambahkan.
YOU ARE READING
Open When Letters : Jensoo
RomanceJisoo berhasil meraih impiannya untuk mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri, namun disisi lain itu berarti dia harus meninggalkan Jennie di Korea Selatan. Apakah jarak diantara mereka akan menjadi penghalang? ataukah jarak membuat perasaan me...
When You Hide Something From Me
Start from the beginning
