"Sampai jumpa nanti malam, sayang." Taeil dan Kun tidak lupa memberikan ciuman di pipi kedua anak mereka.
"Nah, ayo jalan-jalan sekarang!" ajak Lucas semangat.
"LEEGGOOOO!!!"
***
Lucas dan Jaemin duduk di bangku tidak jauh dari area bermain anak-anak. Mereka berdua duduk sembari menikmati sandwich buatan Jaemin.
"Na" panggil Lucas.
"Mm? Ada sesuatu hyung?" Tanya Jaemin sembari menatap Lucas yang tadi memanggilnya, namun kini fokus sang suami mengarah pada anak-anak.
"Jika nanti kau hamil, dan mereka belum siap punya adik, bagaimana?" Tanya Lucas sembari menunjuk kedua anak mereka yang tengah bermain ayunan.
"Tinggal jelaskan saja pada mereka, gampang kan?" Lucas mengalihkan atensinya pada Jaemin.
"Semudah itu?" Jaemin terkekeh.
"Tentu tidak mudah, mental setiap anak berbeda, kesiapan mereka menjadi seorang kakak pun juga berbeda. Yang perlu kita lakukan adalah memberi mereka pengertian secara perlahan. Tidak perlu terlalu memaksa, jika hari pertama mereka tidak mau dengar, maka coba lagi di hari kedua, jika di hari kedua masih sama, coba lagi di hari ketiga, terus lakukan itu sampai mereka menerima, sampai mereka mengerti. Jelaskan dengan penuh kesabaran tanpa emosi, sekali kalian emosi pada mereka, itu akan membekas hingga mereka besar nanti." Lucas mencerna dalam diam perkataan Jaemin.
"Tidak ada yang mudah dalam mengurus anak, banyak orang tua siap hamil tapi tidak siap mengurus anak, banyak yang sudah menikah tapi menunda memiliki momongan dengan alasan masih ingin fokus karier atau semacamnya, kalau boleh ku berpendapat, itu semua bullshit. Kalau mereka tidak siap seharusnya mereka tidak perlu menikah lebih dulu, mereka seharusnya menikah saat benar-benar siap lahir dan batin." Jaemin berujar sembari menyandarkan tubuh pada sandaran bangku yang didudukinya.
"Mari berpikir disudut pandang orang tua, saat kau mengatakan kepada orang tuamu bahwa kau akan menikah, itu tentu membuat mereka bahagia, dan membuat mereka memiliki harapan akan segera menimang cucu, tapi saat kau mengatakan kau siap menikah tapi menunda memiliki momongan dengan sengaja, bukan karena memang belum rezekinya, itu sama saja dengan mematahkan harapan kedua orang tuamu. Jadi, lebih baik menikah saat memang sudah siap berumah tangga." Lucas menatap Jaemin dari samping.
"Kalau dipikir benar juga" Jaemin menatap kedua anaknya yang tengah bermain.
"Jaemin, seandainya anak-anak kita punya pasangan, bagaimana reaksimu?" Tanya Lucas.
"Hmm... Itu masih sangat lama dan sangat jauh, aku tidak pernah terpikirkan akan itu, tapi kalau itu terjadi, aku ingin anak-anak kita menghadapku dan mengenalkan pasangan mereka padaku. Dan mungkin aku juga akan sedikit memberi 'tes' pada pasangan anak-anakku kelak nanti." Jawab Jaemin.
"Tidak buruk, aku juga ada pemikiran seperti itu." Timpal Lucas.
"Daddyyy!! Mamaaa!!" Kedua anak mereka berlari menghampiri keduanya, lalu memeluk kaki mereka. Jaemin tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan kedua batita tersebut.
"Ada apa sayang? Lapar?" Tanya Jaemin, Lucas mengangkat keduanya dan mendudukan mereka berdua diantara dirinya dan Jaemin.
"Ne, mau makan." jawab Lin.
"Lapalll~" keluh Yoonhee kecil.
"Tadi pegang pasir?" tanya Jaemin.
"Pegang, Mama." jawab Lin.
"Kalau sudah benda kotor harus apa dulu sebelum makan?" tanya Jaemin.
"Cuci" jawab keduanya kompak.
"Baiklah, ayo Daddy antar ke tempat cuci tangan di sini." beruntung bagi Lucas karena pembangunan residen ini dulu dilengkapi dengan banyak fasilitas, sehingga tidak menyulitkan bagi mereka yang butuh untuk cuci tangan.
Sembari menunggu ketiganya, Jaemin menyiapkan sandwich untuk kedua anaknya, sebelum tepukan di pundaknya membuat ia berpaling. Saat berbalik, matanya tidak bisa tidak melebar, namun matanya menajam kemudian.
"Apa ini? Kelinci manis berubah menjadi singa betina, eh?" Jaemin tidak menanggapi ucapan pria di depannya.
"Ahh~ kau sudah punya 'anak'? Tapi kenapa sudah sebesar itu? Ah benar, Jaeminnie, bagaimana kabar 'anak kita'?" Jaemin mengepalkan tangannya.
Pria itu tersenyum menyeringai, "Lama tidak berjumpa sayangku, sepertinya kau nampak begitu bahagia saat ini. Apa aku perlu mengucapkan selamat atas pernikahanmu?"
Jaemin mendesis tak senang, "Hao Yu."
***
_71_
YOU ARE READING
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)