"Nona jisu"

Renjun, ryujin dan jaemin kaget melihat lia yang datang di tengah mereka.

"Pangeran" teriak lia melihat renjun yang berada di tengah lapangan. "Lepaskan aku!!" lia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman kedua pengawal yang membawanya kemari.

Tangan jeno terangkat memberi tanda pada prajuritnya untuk melepaskan wanita itu. Lia berlari kearah renjun setelah pengawal melepaskan cengkramannya.

"Pangeran" lia terdiam, dia melihat tangan renjun yang terikat dan mencoba membukanya. Berhasil.

"Jisu-ya" lia berhambur kedalam pelukan renjun, "kau baik-baik saja?" tanya renjun. Lia mengangguk antusias, melihat renjun ada disini membuatnya sedikit merasa tenang.

"Saya baik-baik saja pangeran" jawab lia setelah pelukan mereka terlepas.

"Aku rasa sudah cukup waktu untuk kalian melepas rindu. Setelah ini upacara pernikahanku dengan jisu akan segera dilangsungkan, aku membawa hyung kemari agar bisa menyaksikan hari bahagiaku" ucap jeno, genggaman tangannya yang masih terpaut pada tangan yeji kembali mengerat.

Yeji pikir Raja sudah tidak akan membahas masalah pernikahan itu lagi. Tapi apa yang terjadi sekarang? Dan juga, apa maksud pria itu menciumnya beberapa saat yang lalu? Yeji benar-benar dibuat bingung dengan sikap suaminya sekarang.

"Saya tidak ingin menikah dengan yang mulia Raja" teriak lia berhasil menyadarkan yeji dari lamunannya.

"Saya tidak akan menikah dengan yang mulia Raja. Meskipun saya harus mempertaruhkan nyawa saya, saya benar-benar tidak akan menikah dengan anda yang mulia" ucap lia mengeratkan genggaman tangannya pada tangan renjun. Pria itu kaget dengan ucapan wanita yang kini berdiri disampingnya, ditengah lapangan dan disaksikan oleh seluruh penghuni istana.

"Jisu-ya, apa yang kau katakan? Kau tidak boleh mengatakan itu" ucap renjun pada lia.

"Usulan yang Bagus. Jika kau tiada aku juga bisa melihat kakakku hidup menderita. Cukup menarik" ucap jeno tersenyum.

Meski kaget, lia mencoba untuk tetap tenang. Dia sudah lelah dengan semua yang terjadi, Raja tidak akan pernah sadar dengan perbuatan buruknya.

"Jangan lakukan itu!!" teriak renjun. "Urusanmu hanya denganku, kau tidak bisa membunuh semua orang yang tidak bersalah semaumu" ucap renjun marah.

"Wanita ini sendiri yang meminta agar aku membunuhnya. Atau kau mau menggantikannya? Kau mau mati saja demi wanita ini hyung?" jeno tersenyum melihat pasangan itu saling menatap. Lia sudah menitikkan air matanya dan menggeleng, dia tau apa yang akan renjun jawab.

"Jika aku mati, bebaskan jisu" ucap renjun tetap memandang wajah lia. Genggaman tangannya mengerat.

"Hmm boleh juga. Setelah kau mati aku sudah tidak ada urusan dengan wanita itu" ucap jeno.

"Yang mulia apa yang anda katakan? dia kakak anda, bagaimana anda tega membunuh kakak anda sendiri?" yeji tidak habis pikir dengan jalan pikiran jeno.

Jeno menatap yeji dengan tajam, matanya memerah, rahangnya mengeras. Tangan pria itu bergetar, lalu berdiri. Jeno merebut busur panah yang dibawa prajuritnya dan mengarahkan anak panah ke tengah lapangan.

"Jangan kira aku tidak akan benar-benar melakukan ini" teriak jeno membuat semua orang yang hadir terkejut.

Mata lia terbelalak, Raja benar-benar ingin membunuh renjun?

"Lakukan. Jika ini membuatmu merasa puas, lepaskan anak panah itu padaku. Tapi berjanjilah, kau akan melepaskan jisu dan tidak mengusik kehidupannya lagi" ucap renjun tegas.

"Pangeran" air mata lia tidak terbendung lagi. "Yang mulia, tolong jangan lakukan ini" teriak lia.

"Yang mulia, tenangkan diri anda. Semua ini tidak benar" ucap yeji panik, dia sudah berdiri di samping jeno memegangi lengsn pria itu.

Jeno masih bergeming, air matanya turun. Tangannya semakin bergetar memegang busur panah itu. "Yang mulia" ucap yeji lagi.

Sraaaak...

Busur panah itu mengendur melepaskan anak panahnya.

"Tidak yang mulia!!" teriak yeji terbelalak. Badan jeno tersungkur setelah melepaskan anak panah dari tangannya.

"Aaaaarrrgh... " teriak jeno menangis dalam rengkuhan yeji.

"Jisu-yaaa" teriak renjun memeluk lia. "Jisu-ya, apa yang kau lakukan?" tangannya menahan tubuh wanita yang terluka itu. Lia memeluk renjun tepat saat anak panah itu melesat kearah renjun sehingga mengengenai punggungnya.

"Nona"

"Nona jisu"

Jaemin dan ryujin memberontak agar dilepaskan, tapi prajurit menahannya begitu kuat hingga mereka tidak bisa melakukan apapun melihat lia yang terluka terkena anak panah.

"Pangeran" tangan lia terulur menyentuh wajah pria yang kini menangis dan menahan tubuhnya.

"Uhhuk uhukk.. Sa-ya sangat se-nang bi-sa me-ngenal an-da" ucap lia tersegal, punggungnya terasa sangat sakit dia tidak bisa menahan tangisnya.

"Bertahanlah" ucap renjun lirih. "Ayo kita pergi ke tabib" lanjut renjun.

Lia menggeleng pelan, air matanya mengalir membasahi pipinya. "Ma-afkan sa-ya. Uhuukk... Sa-ya berharap bi-sa ber-temu an-da la-gi nan-ti" ucap lia lirih, punggungnya semakin terasa sakit. Darah wanita itu sudah banyak keluar mengenai lengan renjun.

Tangan lia mengusap pipi renjun lemah, "sa-ya men-cintai an-da pa-nge-ran uhhukk... Uhuukk.. " mata lia perlahan memejam.

Renjun semakin panik melihat lia yang mengeluarkan darah dari mulutnya. Tubuh wanita itu terasa semakin lemas dan tidak sadarkan diri.

"Jisu-yaaa... Buka matamu. Aku mohon" renjun mengecek denyut nadi wanita itu. Pria itu kelimpungan karena tidak merasakan denyut nadi wanitanya. Matanya memerah menahan semua perasaan sedih dan amarah yang menjadi satu.

"Jisu-yaaa" teriak renjun memeluk wanita itu erat. "Aaaaaaarrrhhhh"

Rintik air turun dari langit bersatu dengan air mata renjun. Kantung awan hitam yang sejak tadi menggantung dilangit sudah tidak bisa menahan rintik air yang disimpannya lebih lama lagi. Semesta seolah ikut bersedih dengan kepergian lia

🎎

Choi jisu😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi jisu😍

Semoga feelnya nyampe yah, author sengaja nulis part ini malam hari pas hujan ditambah dengerin lagu taeyeon - all with you 😭😭

🌵🌵🌵

WHO ARE YOU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang