Lia tidak berhenti menangis, dia merasa sangat takut sekarang. Raja pasti sangat marah karena dia melarikan diri bersama renjun, apa yang akan Raja lakukan padanya nanti?

"Pergilah, aku ingin bicara padanya" sebuah suara samar terdengar memasuki lorong penjara.

"Baik yang mulia Ratu" ucap penjaga pada seorang wanita yang baru datang. Dia Ratu?

"Jisu" ucap yeji lembut.

"Yang mulia ratu" jawab lia dengan terisak.

"Bagaimana kau bisa tertangkap, saya pikir kalian sudah pergi menaiki kapal menuju negeri seberang?" tanya yeji, dia terlihat khawatir.

Jika lia tidak salah mengartikan, Ratu mengkhawatirkannya? Dia orang yang membantu renjun untuk menggagalkan pernikahan Raja?

"Kami tidak bisa menaiki kapal karena mendengar kabar tentang hukuman abeoji" ucap lia mencoba menenangkan dirinya. Setidaknya Ratu tidak seperti Raja, Ratu ada di pihaknya sekarang.

"Maafkan saya" ucap yeji sedih.

"Maksud yang mulia apa? Kenapa anda meminta maaf pada saya?" tanya lia tidak mengerti.

"Saya tidak bisa menolong mentri choi saat Raja memutuskan untuk menghukumnya, sekarang saya juga tidak bisa berbuat apapun melihat kau terkurung disini. Maafkan saya" yeji terduduk dan menangis.

Lia melihatnya dengan bingung, kenapa Ratu meminta maaf padanya? Ini semua salahnya sendiri karena tidak bisa menerima pernikahan dengan Raja kan?

"Ratu" ucap lia lirih.

"Salahkah jika seorang istri ingin suaminya hanya mencintainya saja, menjadi miliknya seorang" ucap yeji terisak.

"Saya bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang Raja, entah Raja menganggap saya sebagai istrinya atau tidak. Rasa dendam membuatnya menjadi buta, raja menjadi begitu kejam. Semua usahaku mendekatinya selalu berakhir sia-sia"

Lia mendengarkan semua ucapan ratu dalam diam. Ratu merasa menderita selama ini, selama ini Raja hidup hanya untuk membalaskan dendamnya pada renjun hingga menyakiti hati ratu.

Brruk...

"Siapa yang mengizinkanmu untuk datang kemari" ucap jeno yang tiba-tiba muncul.

"Yang mulia" yeji berdiri dari duduknya dan mengusap air mata di pipinya.

"Keluar dari sini!!" perintah jeno penuh penekannan.

Yeji melihat lia dengan wajah sedihnya, dia tidak punya pilihan lain selain meninggalkan tempat itu dengan tangisnya yang pecah.

Setelah kepergian yeji, jeno kembali diam. Dia hanya memandang tajam lia yang terpuruk di dalam penjara. Jeno menghembuskan nafas beratnya dan ikut terduduk sejajar dengan wanita itu.

"Aku sudah bilang padamu untuk memikirkan pilihanmu dengan baik, aku tidak menyangka pilihanmu akan semenarik ini. Kita laksanakan saja pernikahan kita segera, tapi kita tunggu sampai prajuritku membawa kakakku kembali. Dia harus ada di hari bahagia adiknya kan" ucap jeno berhasil menarik perhatian lia yang sejak tadi tertunduk.

"Tolong lepaskan saya yang mulia" pinta lia tidak bisa menahan tangisnya lagi.

"Lihat dirimu, beberapa hari tinggal di tengah hutan tampaknya membuatmu merasa tertekan bukan" ucap jeno dengan mengulurkan tangannya lalu menangkup kedua pipi lia dengan kasar.

"Mengapa Raja ingin menikahiku, bukankah ada ratu yang mencintai anda. Dia yang selalu berada di disi anda kapanpun" ucap lia dengan susah payah karena mulutnya yang di bekap tangan jeno.

"Diam!!. Kau tahu apa tentang ratu, dia hanya wanita pilihan abeoji. Mendiang raja selalu memberikan yang terbaik hanya pada renjun. Mana pernah dia memikirkan anaknya ini" tangan jeno semakin kencang membekap kedua pipi lia. Rasanya sangat sakit.

"Aku menikahinya karena perintah mendiang raja, pilihan abeoji untukku tentu tidak sebaik yang terlihat. Dia hanya wanita yang tergila-gila dengan cinta" ucap jeno dengan mata yang memerah lalu mendorong wajah lia sampai badannya tersungkur kebelakang.

Air matanya turun semakin banyak, dia tidak ingin mendengar semua ini. Yeji menyesal karena memutuskan untuk menunggu di depan pintu penjara dan berakhir mendengar semua ucapan jeno tentangnya.

Hatinya sangat sakit, selama ini jeno tidak menganggapnya sebagai istrinya. Yeji mencintai orang yang selama ini tidak pernah sedikitpun mencintainya.

Bruuk...

Pintu penjara kembali terbuka dengan kasar. Pandangan yeji dan jeno bertemu. Yeji mencoba menyembunyikan air matanya dengan menundukkan wajahnya, jeno pasti marah melihatnya yang masih berdiri disini.

Suara langkah kaki pria itu terdengar, yeji mengangkat wajahnya melihat jeno yang mendekat padanya, sebentar lagi amarah pria itu pasti meledak.

Jeno mempercepat langkahnya mendekati yeji. Diraihnya tengkuk wanita itu, jeno mendekatkan wajahnya pada yeji. Matanya memejam, menempelkan bibirnya pada bibir yeji lembut.

Yeji mematung ditempatnya merasa kaget dengan perlakuan jeno padanya. Matanya mengerjap, melihat air mata yang mengalir di pipi jeno.

Jeno belum melepaskan ciumannya, pria itu malah mencium yeji semakin dalam, seperti ada sesuatu yang sedang dia ungkapkan pada wanita itu lewat ciumannya. Yeji hanya bisa memejamkan matanya dan membiarkan pria itu menciumnya.

"Jika anda ingin nona jisu selamat, ikut kami sekarang tanpa ada perlawanan"

🎎

Yang mulia Ratu kerajaan jinhan 😍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yang mulia Ratu kerajaan jinhan 😍

Author gak bakal bahas lebih dalam tentang pasangan jeno yeji, teman-teman bisa beri kesimpulan masing-masing apa yang sebenarnya terjadi pada pasangan ini 😄😄😘

🌵🌵🌵

WHO ARE YOU? [END]Where stories live. Discover now