Testpack

1.8K 131 4
                                    

"Merlin, aku tidak bisa." Desahku. Aku sekali lagi menatap kosong pada testpack putih kecil dengan dua garis merah. Aku tidak bisa memikirkan hal lain setelah lima menit menunggu dengan cemas dan dari hari kemarin timbul kecemasan.

Merlin. Bagaimana alat test kehamilan ini bisa menghancurkanku seketika?

Di depanku, Ginny dan Lavender cukup tenang. Senyum kepuasaan di wajah mereka sementara duniaku sepertinya runtuh.

"Ini sudah jelas. Hermione kau hamil." Ginny menyeringai dengan kebanggaan keluarga Weasley.

"Kita sudah mengecek dengan sihir dan alat itu." Lavender masih segan untuk mengatakan barang-barang muggle.

"Akhirnya.. aku akan melihatmu membawa bayi." Ginny terkikik dan dia tidak takut sama sekali saat mendapat tatapan tajam dariku.

Aku menundukkan kepalaku ke atas meja. Kenapa teman-temanku tidak ada yang mengerti perasaanku. Aku tidak ingin memiliki anak di waktu sekarang.

"Hermione, dengar ini bukan masalah besar." Lavender menepuk pundakku.

"Kau sudah menikah, rumah besar dengan suami kaya raya dan cinta. Aku tidak mengerti kenapa kau sangat ketakutan dengan kehamilan ini." Celetuk Ginny.

Ginny benar. Aku memiliki segalanya. Tapi aku tidak siap untuk menjadi ibu.

"Hermione, jangan terlalu berpikir. Saat aku tahu aku hamil, aku merasa takut tidak bisa menjadi ibu yang baik." Kata lavender serius. "Tapi lihat, aku sudah melahirkan keturunan Ronald Weasley sebanyak dua orang. Aku sangat bahagia."

Aku diam.

"Kau bisa meminta saran dari ibu beranak tiga ini." Ginny mengibaskan rambutnya. "Kami akan selalu mendukung dan membantumu tidak peduli apa yang kau pilih." Lanjutnya.

Aku tersenyum dengan mata sedikit berair. Bertahan untuk tidak menangis, aku tidak cengeng. Tapi sial, hormon kehamilan membuatku seperti ini.

"Terima kasih banyak." Aku berdiri dan memeluk mereka berdua. "Kalian bener, aku hanya perlu waktu untuk berpikir dan tolong jangan beritahu siapapun soal ini." Pintaku di pelukan mereka berdua.

"Baik, Hermione." Mereka setuju bersamaku.


*


Aku berusaha menahan energi gugupku untuk menghadapi suamiku, khawatir bagaimana reaksinya saat tahu aku hamil. Aku takut jika reaksinya menyakitiku.

Dia keluar dari kamar mandi dengan setengah telanjang, rambut basahnya menempel di dahi.

"Kebiasaan," Aku menarik handuk di pinggangnya tanpa peduli dengan ketelanjangannya. "Keringkan dulu rambut sebelum yang lain." Tanganku sudah menggosok rambut putihnya.

"Aku lupa," Aku nya sambil tersenyum. Dia memiliki rambut sangat lembut bahkan aku iri dengan rambut miliknya.

"Ada sesuatu yang ingin kukatakan." Aku mundur dari nya lalu duduk di pinggir tempat tidur.

"Tunggu," Dia mengambil kaos di lemari lalu memakainya. "Wajahmu sedikit pucat, apa yakin kau baik-baik saja?" Dia berjalan mendekat lalu menempelkan tangannya di dahi, memeriksa apakah aku demam.

"Aku tidak demam," Aku meraih tangannya lalu memegangnya cukup erat. "Ini penting untuk kita berdua tapi aku tidak tahu harus memulai dari mana."

Keningnya berkerut, oke dia pasti sangat bingung.

Aku menghirup napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan pikiran untuk merangkai kata-kata yang tepat.

"Kau membuat takut," Dia menggeleng.

"Aku melakukan pemeriksaan tadi pagi dan semuanya normal." Kataku gugup.

"Baguslah," Dia menyeringai.

"Tapi ada satu hal yang tidak normal" Aku menggigit bibir karena semakin gugup.

Dia mencengkeram tanganku dengan tatapan panik dari matanya.

"Grang-"

"Aku hamil." Kataku secepat kilat. Setelah kata-kata itu keluar dari mulutku, aku langsung merasa terbebas dari beban berat. Tanpa sadar aku menangis.


Orang itu masih berdiri dengan diamnya. Tidak berbicara bahkan bergerak sedikitpun.

"Malfoy?" Suaraku kecil dan ketakutan. "Tolong katakan sesuatu."

Draco Malfoy berkedip dua kali dan mulutnya terbuka dan tertutup beberapa kali.


"Di dalam perutmu?" Dia menunjuk perutku yang masih rata.

Aku mengangguk.


Lalu aku berada dalam pelukannya

Dia senang, dia bahagia!

"Merlin, Malfoy junior tumbuh di perutmu." Katanya berseri-seri.

Aku tertawa setelah mendengarnya. "Tidak sepenuhnya Malfoy, Granger junior juga ikut ambil bagian."

Dia melepas pelukannya lalu menatap mataku dengan matanya yang indah.

"Granger, apa ini baik-baik saja dengan sesuatu di perutmu?" Tanya nya serius.

Aku rasa ini akan jauh lebih baik sekarang.

"Jujur, aku sempat takut dengan reaksimu jika tahu aku hamil. Aku takut jika kau tidak menginginkan anak dariku." Aku terisak pelan.

Sial, kenapa aku jadi cengeng sekali.

"Bodoh. Dasar bodoh." Dia menempuk dahiku cukup keras. "Aku menunggu kabar ini semenjak kita pertama kali berhubungan sex." Katanya menyeringai.

Aku melongo tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.

"Granger, terimakasih." Ucapnya sambil mencium dahiku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

 One-shot DramioneWhere stories live. Discover now