"I-itu pangeran" jawab ryujin tergagap dia tidak bisa mengatakan apa yang sudah dia dengar di pasar.

"Ada apa? Apa ada sesuatu terjadi?" mungkin renjun seorang cenayang bagaimana bisa dia menebak dengan benar.

"Tuan jaemin pergi hmmm.. " jawab ryujin lirih, dia merasa ragu untuk menjawab pertanyaan renjun. Bagaimana caranya dia harus mengatakan apa yang dia dengar tadi pada nona jisu? Sebagai putri tuan choi, nona jisu berhak tahu tentang keadaan abeojinya.

"Ryujin katakan, jangan membuat kami khawatir. Apa terjadi sesuatu pada tuan jaemin?" kini lia yang penasaran dimana jaemin berada, ikut bertanya pada ryujin.

Setelah mencoba menenangkan dirinya, ryujin tertunduk tidak mampu menatap nona jisu yang terlihat penasaran. "Di pasar kami mendengar berita tentang tuan choi, Raja akan menghukum penggal tuan choi di lapangan istana dan disaksikan seluruh warga jinhan. Tuan jaemin pergi kesana untuk memastikan berita itu" jawab ryujin.

"Abeoji?" lia terkejut mendengar jawaban ryujin. "Aku harus menghentikan Raja" ucap lia berlari keluar dari gua.

"Jisu-ya"

"Nona"

Teriak renjun dan ryujin melihat lia yang pergi begitu saja.

"Tunggulah disini, biar aku yang pergi menyusul jisu" ucap renjun, ryujin mengangguk menuruti perintah renjun.

Langkah lia sangat cepat menyusuri jalan setapak di hutan, lia sendiri tidak tahu kemana arah yang akan membawanya kembali ke istana Raja. Lia hanya mengikuti jalan dimana dia berlari sekarang.

"Jisu-ya" teriak renjun yang berlari kecil mengikuti lia.

Langkah lia terhenti. Didepannya ada jurang yang dalam membuatnya tidak bisa melanjutkan langkahnya. Badannya jatuh tertunduk, isakannya semakin kencang.

"Jisu" renjun datang dan langsung merengkuh lia kedalam pelukannya.

"Pangeran" ucap lia di dalam dekapan renjun. "Ab-abeoji.. Saya ingin menemuinya" tangisan lia semakin kencang, tubuhnya memberontak dalam pelukan renjun.

"Jisu-ya, dengarkan aku" renjun meraih wajah wanita yang terlihat sangat kacau di depannya. "Jaemin sedang memastikan semuanya, kita bisa menunggunya kembali dan mendengar kabar yang sebenarnya"

"Jika kabar itu benar, saya tidak bisa menemui abeoji lagi" tangis lia semakin pecah, renjun kembali memeluknya.

Meski baru sebentar bertemu dengan tuan choi, tapi lia bisa merasakan kasih sayang pria itu padanya. Jika jisu berada disini pasti reaksinya tidak jauh berbeda dengan lia sekarang. Wanita itu pasti merasa sangat hancur karena kehilangan satu-satunya keluarga yang dia miliki.

"Jika kita kembali ke istana sekarang, adikku pasti akan menangkap kita semua" renjun melepaskan pelukannya dan mengusap airmata yang jatuh di pipi lia, "kita kembali ke gua tadi dulu dan menunggu jaemin kembali membawa kabar untuk kita semua. Ryujin pasti khawatir karena kau langsung meninggalkannya begitu saja tadi" bujuk renjun.

Lia mengangguk, meski tangisnya mulai terhenti, tapi dalam hatinya tidak berhenti berdoa agar kabar yang dia dengar hanyalah kebohongan.

Renjun meraih tangan lia dan menuntunnya untuk berjalan bersama, kini dirinyalah yang harus bisa menghibur wanita ini saat dia terpuruk. Renjun akan melakukan itu tanpa diminta.

Langkah keduanya membawa mereka kembali ke gua. Selain ryujin, jaemin juga sudah berada di sana sekarang.

"Tuan jaemin, bagaimana keadaan abeoji? Berita itu bohong kan?" tanya lia menatap pria itu penuh harap.

Jaemin menunduk dalam, dia tidak berani menatap wanita yang kini bertanya padanya. "Maafkan saya nona" ucapan jaemin terhenti. "Tuan choi sudah tiada"

Lia terkekeh, "anda pasti berbohong. Pangeran saya ingin memastikannya sendiri" langkah lia terhenti karena pelukan renjun. Tangisnya kembali pecah mendengar tuan choi yang telah tiada.

"Jisu-ya, tenangkan dirimu" ucap renjun sedikit berteriak.

Tubuh lia terjatuh, renjun menyamai tingginya dan tidak melepaskan pelukannya pada wanita itu. Renjun mencoba menenangkan lia yang sangat terpuruk sekarang.

"Jisu-ya" renjun mengusap pelan kepala lia. Tangis lia tidak berhenti, hatinya ikut merasa sangat sakit melihat keadaan wanita yang dicintainya seperti ini.

Ryujin yang berdiri tak jauh mereka juga tidak bisa menahan tangisnya. Tuan choi orang yang sangat baik, beliau merawatnya seperti putrinya sendiri. Hatinya semakin sakit karena melihat nona jisu yang terpuruk di hadapannya karena kehilangan sang abeoji.

🎎

Pelayan nona jisu yang pandai menggunakan pedang 😍

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Pelayan nona jisu yang pandai menggunakan pedang 😍

Selamat malam minggu...

Biasanya kalian ngapain sih pas malam minggu gini?

Author pastinya nyempetin nulis biar cepet update😄😄😄

🌵🌵🌵

WHO ARE YOU? [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu