Teman? . [ Leo x Zayyan ]

Start from the beginning
                                    

" hallo ? "

" Hay, kamu belum tidur ? "

" belum, buktinya aku masih bisa jawab telefon kamu "

" insomnia ya ? "

" seperti nya "

" mau aku temenin ngobrol sampai kamu tidur ? "

" memang engga ganggu waktu tidur kamu ? "

" engga dong, lagian aku suka denger suara kamu bikin aku nyaman "

" tuhkan gombal lagi "

" loh aku engga gombal, aku cuman bilang apa adanya kok"

" engga tahu ah sebel "

" hahaha jangan ngambek, nanti manis nya hilang "

Zayyan tidak membalas, ia hanya dapat mengulum sebuah senyum tipis mendengar segala ucapan manis Leo

" Zayyan ? "

" iya ? "

". . . .sedikit lagi ya?"

"apanya?"

"gapapa, hanya sedikit lagi ya, tunggu."

Yah, Zayyan berharap itu adalah hal baik yang akan dirinya tunggu
.

.

.

" besok hari weekend, ayok kita nonton film ! " Gyumin berseru dengan semangatnya, bahkan membuat Davin sedikit terhuyung akibat pergerakan aktif si manis ketika ia sedang asik bersandar pada bahu sempit itu

" nonton film ? Kaset ? " tanya Zayyan dengan lugu sambil menatap Gyumin dengan tanda tanya

" engga lah ! Kita ke bioskop biar keren "

" pasti ajaran Hyunsik hyung nih " cibir Davin, karena akhir-akhir ini kekasih nya menjadi lebih aktif dan selalu ingin melakukan banyak hal yang membuat Davin pusing sendiri, mungkin setelah ini Davin akan menjauh kan Gyumin yang sering bermain dengan kakak sepupunya

" boleh juga usulnya, kita kan jarang jalan-jalan " itu Leo, yang pada akhirnya angkat suara, sambil nampak begitu setuju dengan usulan Gyumin

" tuh Leo setuju, ayok Davin kita pergi ! " sial, Davin lemah dengan wajah yang memohon itu, pada akhirnya ia hanya dapat mengangguk pasrah

" nanti kamu sama aku ya Iyan-ahh? " Zayyan sedikit terkejut saat Leo tiba-tiba bicara padanya, membuyarkan lamunan yang sejak semalam terus ia pikirkan

" kamu melamun ya ? " tanya Leo, Zayyan hanya tersenyum

" jangan ngelamun engga boleh "

" memang kenapa ? "

" nanti kamu ngelamunin laki-laki lain, aku engga suka "

" Davin cepat tutup kuping nanti ketularan gombalan recehnya Leo ! " Gyumin berseru heboh, sambil menutupi telinga kekasihnya, sedangkan Davin dan Leo hanya tertawa, Zayyan ? Ia hanya termenung tanpa memberikan balasan lebih.

" memangnya mau nonton film apa ? " tanya Davin pada pacarnya, kini ke empatnya sudah berada pada gedung bioskop dan sedang memilih milih film yang akan di tonton

" romantis, aku udah persen tiketnya kok, judul filmnya Dilan 1990 ! " jawab Gyumin, lalu nampak terlihat menggeledah tasnya untuk mengeluarkan dua lembar tiket yang segera ia serahkan pada Leo dan Zayyan

" cuman dua ? " tanya Zayyan bingung

" engga kok, punya ku sama Davin ada, kalian masuk ajah duluan, kita mau beli makanan dulu ! " Davin sedikit bingung, namun tidak membantah ketika tangannya sudah di tarik mengikuti langkah pacarnya

" ya sudah, ayo masuk duluan Iyan-ahh" ajak Leo, Zayyan sedikit terkejut namun ia sembunyikan dengan baik, padahal baru sebentar, tapi ia sudah larut dalam lamunan lagi

" ah ? Iya.... Ayok masuk ".

Sementara itu Davin sedikit bingung, karena Gyumin justru membeli dua tiket film lain, hingga ia memutuskan bertanya pada pacarnya itu

" kamu engga peka ya ? Setidaknya malam ini aku mau mereka punya waktu berdua, siapa tahu bisa jadian " Davin tersenyum mendengar itu, menjawil gemas hidung pacarnya lalu merangkul Gyumin untuk memasuki studio tempat film yang akan kedua nya tonton.

Film romantis berjudul Dilan 1990 itu kini sedang terputar, menyisakan studio yang sepi karena para penonton sibuk menyimak film yang di tayangkan, begitupun Zayyan dan Leo meski mereka sempat mengeluh karena nyatanya Gyumin dan Davin tidak ikut menonton film ini dan hanya meninggalkan keduanya

Film yang menarik, serta cukup mengajar kan perjalanan cinta semasa SMA, seharusnya Zayyan cukup menikmati film itu, namun genggaman erat Leo pada tangan nya kini membuat pemuda manis itu menatap tautan tangan mereka dalam kebisuan

" ada apa ? " Leo bertanya, saat menyadari Zayyan yang tidak fokus pada film di depan mereka, si manis menatapnya, hanya diam dan terus menatap Leo hingga pemuda tinggi itu sedikit bingung

" ada satu hal yang baru aku sadari Leo.... " ujarnya dengan lirih

" yah ? "

" kamu seperti Dilan, yang sering mengucapkan kata manis pada Milea... " Leo hanya diam, membiarkan Zayyan yang akan kembali melanjutkan perkataan nya " tapi sayang, peran ku bukan lah Milea yang bisa meluluhkan hati Dilan... "

" Zayyan.... " mencoba menggenggam tangan kecil itu kembali, namun Zayyan menepis nya pelan

" kita ini apa ?.... "

Hening di antara kedua nya, saling menyelami tatapan masing-masing, Leo menghembuskan nafas nya panjang, jemari nya kembali tergerak menggenggam tangan kecil milik Zayyan, mengusap nya penuh kasih dengan ibu jarinya

"kenapa harus menjadi Milea, Zayyan? Jika dirimu sendiri bisa memiliki kisah yang berbeda, aku bukan Dilan juga kamu bukan Milea, aku hanya Leo, dan kamu hanya Zayyan, yang memiliki kisahnya tersendiri, maaf jika aku membuat mu menunggu terlalu lama, hingga kamu merasa ragu, tetapi Zayyan, hati ini punya kamu, selalu punya kamu sejak awal dia jatuh, maaf jika sekarang rasanya kurang tepat, tapi aku mau kamu tau, bahwa Leo cuma sayang dan cinta sama sosok manis Zayyan, dan gak akan pernah berubah, sekarang biar aku perjelas ya? Mulai saat ini Zayyan Aneswara punya nya seorang Leo Anggara seumur hidup."

Tidak dengan ucapan atau cara yang spesial, tidak dengan hal mewah atau lainnya, kalimat sederhana yang mampu membuat hati kecil Zayyan menghangat, cinta nya tidak sendirian, harapan nya tidak lah melebur dalam lara, perasaan nya pada sosok tampan Leo terbalas, dan Zayyan merasa begitu bahagia

Mengabaikan bagaimana film yang masih terputar itu, wajah Leo mendekat, sebelum memberikan sebuah kecupan manis di atas bibir tipis Zayyan, mengantarkan semburat kemerahan pada pipi gemas itu, keduanya bahagia, hati mereka sama-sama bermekaran saat ini.

Gyumin, terimakasih rencana mu berhasil.




Tamat!

SHORT STORY [ Zayyan x All ]Where stories live. Discover now