Another Special Part (1)

Mulai dari awal
                                    

Yuna terdiam, ia menatap tas cokelatnya.

"Kau membohongiku, dan tidak minta maaf, benci, aku membencimu."

"Oke, maaf,"

Yuna tidak merespon, entah kenapa ia semakin merasa kesal dengan Yuta yang meminta maaf tapi dengan nada bicara yang tidak menyenangkan itu.

Dingin sekali.

"Tidak usah minta maaf kalau tidak ikhlas,"

Menjatuhkan tas cokelatnya, wanita cantik itu berjalan keluar kamar.

Yuta menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya itu.

Berusaha tidak peduli, Yuta memilih untuk tidur saja sekarang.

Toh, Yuna pasti juga nanti akan kembali sendiri ke kamar, pikirnya.

....

Pagi-pagi sekali, Yuta terbangun dari tidurnya, ia meraba sisi sampingnya, namun tidak ada apapun.

Hal itulah yang membuat Yuta terpaksa membuka matanya, karena penasaran.

Kemana Yuna di pagi buta seperti ini?

Apa sudah bangun?

Yuta melirik jam dinding, masih pukul lima pagi.

Mulai cemas, mengingat kejadian tadi malam.

"Apa dia tidak kembali ke kamar?"

Yuna tidak mungkin pergi, kan?

Mengumpulkan seluruh atensinya, Yuta akhirnya bangkit dari tempat tidur, melihat tas berwarna cokelat milik istrinya itu masih tergeletak di lantai membuatnya sedikit lega.

Yuta berjalan keluar kamar, mencari istrinya.

Tidak butuh waktu lama, ia menemukannya.

Yuna, istrinya itu tampak tertidur disofa ruang tengah.

Rasa bersalah menghampiri Yuta, karena ia memilih egonya untuk tidak membujuk Yuna tadi malam, akibatnya istrinya itu sekarang tidur sendirian diruang tengah seperti ini.

Yuta mendekati Yuna, meringis pelan melihat wajah cantik yang sekarang terlihat begitu pucat itu.

Ia yakin Yuna kedinginan sepanjang malam, ia bahkan tidak memakai selimut.

Menyentuh pipi Yuna, tidak ada kehangatan sama sekali disana. Begitu dingin.

Ia bisa sakit kalau begini, ditambah usia kehamilan yang masih bisa dibilang rentan itu.

Kini, tangannya bergerak berpindah menyentuh perut Yuna yang masih rata itu.

Ia tersenyum tipis.

"Bayi, kau keras kepala juga, ya?"

"Kau berhasil membuat Yuna-ku berubah, dia sedikit lebih suka melawan sekarang,"

Yuta mengelusnya lembut.

"Jangan terlalu merepotkan ibumu, mengerti? Tumbuhlah dengan baik,"

Tatapan Yuta teralih pada wajah Yuna, menatapnya lembut.

"Maafkan aku. Aku akan mencoba menjadi lebih baik setelah ini,"

Setelah mengatakannya, Yuta mengangkat tubuh istrinya itu, berniat membawanya ke kamar.

Yuta tersenyum, mengecup lembut kening Yuna.

"Aku mencintaimu,"

...

"Oh, kau ikut juga?" Momoka tersenyum lebar melihat Yuta, adiknya yang berjalan mengiringi istrinya.

Yuta tidak merespon, ia hanya memutar bola matanya jengah melihat ekspresi mengejek kakak perempuannya itu.

"Kak, tidak apa-apa aku menginap disini?" tanya Yuna.

Momoka merangkul adik iparnya itu dengan senyum sumringahnya.

"Tentu! Aku tidak keberatan sama sekali, kok. Mau berapa lama? Seminggu juga tidak apa,"

Yuna tersenyum sementara ekspresi Yuta sudah tidak bisa dikondisikan lagi.

"Jangan pengaruhi istriku yang tidak-tidak,"

"Kau juga ikut menginap?" tanya Momoka pada Yuta.

Yuta diam saja, ia menatap Yuna.

"Mau menginap juga?" Kali ini Yuna yang bertanya.

"Hanya sehari, kan? Besok kau harus pulang,"

Yuna mengangguk sambil tersenyum, ia melambaikan tangannya, "Iya, baiklah. Dadah Yuta,"

Momoka mengulum senyum melihat ekspresi wajah adik lelakinya itu.

"Selamat tidur sendiri, adik."

Yuta berdecak sebal, otaknya berpikir keras. Sebenarnya ia tidak menyetujui keinginan Yuna yang sangat ingin menginap dirumah Momoka itu.

"Aku akan menjemputmu besok pagi,"

Yuna mengangguk.

Yuta menghela nafas, ia membalikkan tubuhnya, bersiap berjalan keluar rumah Momoka untuk pulang.

Disepanjang jalan menuju mobil, Yuta terus merasa terbebani. 

Pada titik akhir, lelaki tampan itu mendengus kasar.

Ia tidak mau tidur sendirian!

Maka dari itu ia memutuskan untuk ikut menginap dirumah Momoka.

Menyiapkan indera pendengarannya untuk menerima serangan ledekan dari kakak perempuannya yang super menyebalkan itu.

To Be Continued.

Halo-haloo, mana nih yang kangen Yuta sama Yuna hehehe.

Jangan lupa vote dan berikan comment juga ya buat part tambahan yang ini.

Thankyou

and

See You

-vioneee12













































Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang