01

17 11 8
                                    


"Jika kamu tidak bisa menjaga Clara dengan baik, maka biar Saya saja yang merawat dia Dika!" ujar Sinta kepada Dika Dermawan ayah kandung dari Clara.

"Aku ayahnya Bunda, jadi aku yang pantas untuk menjaga Clara" Tegasnya.

Oma Sinta hanya terkekeh "Kamu pikir, Alia akan bahagia melihat putri semata wayangnya terus disiksa oleh ayah kandungnya sendiri? bersama keluarga barumu itu? "

"Dia yang membunuh Alia bukan?" smirk nya muncul dalam diam.

"Cukup Dika! Jangan sebut Clara pembunuh Alia!" Oma Sinta sangat tidak terima ketika Clara dituduh.

Dika tertawa renyah "Kenyataanya memang begitu Bunda!". Sedangkan Sinta menatap tidak percaya.

"Kamu bukan Dika yang saya kenali lagi! Dimana Dika yang lembut? Dimana Dika yang penuh dengan kasih sayang? Dimana Di-"

"Stop bunda" ucapan Sinta terpotong saat dia ingin mengatakan kalimat nya lagi.

"Dika yang Bunda kenal telah tiada bersama Alia, Lantas aku bukan Dika yang dulu lagi. Paham!"

"Saya kecewa kepadamu Dika! Mulai detik ini Saya yang akan membawa Hak asuh Clara" ujar Sinta tegas serta sangat lantang hingga sang empu tidak sanggup lagi berkata.

Pasalnya Oma Sinta adalah perempuan yang tidak bisa di kalahkan dengan mudah. Maka dari itu Dika kalah telak.

                                 ~♥~

"Omaaaa" teriak Clara kecil.

Sinta yang melihat cucu kesayangan nya datang menghampiri dengan larian kecil, ia langsung memeluknya dengan kasih sayang.

"Clala tangen Oma"

"Oma juga kangen Clara sayang"

Ya, Sinta sedang berada di rumah Dika sekarang. Ia berniat untuk mengambil Clara dari pria iblis itu.

Clara sangat senang dibuatnya, "Oma, Clala mau main sama Oma" ujar Clara kecil yang berumur Lima tahun itu.

"Iya sayang tentu" girang Sinta.

"Eum, Clara Oma punya kabar baik,buat kamu" lanjut Sinta lagi.

"Apa Oma" Clara kecil Kepo.

"Tau nggak, Oma kesini mau ngapain?".

Clara kecil menggeleng, "Oma kesini buat jemput Clara, dan tinggal bersama Oma. Selamanyaaaaa"

"Aslikkkk, Jadi Oma kecini mau jemput Clala?" tanya nya lagi.

"Tentu sayang"

"Yeyyy, Clala seneng, cekalang Clala bisa bebas dari Papa, Mama balu dan Kakak balu" .

Sinta sangat sedih mendengar penuturan Cucunya, mereka sangat keterlaluan kepada Clara, bisa bisanya mereka menyiksa anak kecil seperti dia.

"Yauda yuk sayang, kita pergi dari sini" Ujar Sinta membawa Clara dalam gendongannya dan membawa dia pergi dari rumah seperti neraka itu.

Sedangkan satu titik, Dika sangat marah ia tidak mau Clara di bawa namun sikapnya membuat Clara tidak betah dalam pelukannya.

Antara menyesal dan tidak, sepertinya dia tidak menyesali itu, karena kebencian nya pada Clara masih tetap sama saat Alia di kabarkan sudah tiada.

"Clara jangan lari lari Nak" Sinta memberi saran agar anak itu tidak lari kesana kemari, pasalnya Sinta takut Clara terjatuh dan menangis.

"Akhhhh"

Clara terjatuh, dan lututnya berdarah.
"Clara, sudah Oma bilang jangan lari lari sayang" omelnya.

Clara kecil hanya terkekeh, sungguh ini pertama kalinya Clara di beri perhatian lebih. Saat berada di rumah Papanya Clara hanya mendapatkan pukulan dan makian dari Para penghuni rumah itu.

CLARAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum