"Senang bertemu anda tuan jaemin" ucap lia tersenyum.

🎎

"Lewat sini nona" ucap jaemin memimpin langkah kedua wanita yang berjalan di belakangnya. "Sudah beberapa hari pangeran tidak menampakkan diri, dia memilih mengurung diri di istana tempat mendiang yang mulia tinggal dulu" jaemin banyak bercerita saat mereka menuju tempat renjun berada.

"Yang mulia Raja sendiri tidak jauh berbeda, bahkan beliau terlihat seperti tidak ada semangat hidup lagi. Wajah yang mulia sangat pucat karena menolak memakan apapun" lanjut jaemin. Jisu dan ryujin mendengarkan semua ucapan jaemin.

"Yang mulia Raja pasti merasa sangat terpukul atas meninggalnya yang mulia heebin*" ucap jisu.

(*Julukan untuk selir tingkat satu, kesayangan Raja)

"Pangeran pasti senang karena nona datang berkunjung" ucap jaemin tersenyum. "Oh itu dia pangeran" matanya memandang sosok pria yang berdiri mematung di dekat pohon sakura.

"Ryujin kau bisa menungguku di dekat tandu, aku berjanji akan segera kembali" ryujin sendiri tidak bisa menolak permintaan jisu meski di sisi lain dia merasa khawatir karena meninggalkannya sendirian di dalam istana.

"Mari saya antar" ucap jaemin pada ryujin. Jisu sendiri berlalu mendekat pada renjun yang masih setia dengan posisinya yang berdiri di dekat pohon sakura. Apa dia tidak merasa lelah?

"Pangeran" ucap jisu lirih. Meski ingin menemui renjun, jisu sebenarnya merasa takut jika renjun merasa terganggu dengan kedatangannya. Entah apa yang membuat jisu ingin menemui renjun, tapi hati kecilnya mengatakan jika dia harus bertemu renjun dan melihat keadaan pria itu sekarang.

Renjun membalikkan wajahnya menuju sumber suara yang memanggilnya, dia menghembuskan nafas beratnya melihat siapa yang berdiri di dekatnya sekarang.

Diam.

Hanya hening yang tercipta sekarang. Renjun memilih memandang beberapa kuncup bunga sakura yang perlahan jatuh dari tangkainya. Meski tidak ada yang bersuara, jisu tahu betul apa yang dirasakan renjun sekarang. Pasti rasanya sangat menyakitkan, sama persis seperti saat eommanim meninggalkannya dua tahun yang lalu.

"Eommanim sangat senang menghabiskan waktu melihat bunga sakura yang bermekaran saat musim semi" ucap renjun memecah keheningan.

"Dia juga sangat menyukai bunga yang ku bawa untuknya kemarin" lanjut renjun. "Aku tidak menyangka dia akan meninggalkanku secepat ini. Jika aku tahu, aku akan menghabiskan waktu lebih lama tertidur di pangkuannya. Melihatnya tertawa saat menceritakan masa kecilku" air mata renjun lolos, kepalanya tetunduk.

"Saya turut berduka pangeran" ucap jisu lirih, melihat pangeran yang terlihat rapuh di depannya mengingatkannya pada dirinya saat kehilangan sang eomma. "Tuhan lebih menyayangi yang mulia, dia tidak akan merasakan sakit lagi sekarang" mata jisu memerah menahan tangisnya, eommanya juga dulu meninggal karena sakit parah. Jisu merasa dadanya sesak mengingat eommanya yang terbaring tidak sadarkan diri dulu.

"Hanya eommanim yang aku miliki, saat merasa terpuruk aku selalu datang dan bercerita padanya. Tapi sekarang, apa yang bisa aku lakukan? membayangkannya saja membuatku ingin ikut pergi bersamanya saja" renjun merasa sangat hancur, tidak ada yang menginginkan kehadirannya di istana ini sekarang. Meski Raja menyanyanginya, itu malah membuat Ratu dan adiknya semakin membencinya.

"Pangeran bilang jika kita berteman sekarang, pangeran bisa bercerita apapun pada saya jika anda mau. Ada Raja, Ratu, puta mahkota dan tuan jaemin juga, mereka pasti juga sangat sedih melihat anda yang terpuruk seperti ini" ucap jisu. Jisu merasa beruntung masih memiliki memiliki abeoji dan ryujin disampingnya dan selalu menghibur saat dia merasa sedih saat eommanya meninggal dulu, jisu sangat bersyukur memiliki kedua orang itu di hidupnya sampai saat ini.

Renjun menghapus air matanya, dia menatap jisu yang berdiri disampingnya. "Terima kasih sudah datang" ucap renjun tersenyum tipis. "Upacara pernikahannya mungkin sudah berlangsung, kau tidak mungkin datang ke istana hanya untuk menghiburku kan?"

Jisu menatap langit biru cerah yang terhampar di depan mata, "jika di izinkan saya akan memilih untuk berada disini saja" ucap jisu lirih.

Renjun menatap lekat wanita yang berdiri disampingnya, senyumnya mengembang melihat jisu yang juga tersenyum melihat bunga sakura yang kini semakin banyak yang terbang terbawa hembusan angin.

🎎

Apa sudah ada gambaran tentang ceritanya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Apa sudah ada gambaran tentang ceritanya?

Tentu saja belum, karena masih flashback...😄😄😄 Sebentar lagi kita lanjut cerita lia yang terjebak di jinhan, kira-kira lia bisa bertahan gak ya???

Jangan lupa untuk vote dan tinggalkan coment agar author semangat update ❤️❤️❤️

xoxo

🌵🌵🌵

WHO ARE YOU? [END]Where stories live. Discover now