Cerita yang pernah Zhan dengar dari ayahnya, dan kini diceritakan dari sudut pandang yang berbeda. Cara bercerita pria tua itu juga cukup humoris, dan tidak berkesan menggurui.

Zhan dengan segala emosi dan kecewa saat melihat wajah Yibo, sedikit teralihkan saat mendengar pria itu seakan mendongeng pada anak kecil sambil menikmati roti isi daging.

"Jadi anak anda yang durhaka itu masih hidup sampai sekarang?"
Pertanyaan yang dilontarkan Zhan membuat Taehyung tersedak sayur kol, dan Yibo hampir saja menyemburkan jus jeruknya.

Sementara yang ditanya malah tertawa tanpa berniat mengejek pertanyaan Zhan.
"Tentu, bagaimanapun dia tetap puteraku, sekeras apapun kepalanya."  "Tadi pagi dia mengunjungiku," imbuhnya.

"Oh iya?" Zhan tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya.

"Di mana dia sekarang?" tambah Zhan.

Taehyung terbatuk cukup keras, hingga potongan beef di mulutnya ikut melompat ke luar.

Mengabaikan Taehyung yang mulai penyakitan. Zhan menoleh kembali pada wajah pria itu untuk mendengar jawabannya.

"Dia ada di depanmu," ujarnya dengan dagu mengarah ke kursi Taehyung yang duduk di dekat Yibo. Cukup jelas menunjukkan, bahwa Taehyung adalah putera dari Wang Jackson, pria paruh baya yang menjadi teman lama ayahnya. Pantas saja ia sejak tadi salah tingkah, hingga tersedak roti isi.

.
.

Aula besar sebuah kampus, dipenuhi banyak mahasiswa bereragam jingga. Mereka duduk di lantai keramik tanpa alas, hanya untuk mendengarkan seorang pria berwajah tampan melakukan orator, dengan layar proyektor yang menampilkan sebuah wajah manis dengan mole di bawah bibir. Dilatari tulisan besar yang dicetak tebal 'Demokrasi'

"Mana yang lebih merugikan masyarakat, foto kita yang berpelukan dengan teman lama? Atau korupsi uang rakyat hingga ratusan juta dollar amerika?" Taehyung bertanya dengan suara lantang, pada ratusan mahasiswa yang ada di depannya.

Mereka serempak menjawab, "Korupsi!!!"

"Jadi, siapa yang harus kita bela. Calon yang bersih dan manusiawi, dengan kecenderungannya menyukai lelaki. Atau calon yang bernaung di bawah partai dengan trade record koruptor terbesar?" Taehyung berteriak lantang.

Semua diam, menatap layar yang menampilkan foto dua pria berpelukan. Lalu layar berubah, menunjukkan skema dan statistik kerugian Dernia, akibat korupsi yang berjalan di bawah pemerintahan wali kota yang tidak jujur, beserta antek-anteknya, dalam satu partai.

Taehyung gelisah, seharusnya ia tidak mengatakan bahwa Zhan memiliki ketertarikan sesama jenis. Lagi pula tidak ada bukti yang jelas mengenai semua itu. Ia hanya mengambil langkah berani. Sebelum teman-teman mahasiswanya nendengar kabar buruk itu dari media lain, akan lebih baik jika mereka mendengar itu dari mulut Taehyung sendiri.

Taehyung mengambil langkah terakhir, yaitu mencari simpati melalui empati. Jika ini tidak berhasil ia akan menangis di depan kakeknya, dan mundur dari jabatannya sebagai ketua ikatan mahasiswa.

"Ya, setiap manusia memiliki kehidupannya sendiri. Sejauh mereka tidak merugikan orang lain. Harusnya kita tak perlu mengusiknya."

Taehyung berucap pasrah, ia menekan tombol off, mic bluethoot yang ia pegang. Mengakhiri sesi orasi dengan cukup dramatis. Ia menundukkan wajahnya, sembari meletakkan mic itu kembali ke panitia. Tak kuasa untuk menoleh lagi ke belakang. Ia langsung masuk ke ruangan yang ada di belakang aula. Mengambil ponsel yang sengaja ia silent, sepanjang acara pidatonya.

Ia melihat banyak pesan yang dikirim Jungkook untuknya. Bersamaan dengan itu suara di aula mengalihkan perhatian Taehyung untuk membuka pesan dari kekasihnya.

Taehyung berdiri, ia meletakkan ponselnya kembali. Saat namanya menjadi bahan teriakan ratusan teman-temannya di sana.

"Taehyung keluar kau!!" itu suara Kyungsoo, mahasiswa berwajah dingin yang jarang berbicara. Taehyung terkejut, mendengar Kyungsoo memanggil namanya melalui pengeras sura.

"Kau ingin kami mendukung calon kebanggaanmu itu?" Kyungsoo memiringkan kepalanya, melihat Taehyung telah muncul bersama rasa cemas di wajahnya. Baru kali ini Tae gagal dalam berorasi.

"Aku tanya padamu, apa kau mendukung calon dari partai Demokrasi bernama Xiao Zhan?" Kyungsoo mengulang pertanyaan yang sama, dengan mata bulat yang melotot tajam, sekarang tampak menyeramkan.

Namun, Taehyung tak gentar. Tekadnya untuk mendukung Zhan semakin besar, kala ia mengetahui semua kebenaran cerita dari tuan Wang semalam.

Dengan penuh keyakinan, ia maju ke depan. Menatap Kyungsoo tanpa rasa gusar. Menjawab dengan suara lantang, "Iya benar, aku mendukung Xiao Zhan."

Singkat, padat dan jelas membuat riuh semua mahasiswa yang ada di sana. Kyungsoo tersenyum untuk pertama kalinya. Ia menempelkan pengeras suara ke mulutnya, dan berteriak dengan lantang, "Ayo, kita dukung Zhan!!!"





Tbc.

Trap The SenatorWhere stories live. Discover now