Chapter 2

130 5 4
                                    

"aku kira kamu tidak datang lagi." ucap Kaori.

"karena aku sudah janji membawa canale."jawab Kousei.

"aku dengar permasalahan Tsubaki sudah selesai."

"iya. Setelah menikah mereka akan pergi ke Seoul."

"begitu. Bagaimana dengan Watari ?"

"ya.. Dia seperti biasa. Apa kalian bertengkar ? Karena Watari seperti tidak ingin membahas tentangmu. Tidak seperti biasanya."

"begitu. Tentu saja dia marah. Karena aku hanya perempuan egois yang memanfaatkannya."

"apa maksudmu ?"

"tidak apa-apa." jawab Kaori.

Kousei bingung dengan sikap Kaori yang semakin aneh setelah pertemuan mereka yang terakhir itu. Kousei tahu, namun tidak ingin tahu alasan kenapa Kaori bersikap aneh.

"Kamu kesepian ?" tanya Kaori mengalihkan pembicaraan.

"apa ?"

"Tsubaki sebentar lagi akan pergi ke Korea. Watari juga akan segera pergi ke Spanyol karena dapat beasiswa.

"akh itu. Ya, sedikit..." jawab Kousei.

Setelah itu mereka terdiam lama dan hanya terdengar suara jarum jam yang terus bergerak.

"nee.. Apa kamu menginginkannya ?"

"apa maksudmu ?"

"anak."

"apa yang kamu bicarakan !"

"kamu menyukaiku kan ? Walaupun tidak yakin bagaimana kalau kita coba."

"kamu gila ? Kamu...menyukai Watari. Bagaimana mungkin kamu menawarkan hal ini padaku. Jangan mempermainkanku !"

"bagaimana jika itu semua kebohongan. Bagaimana orang yang 1ku cintai sebenarnya kamu, Kousei Arima."

"a.apa maksudnya ?"

Kaori berdiri dengan kekuatan yang ada mendekati Kousei yang sedang kebingungan.

"aku adalah orang egois. Aku mencintai Watari itu hanyalah kebohongan agar aku bisa dekat denganmu. Aku mencintaimu, Kousei Arima." ucap Kaori lalu menyerang Kousei dengan mencium bibirnya.

Kousei hanya pasrah, dia bingung dengan semua ini. Dia tidak bisa menolak ciuman Kaori, karena dari dirinya sendiri menikmatinya. Nafsu di dalam Kousei membuncah, dia mendorong Kaori ke kasur mengunci kedua tangan Kaori.

"apa yang kamu katakan benar ? Jangan menyesal telah memancingku."

"ya. Itu benar. Aku tidak akan menyesal. Karena yangku inginkan selama ini menghabiskan waktuku bersamamu. Kamu tahu kan waktuku tidak lama lagi. Karena itu bagaimana kita membuat makhluk kecil yang lucu dari kita berdua disini." ucap Kaori meraih tangan Kousei lalu membawanya ke perutnya.

Karena terbawa perasaan, Kousei menuruti keinginan gila Kaori itu. Beberapa bulan kemudian, ada makhluk kecil imut yang hidup di perut Kaori. Tentu orang tua Kaori yang tahu pitrinya hamil sempat menentang, tapi Kaori memohon demi keinginan terakhirnya.
......
Tiga hari setelah kelulusan. Tsubaki melakuan pernikahan yang dihadiri orang-orang terdekatnya saja. Terlihat perut Tsubaki yang sudah mulai membesar berjalan di altar. Pelaksanaan mereka berjalan lancar.

"selamat ya Tsubaki." ucap Kousei.

"ya." jawab Tsubaki sulit, karena sampai sekarang dia masih mencintai Kousei.

Setelah ucapara pernikahan telah selesai. Tsubaki bersama suami langsung pergi ke Seoul untuk memulai kehidupan barunya.
......
Musim semi telah tiba, sekarang di Jepang tengah ramai-ramainya siswa-siswi baru. Tidak terlewatkan universitas. Namun Kousei memutuskan untuk melanjutkan studinya di Jerman di mana perkuliahan mulai awal bulan agustus. Bisa di katakan Kousei mempunyai waktu yang cukup senggang.

Setiap hari dia menjenguk Kaori dan melihat perkembangan darah dagingnya yang berada di perut Kaori.

"nee... Katanya si kecil perempuan. Aku sudah kepikiran nama. Namanya Kaomi. Bagaimana ?"

"Kaomi, nama yang bagus." ucap Kousei tersenyum masam.

Kousei bingung harus bagaimana. Di satu sisi dia senang, di satu sisi dia sedih mengingat kenyataan.

"hei jangan begitu, nanti Kaomi sedih." ucap Kaori mengingatkan Kousei, lalu dia meraih tangan Kousei untuk mengelus perutnya yang membesar.

Terlihat kedua cincin bersinar di jari kedua pasangan ketika mengelus perut Kaori. Kousei dan Kaori juga melakukan pernikahan di tanggal 1 April. Tanggal yang mempertemukan mereka.

Husshh...
Kaori meniup lilin yang tertancap di kue ulang tahun. Hari ini dia genap berusia 18 tahun. Walaupun sangat sederhana karena cuma merayakan diruang rawat tapi terlihat Kaori sangat bahagia.

"ukh..." Kaori tiba-tiba meringis memegang perutnya.

"sayang panggilkan dokter. Kaori ingin melahirkan." perintah ibu Kaori kepada suaminya.

Tidak berapa lama beberapa dokter dan perawat datang. Mereka meminta keluarga menunggu diluar. Semuanya terlihat cemas karena Kaori melahirkan lebih awal seminggu dari perkiraan.

Uweekk...uweekk...
Terdengar suara bayi dari ruang rawat Kaori. Terpancar wajah kebahagiaan dari orang tua Kaori dan Kousei yang sekarang resmi menjadi seorang ayah.

Dokter keluar memberitahu kalau bayinya lahir dengan selamat tanpa ada kekurangan. Akan tetapi ibunya tidak tertolong. Tentu saja sedih, tapi mereka sudah merelakan karena itu permintaan Kaori untuk mengkhilaskan dia pergi.

Mereka mempersiapkan pemakaman Kaori. Dengan berpakaian putih orang-orang mengantar kepergian Kaori.

"kamu sudah berusaha dengan keras. Kamu sudah melahirkan Kaomi dengan selamat dan sehat. Sesuai janji, aku akan menjaga Kaomi dengan segenap jiwaku karena itu sekarang beristirahatlah dengan tenang." itulah ucapan terakhir Kousei kepada sang istri tercinta seraya memberikan ciuman perpisahan.

" itulah ucapan terakhir Kousei kepada sang istri tercinta seraya memberikan ciuman perpisahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanggal 4 Juli yang penuh arti. Di tanggal itu Kaori lahir dan meninggal serta lahirnya Kaomi buah cinta Kousei dan Kaori ke dunia.
.....
Sudah seminggu setelah meninggalnya Kaori dan lahirnya Kaomi. Kousei harus pergi dari Jepang untuk melanjutkan studinya.

"bibi Hiroko, aku ingin melihatnya." ucap Kousei ketika di mobil menuju bandara.

Hiroko yang mengerti maksud Kousei mampir ke sebuah toko roti. Namun ketika hendak masuk, mereka mendengar tangisan bayi. Entah karena ikatan batin, Kousei langsung masuk. Terlihat orang tua Kaori kebingungan menenangkan cucu dari anaknya yang sudah meninggal.

"apa aku boleh menggendongnya." ucap Kousei terdorong dari hati kecilnya.

Kedua orang tua Kaori saling menatap dan setuju untuk menyerahkan Kaomi untuk di gendong Kousei. Seketika Kaomi langsung tenang.

"apakah ini namanya ikatan batin orang tua dan anak." bathin Hiroko tersenyum haru melihat Kaomi anteng di gendong Kousei.

Kaomi membuka matanya dan tersenyum kepada Kousei. Ada rasa nyut di hati ketika dia melihat senyuman Kaomi karena sebentar lagi dia harus meninggalkan Kaomi dalam waktu yang lama.

"aku akan segera kembali." ucap Kousei mencium Kaomi.

My Little SunWhere stories live. Discover now