"Tapi nona, akan sangat berbahaya jika anda keluar sendirian" wanita yang dipanggil ryujin tadi bersikeras untuk tidak pergi.

"Lihat ada orang lain juga disini" wanita itu menunjuk ke arah renjun, "kau bisa kemari lagi sore nanti, aku tidak akan pergi kemanapun. Aku berjanji" wanita itu mendekat berjalan kearahnya.

Wanita yang bernama ryujin benar-benar tidak ingin pergi, dia masih tetap berdiri di tempatnya dan mengawasi wanita yang kini berdiri di dekat renjun.

"Waah Indah sekali, musim semi kali ini banyak sekali bunga yang bermekaran. Aku akan memetik beberapa untuk diletakkan di kamarku" gumam wanita tadi lalu melangkah berjalan ke tengah hamparan bunga.

"Aduuuh" renjun dengan cepat meraih tangan wanita itu yang terpeleset di dekatnya.

"Hati-hati nona" ucap renjun memegang erat tangan wanita itu.

"Terima kasih tuan" ucap wanita itu berusaha menyeimbangkan tubuhnya, "tunggu tuan, apa itu darah?" wanita itu kaget melihat lengan renjun yang berdarah akibat serangan adiknya tadi.

"Iya nona, tapi ini bukan luka yang serius" jawab renjun melepaskan tangannya dan sedikit menjauh dari wanita itu.

"Tunggu sebentar tuan" wanita itu merogoh kantong kecil yang terdapat pada bajunya dan mengeluarkan sapu tangan. "Pakai ini agar darahnya tidak terlalu banyak yang keluar. Biar aku bantu ikatkan, tuan pasti kesulitan mengikatnya sendiri" wanita itu perlahan mengikatkan sapu tangannya pada lengan renjun. Renjun memandang datar wanita yang kini sibuk mengikat sapu tangan di lengannya yang terluka.

"Sudah selesai tuan, usahakan jangan terlalu banyak bergerak agar darahnya tidak keluar terus menerus. Sekali lagi terima kasih karena tuan sudah menolong saya tadi" wanita itu membungkuk hormat dan kembali berjalan ke tengah hamparan bunga dengan lebih berhati-hati.

"Tunggu siapa namamu?" teriak renjun.

"Jisu. Choi jisu" wanita itu berlari menjauh. Wanita yang bernama ryujin yang sejak tadi melihat interaksi keduanya juga ikut berlari mengejar wanita yang bernama choi jisu itu.

"Jisu" renjun tersenyum dengan memegangi lengannya yang kini sudah terbalut dengan sapu tangan milik wanita bernama jisu tadi.

🎎

"Pangeran" panggil sang eomma melihat renjun melangkah memasuki istana.

"Pangeran, tadi yang mulia bilang jika kau terluka. Biarkan eomma membantu mengobati lukanya" tangan sang eomma terulur hendak menyentuh lengan renjun.

"Tidak eomma, renjun sudah mengikatkan kain agar darahnya tidak keluar lagi. Ini bukan luka yang serius, eomma tidak perlu merasa khawatir" renjun menghentikan tangan eommannya itu dan menggenggamnya. "Bagaimana dengan eomma sendiri? Apa eomma sudah meminum obat hari ini?"

Sang eomma tersenyum, "kau selalu saja mampu mengalihkan setiap pembicaraan. Eomma sudah meminum semua obatnya"

"Lalu kenapa eomma berjalan-jalan keluar seperti ini? Ayo renjun antarkan eomma ke kamar, eomma harus lebih banyak istirahat agar cepat sembuh" renjun merengkuh eommanya dan memapahnya berjalan menuju kamar.

"Jaemin tadi mencarimu"

"Renjun akan menemuinya nanti, sekarang kita ke kamar eomma agar eomma bisa istirahat" keduanya berjalan menuju kediaman selir Raja diikuti beberapa dayang dibelakang.

Eommanya memang sudah lama sakit, sudah banyak tabib ternama dari dalam maupun luar jinhan yang di panggil Raja untuk menyembuhkannya. Tapi sampai sekarang keadaannya masih tetap sama, bahkan semakin memburuk. Renjun sedih melihat keadaan eommanya yang tak kunjung sembuh seperti ini, hanya eommanya yang dia percaya sekarang, entah apa yang akan terjadi jika eommanya meninggalkannya sendirian.

"Sudah sampai, kau pergilah temui jaemin. Eomma senang karena kau memiliki teman, setidaknya eomma akan tenang jika eomma sudah tidak bisa disisimu lagi" ucap eommanya menggenggam erat tangan renjun.

"Eomma bicara apa, eomma akan disini selamanya bersama renjun. Renjun berjanji akan selalu menjaga eomma" jawab renjun bersungguh-sungguh.

Tangan eommanya terulur mengusap bahu putranya, "semoga saja pangeran. Pergilah eomma akan istirahat sekarang"

Renjun memandangi eommanya yang berbaring dan memejamkan matanya. Perlahan renjun keluar dari kamar eommanya dan pergi menuju lapangan tempat berlatih pedang.

Dari kejauhan terlihat seorang pria yang sedang berlatih pedang di tengah terik matahari.

"Kemampuan pedangmu semakin menakjubkan saja"

"Pangeran" pria yang berlatih pedang tadi berhenti dari kegiatannya memainkan pedang dan menunduk hormat melihat renjun menghampirinya.

"Eomma bilang kau mencariku tadi" pria itu jaemin, sahabat sang pangeran sejak kecil. Mereka sering menghabiskan waktu bersama berlatih pedang, dia juga seorang putra mentri pertahanan kerajaan ini.

"Saya tadi berniat untuk mengajak anda berlatih pedang bersama, tapi sepertinya pangeran sudah lebih dulu berlatih tanpa menunggu saya" ucap jaemin melihat lengan renjun yang di balut kain.

"Kau sendiri yang sejak kemarin tidak menampakkan diri di istana, tapi malah menyalahkanku" sahut renjun tersenyum.

"Sepertinya anda sedang merasa senang pangeran" jaemin ikut tersenyum. Jaemin paham betul kebiasaan sahabatnya itu, dia selalu menampakkan seolah dirinya kuat dan dingin, membangun benteng tinggi dengan semua orang yang tidak dikenalnya. Tapi jaemin tau betul apa yang ada di balik sikapnya itu.

"Ada seseorang yang menolongku tadi, aku hanya merasa senang karena bertemu dengan orang baik" renjun terkekeh enggan memberi tahu.

"Pasti seorang wanita" tebak jaemin.

"B-bgaimana kau tau?" renjun terbelalak mendengar jawaban jaemin.

"Terlihat jelas di wajah anda pangeran" goda jaemin.

"Benarkah? Tapi aku belum sempat mengucapkan terima kasih dengan benar padanya. Semoga saja aku bisa bertemu dengannya lagi" ucap renjun, senyumnya hilang merasa tidak yakin dengan ucapannya.

"Anda pasti bisa bertemu lagi dengannya, saya akan berdoa pada tuhan" ucap jaemin.

"Semoga saja. Sekarang tunjukan kemampuan pedangmu padaku" ucap renjun mengeluarkan pedang dan mengarahkannya pada jaemin. Dengan senang hati jaemin meladeni sahabatnya itu dan mulai bertarung.

🎎

Jangan lupa vote dan coment😘

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Jangan lupa vote dan coment😘

🌵🌵🌵

WHO ARE YOU? [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz