"Kau cantik Yibo" tanpa aba-aba Zhan menekan tengkuk Yibo, dan langsung menyatukan bibir keduanya. Sedangkan Yibo mencoba berontak dengan memukul dada Xiao Zhan, namun tentu saja usahanya sia-sia.

Zhan terus melumat bibir atas dan bawah Yibo, sesekali menggigit dan menarik bibir Yibo dengan perlahan, lalu menjilat belah bibir Yibo dengan sensual sebelum benar-benar melepaskan bibir manis Yibo. Zhan tidak menggunakan lidahnya untuk bermain di dalam mulut manis Yibo, ia takut melakukan lebih jauh dari sekedar ciuman, ditambah lagi little Xiao jika pagi-pagi seperti ini mudah sekali terbangun, ya contohnya saat ini. Little Xiao di bawah sana sudah sangat terasa sesak. Aneh? Ya Zhan sendiri merasa aneh pada dirinya, kenapa ia harus merasa takut? Zhan tidak tahu. Yang ia tahu, ia hanya tidak ingin Yibo menyerahkan sesuatu hal yang penting karena paksaan, walupun Zhan sangat suka memaksa.

"Yibo menyingkirlah!" Suara Zhan terdengar berat dengan sedikit serak, dan juga deru nafas yang tidak teratur.

"Kau terangsang?" Yibo tidak bodoh dengan tidak tahu apa penyebab Xiao Zhan seperti itu, tapi apa salahnya bertanya untuk memastikan. Namun saat menemukan wajah frustasi Xiao Zhan membuat Yibo tidak tahan ingin tertawa dengan keras, tapi ia tahan takut-takut Xiao Zhan malah menyerangnya, dan berbuat hal-hal yang aneh.

"Pergilah ke kamar mandi! Kau terlihat menyedihkan" Yibo menyingkir dari atas Xiao Zhan, beralih duduk di atas ranjang, dan setelahnya ia tertawa terbahak-bahak saat melihat Xiao Zhan berlari menuju kamar mandi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah keluar dari penginapan,
Xiao Zhan dan Wang Yibo kini sedang di perjalanan menuju rumah Yifei, Yibo memang sengaja meminta Xiao Zhan mengantarkannya ke sana. Ia tahu kekasihnya itu pasti sedang merajuk karena Yibo meninggalkannya begitu saja, dan bahkan tidak memberikan kabar sama sekali. Ia harus menyusun kata-kata pembelaan diri, juga sedikit rayuan agar kekasihnya itu mengerti, dan tidak mengamuk padanya.

"Kita sudah sampai" Zhan memberhentikan sepeda motornya tepat di depan pagar kediaman Yifei, ia menatap lekat rumah itu dari balik kaca helmnya, dengan perasaan campur aduk yang tiba-tiba saja hadir.

Yibo turun dari atas motor Zhan, membuka helm yang ia kenakan lalu memberikannya pada Xiao Zhan. "Kau tahu rumah kekasihku?" Yibo menatap Xiao Zhan dengan penuh rasa penasaran, karena Zhan mengetahui alamat Yifei bahkan tanpa bertanya pada Yibo. Karena Setahu Yibo, Xiao Zhan belum pernah sama sekali datang ke rumah kekasihnya, tapi kenapa Zhan bisa tahu?.

"Hanya pernah melihatnya di sini saat lewat" ujar Zhan dengan acuh. Lalu melesat begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi pada Yibo.

"Benarkah seperti itu? Kenapa aku merasa ada yang lain" Yibo masih berdiri di tempatnya, memikirkan sikap Xiao Zhan yang menurutnya aneh. Selang beberapa menit ia menyerah memikirkan hal itu, lagipula mungkin hanya perasaannya saja.

Yibo melangkah memasuki gerbang rumah Yifei, saat melihat satpam rumah itu, ia tersenyum tipis dan menyapanya.

"Yifei ada?" Ujar Yibo dengan ramah.

"Ada tuan...masuk aja!"

Yibo mengangguk mengerti, dan tanpa permisi ia masuk begitu saja kedalam rumah Yifei, karena ia tahu kedua orang tua kekasihnya sedang tidak ada di rumah, jadi tidak akan ada yang menegurnya. Para pelayan di rumah ini bahkan sudah sangat hafal dengan kelakukan Yibo yang satu ini. Bahkan tanpa ragu ia menaiki anak tangga menuju kamar kekasihnya, membuat para pelayan di sana hanya mampu menggelengkan kepalanya.

"Lebih baik mereka di nikahkan saja" celetuk salah satu pelayan di sana.

"Daripada seperti itu...bikin malu" lanjutnya lagi.

"Huss...jangan suka urusi urusan majikan, dipecat nanti nangis" ujar pelayan satunya menimpali.

.
.
.
.
.
.
.
.

Tok. Tok. Tok.

"Sayang buka pintunya!"

Tanpa di minta dua kali pintu di depannya terbuka dengan menampilkan sosok Yifei, yang terlihat berantakan. Mata bengkak, hidung merah, rambut acak-acakan, bahkan air mata masih menggenang di pelupuk matanya. Oh apa separah ini efek dari kejadian kemarin? Yibo tidak pernah melihat kekasihnya seberantakan ini.

"Yibo!" Yifei langsung menubruk tubuh Yibo. Untung saja Wang Yibo bisa menahannya, jika tidak mereka bisa saja terhuyung ke belakang, dan berakhir terbentur lantai.

"Maafkan aku, akmmppfm" Yibo tidak dapat menyelesaikan ucapannya, saat tiba-tiba saja Yifei menciumnya dengan ganas, dan terkesan buru-buru.

Yifei melepaskan pagutan bibirnya, menarik Yibo untuk memasuki kamarnya. Setelah Yibo masuk Yifei langsung mengunci pintu, dan mendorong Yibo berbaring di atas tempat tidurnya sebelum ia kembali menyerang bibir merah Yibo, dan duduk di atas perutnya.

Yibo berusaha mengimbangi ciuman panas Yifei, tapi entah kenapa ada yang aneh. Ingatan-ingatan saat Xiao Zhan mencumbunya dengan lembut, penuh perasaan, dan seakan takut menyakitinya berputar bagaikan kaset baru yang gambarnya terlihat jelas, bahkan sangking jelasnya Yibo yakin bahwa kualitas gambar itu lebih tinggi dari 1080p. Bahkan sialnya saat Yibo membuka mata bukan wajah Yifei kekasihnya, melainkan wajah Xiao Zhan yang ia lihat.

"Akh sialan! Menyingkir!" Yibo melepaskan ciumannya, berteriak heboh sambil mendorong tubuh Yifei menjauh darinya. Bahkan tanpa sadar ia mendorong tubuh itu terlalu kuat, hal itu mengakibatkan Yifei terjatuh kebelakang, dan berbaring di atas lantai.

"YAK! APA YANG KAU LAKUKAN YIBO?" mendengar teriakkan Yifei membuat Yibo membulatkan matanya terkejut.

"Itu suara Yifei...jadi orang yang tadi berciuman denganku benar-benar Yifei" ujarnya dalam hati. Masih sedikit tidak percaya apa itu kekasihnya atau bukan.

"APA KAU HANYA AKAN BENGONG SEPERTI ORANG TOLOL?" Yifei kembali mengamuk, ia bahkan sudah berdiri dengan menatap Yibo tajam.

Sekarang Yibo yakin bahwa itu memang benar kekasihnya Yifei, karena selama ini Xiao Zhan tidak pernah berteriak dengan mengatainya seperti itu.











TBC.

Ada yang masih melek gak nih jam segini?😂

Two Crazy PeopleWhere stories live. Discover now