1.

942 90 12
                                    

Bun, hidup berjalan seperti bajingan
Seperti landak yang tak punya teman

Ia menggonggong bak suara hujan
Dan kau pangeranku, mengambil peran




Pagi itu tak seperti pagi pada umumnya, ya mana mungkin bakalan ada pagi sunyi dan tentram jika berada di kelas 12 IPA 2.

Apalagi dengan adanya si perempuan kecil kecil cabe rawit bersama teman-teman metalnya yang udah gebukin meja sambil menyebutkan satu persatu penghuni kelas itu yang baru masuk layaknya MC pertandingan boxing.

"Yak! kali sudah ada ketua kelas kita yang judes bin galak dengan tatapan mautnya, Renaaaa Pramesti!"

"Berisik!" Yang disebutkan namanya mendelik tajam pada Hara karena suara cempreng itu berteriak di sebelah telinganya.

"Disusul tak jauh dari gebetan nya, kali ini ada ketua osis kita yang membanggakan, Jevano! beri tepukan yang meriah!!" Hara semakin menjadi jadi saat Lukas dan Jeremy langsung membuat suara gebukan meja nya makin gaduh terdengar, malah sekarang ada suara galon yang entah dari mana dijadikan alat musik oleh Hendery.

Jevano yang memang sama absurd nya seperti mereka tak ambil pusing, malah ia kini sudah berpose memamerkan wajah sok gantengnya itu sebelum menyusul Rena ke tempat duduk.

"Dan yang ditunggu-tunggu, One! And! Only! One. And. Only! Suamiku tercinta, Marka Djuandaa!!"

Suara ribut tadi digantikan oleh suara sorakan meremehkan.

"Huuuu! Bucin dasar!" Seketika Lukas, Jeremy dan Hendery menghentikan kegiatan nya saat bel sekolah berbunyi.

Dan Mark yang sudah tidak kaget lagi akan tingkah pecicilan Hara hanya mendengus tak menghiraukan gadis itu yang kini sudah mengekorinyaㅡlebih tepatnya ikut ke tempat duduknya sendiri yang berada di depan lelaki itu.

"Suamiku udah sarapan belum, sayang?" Hara menopangkan dagunya menghadap Marka.

"Jutek banget sih, jadi makin cintaaa!" Mukanya Hara udah mesem mesem gak jelas melihat Mark meminum air dari botol tumblrnya.

Bukan tanpa alasan gadis itu menggoda Marka, pasalnya sudah 3 tahun sejak mereka sekelas dan Hara dengan terang terangan menaruh hati pada lelaki itu, dan tentu saja Marka menolaknya karena lelaki itu bilang Hara bukan tipenya.

"Bisa gak si lo sehari aja waras, Ra? Gue pening liat tingkah lo tau gak." Itu kata pertama yang Mark keluarkan dengan tangan yang bersidekap di depan dada dan tatapan tak sukanya pada Hara.

"Jangan galak galak gitu dong sama istri sendiri, dosa lho ntar gak dikasih jatah!"

"Mulut lo Ra, Ya Allah!" Entah datang dari mana Lukas yang menjadi chairmate Hara meraup bibir penuh itu dengan tangan besarnya.

"Eumph!! Mpph!" Hara menabok tangan Lukas.

"Najis lo, tadi abis cebok kan?! Masih basah gitu tangan nya huek!" Gadis itu buru buru mengelap bibirnya pada lengan baju Lukas.

Lukas langsung ketawa kenceng liatin Hara meraih bajunya.

"Kas, kas, guru!" Hendery berbisik disebelah bangkunya.
Hara dan Lukas langsung tenang, tak mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.

•••

"Ngantin yok!" Jeremy yang dari bel istirahat udah mencak mencak menarik tangan Hara agar ikut bersamanya ke kantin kini mendorong tubuh kecil itu.

"Ih gamaooo, lo pada aja deh gue bawa bekel!" Teriak Hara kesal, sedangkan kedua teman nya sudah hampir mengangkat gadis itu kaya babi guling baru mateng sebelum Hara menahan kakinya di pintu kelas.

Lithe • Markhyuck GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang