19. Kesalahan

2.4K 318 108
                                    

"Aku pikir kamu gak akan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pikir kamu gak akan datang." Jisoo pelan-pelan menuangkan air panas pada cangkir yang berisi teh rosella di meja. Melirik Johnny sekilas, lalu duduk di samping pria itu. Kemudian perhatiannya tertuju pada bunga rosella yang mekar setelah beberapa detik disiram air panas.

Johnny hanya berdeham, melepas topi panjangnya dan menaruh di meja. Dia mengambil cangkir yang disuguhkan Jisoo, menghirup aroma segar dari bunga rosella sebelum menyesap teh itu. "We've already talked about this before," ucapnya setelah menaruh kembali cangkir itu.

Jisoo membalasnya dengan helaan napas panjang. Melirik Johnny sekali lagi, lalu menunduk.

"Kenapa?" Johnny mengerutkan dahi melihat raut muram Jisoo.

Wanita itu membalas dengan gelengan sebelum memberikan senyum terpaksanya pada Johnny. Hingga pria itu semakin menatap intens wanitanya. "Itu alasannya aku gak setuju kamu kasih buku itu ke dia. Anak remaja biasanya gak pikir panjang. Sekarang lihat mereka," tukasnya.

Jisoo merengut, merasa disalahkan dia pun bergerak memunggungi Johnny. Bukan maksudnya ingin mengacak-acak takdir seseorang, hanya saja saat melihat dia waktu itu Jisoo tergerak untuk mengulurkan sebuah buku. Buku yang menulis skenario di dunia lain.

"Hey, lihat aku kalau sedang bicara!" titah Johnny, merasa diabaikan oleh Jisoo akhirnya dia menggerakkan tangan kanan untuk merengkuhnya dari belakang.

"Lagi pula semua yang seharusnya seperti itu akan tetap seperti itu. Takdir kan gak bisa diutak-atik, sayang. Kenapa kamu sampai khawatir seperti ini?" Jisoo membalikkan badan, melingkarkan tangannya pada lengan Johnny sambil menunjukkan puppy eyes-nya.

Aksi Jisoo itu mengundang tawa gemas Johnny, pria itu malah mencubit hidung mancungnya. Sesekali memberikan ciuman kupu-kupu di pipi kanan dan kiri Jisoo.

"Johnny, jangan main-main! Kita sedang serius sekarang, ini menyangkut hidup Jaehyun dan Rosé," ujar Jisoo seraya menepis serangan Johnny.

Pria itu menarik dirinya. Memberikan ruang beberapa sentimeter pada Jisoo dan melepaskan rangkulan wanita itu. Sejenak dia terdiam memikirkan sesuatu, lalu berucap pelan dengan nada rendah, "Kita bukan pemilik semesta, Soo. Bukan tanggung jawab kita memikirkan nasib seseorang. Bahkan takdir kita juga dikendalikan oleh semesta."

"O-kayy..." Jisoo mengatupkan bibirnya. Johnny benar, bukan kehendak mereka jika sesuatu terjadi. Hanya saja, dirinya memiliki simpati pada dia sejak awal mereka bertemu. Berpuluh-puluh kasus yang Jisoo tangani, hanya kasus si kembar yang menarik perhatiannya. Tidak sampai Jisoo rela memberikan buku itu untuk diisi olehnya.

Tidak ada dalam rencana Jisoo untuk mengubah takdir seseorang. Sejak ditakdirkan sebagai penjaga buku takdir. Dia hanya diberi tugas agar takdir seseorang tetap sesuai dengan catatan yang ada pada buku yang dipegang olehnya. Pekerjaan yang paling dibenci Jisoo karena sering kali dirinya menangis dengan menyaksikan takdir tragis para kliennya.

49 Hari ke Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang