Bab 1

17 0 0
                                    

    Menghebohkan, tentu saja. meskipun pembangunan istana berlantai tiga dengan desain modern futurisitik ini hanya menggunakan lahan yang tidak begitu luas, tapi mengingat lokasinya yang berada di tengah-tengah sebuah desa kecil, tentu hal ini bisa dikategorikan sebagai hal lain bagi siapa saja yang berada di area tersebut. Tapi, bukan bangunan istana nya yang membuat orang-orang sekitar tertarik untuk mengerumuni areal sekitar setiap harinya, dari sejak rumah mewah ini mulai dibangun. Mereka tertarik oleh hal lain, para tukangnya.

   Kyria, jika kau mampu berpikir lebih dari sekedar menerima perintah, kau pasti akan sangat paham dengan tatapan kagum orang-orang ini. Kau pasti akan bangga dengan hasil karya mu ini. Robot pekerja bangunan yang digerakan oleh kecerdasan buatan mutakhir?! Dimana lagi mereka bisa menyaksikan hal seperti ini?

    Ranoako, sebuah desa kecil di tenggara tanah minahasa. Tidak banyak yang bisa dilihat dari desa kecil ini, mengingat sebagian besar mata pencaharian penduduknya hanya mengandalkan hasil tani. Tidak ada batu bara, minyak bumi, nikel atau apapun juga yang bisa mendongkrak ekonomi warganya, bahkan tambang emas tradisionl pun tidak ada. Ranoako bahkan tidak ada dalam catatan google maps hingga mobil google beratapkan kamera dengan kemampuan rekam 360° melewati area ini. Kemudian semuanya berubah total.

   Semua hal ini membuatku semakin bergairah saja. Aku ingin cepat-cepat memperkenalkan desa ini ke seluruh dunia. Aku ingin mereka terkagum-kagum ketika layar smartphone serta monitor pc mereka menampilkan keindahan gunung keletolu dengan gedung Kyria Cybernetic sebagai model utamanya. Aku hanya perlu bersabar hingga waktu nya tiba ketika keseluruhan rencana ku berada dalam genggaman.

   "Tuan, sentuhan terakhir akan segera dimulai," lamunan Toar tertahan oleh suara wanita yang datang dari robot dengan tubuh sintesis yang berdiri tepat di sampingnya. Toar membusungkan dada. Di depan para penduduk desa, dia ingin terlihat layaknya seorang bos yang tengah memberi perintah ke asisten pribadinya yang tentu saja, merupakan robot yang wajah serta tubuhnya merupakan hasil ciptaan Kyria, didesain senatural mungkin agar terlihat cantik dan sexy.

"Eksekusi."

"Laksanakan dalam 3...2...1..." Kata-kata dari si robot cantik menghasilkan gerakan terstruktur kawanan robot pekerja yang tampilannya jelas berbeda dari si robot cantik. Pemandangan yang tidak bisa menahan keinginan para penontonnya untuk menghunuskan ponsel pintar mereka.

Tidak. Tidak sekarang. Kalian tidak akan menangkap gambar barang satu pixel pun dari semua keadaan ini. Tidak rumahnya, tidak juga dengan robot-robot ini.

Mungkin karena sudah yang kesekian kalinya mereka gagal merekam atau pun memotret keajaiban teknologi didepannya ini, mereka pun mendekati Toar dengan tujuan yang sudah sangat jelas. "Aku tetap tidak bisa merekam atau pun mengambil gambar robot-robot ini dengan ponsel ku. Bagaimana bisa?"

"Sama. Ponsel ku juga."

"Mengenai hal itu. Aku akan langsung mengatakannya." Toar mendesah. Mencari kata-kata yang tepat agar penjelasannya mudah dipahami serta tidak disalah artikan oleh mereka yang kesemuanya adalah teman serta keluarganya sendiri. "Area ini dipasangi Camera Lens Jamming System atau disingkat CLJ system. Teknologi ini sendiri__"

"Toar, gunakan bahasa yang mudah dimengerti, bisa?."

Aku benar-benar tidak mengerti. Mengapa di era ini, orang-orang jadi begitu malas untuk mendengarkan penjelasan guna menjawab ketidak tahuan mereka terhadap hal yang tidak mereka ketahui dan ingin mereka ketahui? Aggrrhh! "Baik. Jadi, CLJ system akan otomatis aktif ketika Kyria__ kecerdasan buatan yang amenggerakan semua robot ini, mendeteksi adanya aktifitas penangkapan intensitas cahaya oleh lensa kamera dari jarak 100 meter dari areal dimana CLJ system aktif. Singkatnya, ketika kamera ponsel kalian aktif dan mengarah ke titik ini, SLJ system akan memanipulasi intensitas cahaya areal sekitar menjadi hitam alias tanpa cahaya sedikitpun, membuat__"

"Intinya kau tidak mengijinkan kami merekam atau pun memotret robot-robot mahal mu?"

"Hal ini bukan tentang uang. Aku tidak ingin kalian salah paham. Ada alasan lain mengapa aku mencegah Kyria tertangkap kamera." Penjelasan Toar hanya menghasilkan mimik wajah kecewa. Mereka yang awalnya kagum mulai berpikir bahwa Toar menjadi sombong dengan robot-robot canggih miliknya. Meskipun kenyataannya bukan seperti itu. Aku tidak ingin kalian atau diriku celaka. Aku sendiri belum yakin, apakah Dunia akan sepenuhnya siap dengan kecerdasan buatan mutakhir bertubuh sintesis.

"Apa Anda ingin kumpulan orang-orang ini dibubarkan, Tuan?" Layaknya kecerdasan buatan yang diprogram untuk mempelajari berbagai situasi terkait manusia, Kyria tidak terkecuali. Bahasa tubuh Toar, intonasi serta percakapan yang ada, membuat Kyria dengan kecepatan kuantum membuat simulasi guna memutuskan apa yang harus ia perbuat. "Saya berkesimpulan, bahwa anda sedang tidak senang saat ini. Dan cukup jelas jika penyebabnya adalah mereka yang mendesak Anda agar mengijinkan mereka memotret saya."

Ada titik dimana, kau tidak bisa mengerti bahwa kau bukanlah manusia. "Tidak. Aku tidak ingin kau membubarkan mereka."

   "Tuan, bukankah anda ingin menyembunyikan semua hal ini untuk sementara waktu, jadi mengapa tidak menempatkan larangan

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

New World OrderWhere stories live. Discover now