01; Bayi Bonten

7.4K 965 127
                                    

"Bunuh mereka."

Satu kalimat itu, mengantarkan 5 pria yang terikat tali tambang itu menuju kematian. Dengan cepatnya peluru-peluru menembus tengkorak mereka, dan seketika mereka pun mati.

Sang bos, Sano Manjirou menatap mayat-mayat itu dengan datar, selagi mulutnya terus mengunyah dorayaki. Seakan tak memiliki perasaan, dia pergi dari tempat itu sambil menginjak mayat-mayat itu.

Bonten. Organisasi kriminal yang sangat terkenal di Tokyo, atau mungkin seluruh Jepang sudah mengenali organisasi itu. Organisasi yang tak segan-segan membunuh pengkhianat, berdagang narkoba, dan ada yang mengatakan jika mereka juga melakukan bisnis prostitusi.

Tidak ada yang berani melawan mereka, bahkan para kepolisian pun.

Lebih baik mereka tidak terlibat dengan Bonten, dibandingkan harus kehilangan nyawa karena hal itu.

"Mikey, Takeomi dan Mochi telah mendapatkan informasi mengenai pengkhianat lagi. Kali ini mereka mengatakan jika para pengkhianat itu bekerja sama dengan pihak polisi." Jelas Kakucho sambil melihat tab miliknya.

"Kita pulang."

Mereka akan kembali dengan mobil, namun terhenti begitu melihat seorang pria dengan topeng badut berdiri di dekat mobil itu. Sanzu dan Rindou maju mendekati badut itu, mengarahkan senjata mereka pada kepala badut.

"Eh? EHHH?!!! T-TUNGGU SEBENTAR!!! JANGAN BUNUH AKU!!!"

"Apa yang mau kau lakukan dengan mobil kami, sialan?" Tanya Sanzu, menekan katana pada leher sang badut.

"Anu...itu...a-aku...AH IYA! SULAP!"

"Sulap?"

"BENAR! AKU MAU MELAKUKAN SULAP!"

Sang badut mengeluarkan botol yang dipenuhi dengan serbuk tosca di dalamnya. Dia membuka botol itu, dan tanpa rasa bersalah dia melemparkan serbuk itu pada mereka berenam.

Serbuk yang mengenai mata mereka cukup membuat perih. Namun setelah penglihatan mereka kembali, dengan cepat Sanzu menebas kepala badut itu.

Anehnya, tidak keluar darah sedikit pun dari leher badut itu.

"Apa ini? Kita dipermainkan?" Tanya Rindou, sambil menginjak-injak kepala badut itu hingga gepeng.

"Lupakan badut itu, kita pulang."

Mereka mengangguk, menjalankan perintah bos. Keenamnya menaiki mobil, dan langsung menuju ke markas Bonten.

Saat perjalanan pulang, tiba-tiba saja salju turun. Membuat tanah serta tanaman kini memutih, karena banyaknya salju.

Mikey jadi teringat saat itu, hari di mana dia kehilangan adik dan kakaknya.

"Ran, kita ke makam Emma."

"Okay~"

Tiba di pemakaman, keenamnya turun dan menuju ke makam Emma. Awalnya, mereka ingin membiarkan Mikey pergi seorang diri, namun mereka takut terjadi hal buruk pada bos mereka itu.

Tepat di depan makam Emma, jantung keenamnya berdetak lebih cepat dibanding biasanya. Mereka mulai kesulitan bernapas, dan pandangan mereka buram.

Hal terakhir yang mereka lihat adalah langit yang bersalju.

.

.

.

.

.

"Kali ini candaanmu kelewatan, Nanami..."

"Apa?! Siapa yang bercanda?! Tidak mungkin aku melupakan orang yang membuatku bunuh diri?!"

MOMMY [Bonten]Where stories live. Discover now