1:

3 1 11
                                    





Saat itu dingin nya salju sudah menusuk hingga pembuluh darah, badan badan nya sudah sangat kaku untuk di gerakan, tenaga nya sudah tercurah habis saat ia membuka mata. 

Badan nya masih berada di atas jok mobil, sitbelt membuat nya tetap pada tempat nya walau mobil yang ia tumpangi sudah terbalik keadaan nya. semua nya sakit, remuk semua rasa nya tulang-tulang nya, sekilas ia bisa merasakan bau amis dari dalam mulut nya, serta tetesan cairan kental yang menetes ke atas jidat nya. 

Ia menoleh ke sebelah dirinya, kosong. Ia menyerut bingung, kemana tubuh perempuan yang duduk di sebelah nya?

Walau kepala nya sangat terasa sakit, dirinya berusaha melepaskan ikatan sitbelt, membuat nya seketika jatuh menghantam atap mobil yang kini sudah berada di bawah. tulang nya kali ini benar-benar sudah patah seperti nya.

kepala nya semakin pusing, menekan otak nya hingga ia menangis dan meraung. setelah dirasa ia sudah mengontrol tubuh nya, perlahan ia merangkat menuju luar mobil yang sudah ringsek.

kaki nya gemetar berdiri diatas tumpukan salju di pelosok tengah jurang, tempat dimana mobil nya tergelincir hingga terjatuh dan di berhentikan oleh beberapa pohon di tengah, mobil nya di tahan oleh beberapa pohon cemara tua.

sedangkan di bawah sana sudah mengalir sungai yang terlapisi es tipis, namun arus deras masih mengalir, tidak sepenuh nya membeku. 

Perempuan ini memeluk tubuh nya, menarik masuk cairan dari hidung nya yang tiba-tiba mengalir, ia tahu itu darah, namun ia tidak peduli. keberadaan perempuan yang di sebelah nya sebelum mobil nya terosok ke jurang tiba-tiba hilang membuat nya lebih panik sekarang. 

17.00 

ia melirik jam tangan nya yang kaca nya sudah retak. terkejut, entah berapa lama dirinya tidak sadarkan diri di dalam mobil setelah kecelakaan, sebab ia mulai memasuki kawasan hutan pukul 11 pagi, dan sekarang matahari sudah mulai tenggelam

"Francezka!" teriak nya dengan suara parau nya

seperti perkiraan nya, lengang, tidak ada yang menjawab teriakan nya. hutan hutan di depan nya sepi, salju dengan perlahan masih turun membbuat dataran semakin saja tebal oleh salju.

perempuan yang sudah membeku ini perlahan turun menuruni jurang walau rasa nya badan nya sudah mengigil hebat. 

"Heyy?!" teriak nya lagi, 

ia mengelap bawah hidung nya, darah dari hidung nya menetes ke atas salju, menimbulkan jejak merah di setiap langkah nya turun. 

tidak butuh waktu lama, ia sudah berdiri di bibir sungai, memastikan kalau pikiran buruk nya salah. 

"Francezka?!" teriak  nya lagi, matanya menyapu pandangan ke arah sungai yang arus nya mengalir deras.

"sial"

air mata nya mengalir deras, jantung nya kembali berdetak semakin cepat, tangan nya semakin membeku dari dalam, muka nya semakin pucat. yang di cari telah ada, namun jiwa nya sudah hilang, sebab tidak ada manusia yang bisa bertahan tersangkut oleh batang pohon di tengah arus sungai di musim dingiin. 

frustasi, dingin, dan sakit.

perempuan ini menjerit sekencang-kencang nya, terduduk lemah sambil berusaha berfikir apa yang ia harus lakukan.

sekitar 5 menit menangis dan menjerit, perempuan ini sadar bahwa kematian adalah ujung, mutlak dan absolout. 

maka dari itu, ia berdiri, menarik nafas nya dalam-dalam.

lalu membiarkan diri nya ikut tercebut kedalam dingin nya sungai. 



__________








LUMINALWhere stories live. Discover now