" Ketika Mark sudah sadar.... dan jika saja ia tidak mengingat apa apa... bisakah paman tidak membahas apapun tentangku padanya?"

" Tapi... kau yang..."

" Ya... aku tau, tapi itu permintaan terakhirku, Ia berakhir seperti ini karena diriku, selama ini aku selalu merasa bersalah padanya, tidak hanya padanya... tapi Minhyung juga. Ketika mendengar Mark ingin mengakhiri hidupnya seperti itu membuat hatiku terluka. Andai saja aku tidak ada dalam kehidupan mereka, mungkin mereka tidak akan berakhir seperti sekarang"

" Paman bisa melakukan ini untukku kan?"

" Tapi Haechan-ah...."

" Aku akan menggentayangi paman jika paman tidak menepati janji ini!"

" Hahah.... tapi dengan orang tua mu? Mereka pasti akan sedih..."

" Ayah bilang, ia akan pindah kesini dan membuka rumah sakit disini, ia ingin mengawasi ku dan Mark sampai mereka menutup usia mereka. Mereka tidak masalah jika Mark tidak tau siapa yang mendonorkan jantung untuknya, selagi mereka melihat Mark sehat dan hidup bahagia ... mereka tidak akan mempermasalahkannya"

" Karena mereka akan sangat bersyukur, pengorbanan ku tidak sia sia"

" Johnny... Ten..."

" Paman berjanji pada ku kan?"

" Baiklah...."

.

.

.

4 Bulan kemudian 

Mark membuka matanya perlahan, tubuhnya masih lemah dan kepalanya terkadang masih terasa sakit, namun setidaknya ia kini sudah bisa duduk walaupun masih harus di atas tempat tidur. Dokter bilang karena benturan kepalanya Mark kehilangan hampir seluruh ingatannya, beruntung Mark masih ingat kedua orang tuanya dan siapa dirinya.

" ah.. apa kau tidur? maaf mengganggu" Ten masuk perlahan ke dalam ruang inap 

" Tak apa paman... aku baru saja bangun kok, eoh? Paman Johnny tidak ikut ?" Tanya Mark bingung melihat Ten yang hanya datang seorang diri. Karena biasanya mereka akan selalu datang bersama

Sudah 1 bulan Mark bangun dari komanya, Johnny dan Ten selalu mengunjunginya dirumah sakit. Mark tidak pernah bertemu dengannya, namun kedua orang tuanya menjelaskan mereka adalah sahabat kedua orang tuanya dan sewaktu kecil Mark sering dirawat oleh mereka. 

Mark sebenarnya tidak ada masalah akan hal itu, namun yang membuat Mark bingung adalah tatapan Ten dan Johnny sedikit berbeda, seperti ada kesedihan yang amat besar di matanya tapi di saat bersamaan ada rasa syukur dalam tatapan itu. 

" Ooh.. dia sedang ada urusan..." Jelas Ten

" Hmmm baiklah..... Waaah paman membawa bekal lagi? Nasi goreng kimchi lagi kan?" Tanya Mark semangat ketika melihat Ten mengeluarkan kotak bekal

" Hahah ia, sepertinya kau sangat suka sekali"

" Ya resep buatan paman sangat enak... hmm padahal sepertinya aku tidak pernah ke Korea bahkan memakannya saja tidak pernah sebelumnya, tapi  rasanya sangat familiar karena itu aku suka"

" Hahaha yasudah makan lah ini aku membawa porsi jumbo"

" Yess! oiya paman apa Dad dan bubu masih sibuk ya?"

" Mhm... karena itu untuk sementara waktu aku yang merawat mu, aku pinjam sebentar mereka karena Johnny memerlukan mereka haha"

" Hmm?  untuk apa?"

" Aku dan Johnny berencana untuk menetap disini dan Johnny ingin membuka rumah sakit sendiri, dan aku akan melanjutkan bisnis painting ku disini"

" Waaah benarkah, paman akan tinggal disini ? berarti aku setiap hari bisa makan nasi goreng ini?"

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Where stories live. Discover now