Jaemin terdiam, berusaha mencerna kalimat demi kalimat, kata demi kata yang Lee Know ucapkan. “Bagaimana kalau Jeno menemukan seseorang yang baru dan—”

“Na, jangan berpikiran pesimis. Kalau begitu artinya kau hanya memikirkan perasaanmu saja tanpa memikirkan perasaan orang lain. Jangan menjadi manusia yang egois, yang selalu ingin menang sendiri.” tegas Lee Know.

Lagi-lagi, dan lagi Jaemin hanya mampu terdiam. “Baiklah, aku akan—”

“Saya permisi pamit, hyung.” pamit Jeno singkat. Ia pergi sebelum Jeno mengiyakan ucapan pamitnya. Jaemin memandangi kepergian Jeno.

Padahal rela tak semudah kata.

Oi, oi, oi. Jaemin-ah, jangan karena cinta kau melupakan teman seperjuangan mu ini.” sela Guanlin dikeheningan tersebut.

“Guanlin-ge, aku adik kelasnya juga.” sambung Jisung.

“Ouh? Begitu ya?”

“Ah, ternyata aku dilupakan..”


·
·
·

Sementara itu, seseorang sedang memantau tidak jauh dari sana. Wajahnya menampilkan ekspresi senang, dan bahagia.

“Akhirnya, kau akan jadi segera milikku.”

“Na, Jaemin.”

“Woy Renjun. Mana uangku?” panggil seorang gadis berambut hitam panjang.

“Oh, kau berhasil kabur dari sana rupanya?” kata Renjun. Gadis itu merotasikan bola matanya kesal.

“Ah, ya. Cepat berikan uangku, aku ingin kencan dengan pacarku.”

“Kau sangat menyebalkan, ini. Segeralah pergi sebelum mereka mencari keberadaan mu.”

“Tanpa kau suruh, terimakasih. Hubungi aku jika kau butuh lagi, Renjunie~”






Seminggu kemudian...

“Kudengar kau putus dengan kekasihmu, Jeno.” tanya Eric.

“Ah, ya.”

“Hum, tapi ku lihat dia biasa-biasa saja. Seperti, ya kau tahulah maksudku, ’kan?”

“Ya.”

“Hei, kau terlihat orang yang seperti mayat hidup. Seharusnya kau bisa seperti dia dong, yang biasa-biasa saja.” celoteh Eric berusaha menyemangati temannya itu.

“Berisik, Eric.”

‘Kurasa benar, kehadiran ku sebenarnya hanya penghancur kebahagiaannya.’

“Oh iya, kau lihat Hyunjin? Dia akhir-akhir ini terlihat sibuk sekali dari biasanya.” Eric mengerti, jika Jeno tidak mau mengungkit masalah yang sudah terjadi. Jadi ia memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan.

“Mungkin sedang kencan dengan kekasihnya.” jawab Jeno.

“Benarkah? Ck, dia itu.”

“Haha, jangan putus asa begitu. Kau masih memiliki aku sebagai teman.” hibur Jeno dengan tawa ringan.

“Kau ini aneh, tadi murung sekarang bagai bayi yang baru lahir.”

“Kenapa begitu?”

“Entahlah..?”

——

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka.

Disudut sana, Jaemin memandangi Jeno. Sedih rasanya, mereka tidak lagi tinggal serumah setelah insiden seminggu yang lalu. Sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah memandangi Jeno dari kejauhan.

Dering ponsel menyadarkan dari lamunan, tertera nama pemanggil diatas.

“Haechan.”

“Halo, Haechan ada apa?”

“Ha, kau ada dimana? Ada hal penting yang harus di bicarakan!”

“Aku di kafe kampus. Hal penting apa? Tumben sekali.”

“Tentang hubungan mu dan Jeno. Aku punya bukti yang kuat!”

[ Bersambung... ]

Halo, gimana kabar kalian? Maaf ya kalau saya up nya lama terus, alurnya makin gajelas

Saya sibuk nugas, besok liburnya di undur ya?

Selamat hari maulid nabi Muhammad SAW 2021

Jangan lupa tinggalkan jejak, and see u

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now