"Oke!!" 

***

Di  kebun binatang yang Jaemin kunjungi ini memang tidak boleh membawa makanan, tetapi ada loker, dimana pengunjung bisa menyimpan bekal atau barang bawaan mereka di sana. Bekal di sini hanya bisa dimakan di area peristirahatan, tidak boleh dimakan di tempat lain, terlebih di depan kandang binatang.

"Mama Yoonie mau makan cendili" ujar si kecil Yoonhee.

"Begitukah?" Yoonhee mengangguk.

"Linlin juga mau makan sendiri?" Lin mengangguk.

"Kalau begitu ayo kita ke wastafel dulu di sana, kita harus cuci tangan hingga bersih, setelah itu baru makan, ne?" keduanya anaknya mengangguk.

"Ne!" Jaemin tersenyum dan segera membawa kedua anaknya mendekati wastafel terdekat, tempat mereka dijaga oleh si penjaga yang Jaemin bawa tadi.

Di area wastafel ada tempat pijakan yang memang dikhususkan untuk anak-anak. Jaemin membantu Yoonhee dan Lin mencuci tangan secara bergantian. Selesainya mereka bertiga cuci tangan, ketiganya segera pergi ke tempat awal.

"Ini untuk Little Yoonhee dan ini untuk Little Lin." Jaemin membuka kotak bekal yang berisi sandiwch goreng isi udang dan sandwich isi telur. Sedangkan Jaemin dan si penjaga memakan kimbap dan yubu chobap. Awalnya si penjaga karena tidak mungkin dia makan menu yang sama dan di wadah yang sama dengan tuannya, Jaemin yang tahu itu segera meraih wadah piring kecil yang memang sengaja ia bawa, dia meletakkan beberapa potong kimbap dan beberapa yubu chobap ke piring kecil tersebut dan memberikannya kepada si penjaga, baru dari situ si penjaga mau memakannya.

***

"Mama, mau boneka panda" pinta si kecil Yoonhee pada Jaemin saat mereka hendak keluar dari area kebun binatang dan hendak menuju area parkir.

"Boneka panda?" tanya Jaemin ulang, si kecil mengangguk.

"Bukannya boneka Yoonhee sudah banyak?" tanya Jaemin sembari mengangkat anaknya dan menggendongnya, sedangkan Lin sudah ada digendongan si penjaga.

"Tapi tidak ada boneka panda" ujar Yoonhee.

"Coba mama tanya, apa semua boneka Yoonie, Yoonie mainkan semua?" tanya Jaemin sembari menatap mata anaknya, Yoonhe terdiam sejenak lalu menggelengkan kepalanya.

"Hanya boneka beyuang cama kinci." jawab si kecil.

"Kalau begitu tidak ada boneka tambahan lagi untuk Little Yoonie karena pasti bonekanya tidak akan digunakan untuk bermain." ujar Jaemin, namun jawaban itu tidak membuat si kecil diam, malah merengek dan mulai menangis.

"Mau boneka mama hic mau boneka" isak si kecil. Jaemin mengode si penjaga agar lebih dulu ke parkiran, dia pergi menuju bangku taman dan dia dudukkan si kecil di sana yang sudah mulai menangis kencang dan sejak tadi memukuli bahunya dengan kedua tangan kecilnya.

"Duduk di sini" Jaemin mengucapkan hal tersebut dengan nada yang masih terdengar lembut namun dapat didengar jelas jika di sana tidak ada nada bersahabat sama sekali. Yoonhee masih menangis, Jaemin berdiri di depan Yoonhee yang masih belum mau berhenti. Jaemin memberi jarak sedikit lebih jauh, dia mengabaikan tatapan orang-orang yang dilayangkan padanya.

"Mau bonekanya mama huwaaaaaaa~" PUK! Jaemin menoleh dan melihat seorang ibu-ibu berdiri di sampingnya.

"Kenapa tidak kau berikan saja kemauan anakmu itu? Kau tidak kasihan padanya? Dia bisa sakit jika terlalu banyak menangis." ujar si ibu-ibu, Jaemin tidak menanggapinya dan hanya memberikan senyum.

"Jika saya memberikan apa yang dia mau sedangkan dia sebenarnya tidak benar-benar membutuhkannya, saya justru akan menyesal. Karena secara tidak langsung saya mengajarkan pada anak saya jika meminta sesuatu dengan cara menangis dan memukuli orang tuanya adalah cara yang tepat untuk meminta sesuatu." ujar Jaemin.

"Ck, anak muda jaman sekarang benar-benar sombong, dengarkan saja perkataan orang tua yang sudah hidup lebih lama." ujar ibu-ibu lainnya yang sepertinya teman dari ibu-ibu pertama. Jaemin hanya geleng kepala mendengar itu, lalu dia mendekati putrinya.

"Sudah tenang sayang?" tanya Jaemin saat Yoonhee nampak sudah tenang dari sebelumnya, Yoonhee berhenti menangis dan meraung saat melihat mama cantiknya diam saja padanya, bahkan tidak mendekat sama sekali.

"Little Yoonie dengar, mama menyayangimu, sangat menyayangimu, tapi mama tidak akan menuruti semua keinginanmu. Terlebih meminta sesuatu dengan menangis dan memukuli mama tadi, bukan cara yang tepat untuk meminta sesuatu." Jaemin memangku putrinya dan mengusap air mata si kecil.

"Little Yoonie tahu kenapa mama mendudukkanmu di sini sedangkan mama berdiri jauh darimu?" si kecil menggeleng.

"Karena mama ingin Little Yoonie tahu, meski Little Yoonie menangis dan meraung saat mengingkan sesuatu, itu tidak akan berpengaruh pada mama. Mama sayang pada little Yoonie, tapi sekali lagi, tidak semua keinginan Little Yoonie akan mama kabulkan." si kecil sesenggukan kecil. Jaemin mengusap punggung si kecil dengan lembut.

"Sayang, kau sudah mendapat banyak boneka dari appa, daddy, papa, baba, dan diē di. Dan tadi juga Little Yoonie bilang kalau hanya boneka beruang dan kelinci yang sering dimainkan, jadi yang lainnya pasti menganggur sebagai penghias ruangan saja kan?" si kecil diam.

"Daripada nanti bonekanya tidak dipakai bermain, lebih baik mama tidak belikan saja. Nanti sama saja mama menghambur-hamburkan uang. Sudah ya, lihat ini wajah anak mama jadi tidak cantik lagi karena menangis, maafkan mama ya sayang?" si kecil memeluk Jaemin dengan lengan kecilnya.

"Yoonie maaf mama" Jaemin terkekeh kecil, anaknya lucu sekali.

"Yoonie tidak salah, tapi boleh mama tahu kenapa tiba-tiba Yoonie ingin boneka panda?" tanya Jaemin.

"Ndak tahu, Yoonie mau punya panda." Jaemin tersenyum kecil.

"Pulang sekarang?" tanya Jaemin yang dijawab anggukan si kecil. Jaemin segera berdiri dan menggendong putrinya, dia membungkuk pada kumpulan ibu-ibu yang tadi merecokinya.

"Janji dulu kalau nanti little Yoonie akan menjaga semua boneka dengan baik." ujar Jaemin tiba-tiba saat mereka hendak sampai mobil.

"Eum, janji, Yoonie jaga boneka baik." Jaemin terkekeh, dia mengulurkan kelingkingnya, lalu ditangkap oleh kedua tangan mungil nan gendut milik si kecil.

"Nanti kita belajar menyusun kalimat ya?" kekeh Jaemin, si kecil hanya mengangguk saja. Tidak paham juga mama cantiknya bilang apa.

"Yoonie cayang mama, muuuaaaccchhhh"

"Araaa~ mama juga sayang Yoonie."

***

_53_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora