Jadi selama ini off sudah menyiapkan ini untuk pernikahan dia dan Pim, apa ini lasan off tidak bisa memutuskan pilihan nya antara dia dan pim? Sudah seharusnya dia tidak melakukan semua dengan Off dia hanya akan menghancurkan hubungan adik nya. Pim selalu bahagia bersama off dia tidak bisa melihat adik nya menangis mendengar jika dirinya lah perusak hubungan mereka berdua.

Gun bangkit menghapus air mata nya tapi saat berbalik Off sudah ada di hadapannya dengan dua cangkir gelas. Off menyimpan kopi dan susu hangat itu di meja lalu menutup laptopnya dengan kencang saat dia tau jika Gun melihat semua nya.

"Kau melihat nya?." Gun hanya diam berusaha untuk pergi dari hadapan Off tapi Off menghalangi nya.

"Aku merencanakan itu sebelum kita bertemu phi, jangan pergi dengarkan penjelasan ku dulu."

"Apa yang harus aku dengar kan off. Dudah ku bilang akhiri hubungan kita sebelum Pim datang, setelah itu kalian bisa menikah, Pim bisa bahagia. Hubungan kita sudah salah sejak awal off." Off memeluk Gun, walaupun Gun terus mendorong nya tapi Off tidak ingin Gun melepaskan nya.

"Aku terlanjur mencintai mu, semua yang ku siap kan itu sudah ku buat sebelum kita bertemu phi. Aku memang punya rencana untuk menikahi Pim di tahun ini, tapi itu masih rencana phi." Tangan gun memukul dada off ber ulang ulang kali.

"Aku membenci mu off, aku membenci mu. Aku tidak ingin mencintaimu lagi."

"Tapi aku mencintaimu, aku sangat menyayangi mu. Aku ingin selalu mencintai mu, aku ingin selalu mengenal diri mu phi, jangan pergi tetap bersama ku. Ijinkan aku egois untuk tetap bersama mu." Gun tidak bisa menahan air mata nya lagi, dia menangis membasahi baju off.

Off akui dia laki laki berengsek yang mencintai dua orang sekaligus, tapi dia tidak bisa melepaskan gun dia terlalu nyaman berada di dekat Gun. Kini Off memeluk tubuh Gun mencium kepala Gun dia berusaha menenangkan Gun, agar mereka bisa bicara baik baik.

Tapi kepala Gun mulai pusing, tubuh nya terasa sangat lemas hingga tangan nya memegang bahu Off dengan kuat saat dia akan terjatuh. beruntung off juga langsung menahan tubuh Gun.

"Phi, p'Gun ayo aku akan membawa mu ketempat tidur." Gun hanya pasrah dia sudah sangat lemas kepalanya sangat pusing.

Tubuh gun di baringkan di atas kasur, Off mengusap air mata dan keringat Gun.

"Tenangkan diri mu phi, aku akan menjaga mu hingga kau tertidur. Lupakan masalah ini dulu na, aku tidak ingin kau pingsan." Tubuh Gun sudah mulai tenang pusing nya semakin berkurang.

Off menggenggam tangan Gun mengecup nya. Dia berbaring di sisi Gun mendekap tubuh kecil Gun, tapi dekapan Off masih mendapat kan penolakan dari Gun

"Menjauh off, biarkan aku tidur."

"Aku berjanji tidak akan meninggalkan mu, percaya pada ku. Aku akan mencari jalan keluar nya."

"Jangan pernah berjanji jika kau tidak akan mempu menepati nya."

"Kita akan menyelesaikan ini bersama." Bisik Off sebelum Gun terlelap.

Mungkin karna efek lelah setelah menangis gun jadi mudah tertidur. Dalam beberapa jam off masih belum tidur dia masing ingin mengamati wajah laki laki manis yang menangis karna tindakan bodoh nya. hingga tidak sadar off mulai tertidur mendekap tubuh Gun

•••••

Kakinya mulai melangkah bersama dengan beberapa koper besar yang dia bawa, angin pagi yang sangat sejuk membuat nya begitu menikmati hembusan angin yang menerpa wajah nya.

Namun kini bandara mulai penuh dengan wartawan dan kamera yang terus memotret nya, dia langsung memakai kaca mata hitam nya, dengan bantuan bodyguard yang menjaga nya dia akhirnya berhasil lolos begitu saja dari keramaian, dia sedang tidak ingin berbicara terlalu banyak dan di tanya tanya dia hanya ingin segera pulang.

You are not mine but my destinyWhere stories live. Discover now