"Iya, Pak." Eusang menduduki kursi dikoridor panjang Fakultas Tekhnik tersebut, merapatkan buku-buku sang dosen didada dan senyuman masih terukir diwajahnya melihat punggung Pak Rome yang menjauh karena harus mengangkat telpon.

Eunsang menatap sekeliling Fakultas canggih itu, entah kenapa Eunsang sedikit bergidik melihat situasi yang sunyi dan hanya ada beberapa orang yang melewatinya. Jam belajar terasa mencekamkan dan Eunsang berupaya menghubungi Jake kembali untuk mengusir ketakutannya.

Nihil, nomor Jake masih tidak bisa dihubungi. Eunsang sedikit bergidik ngeri saat merasakan aura menyeramkan seolah-olah mendekatinya. Melihat Pak Rome yang masih asik menelpon dan ia yang ketakutan sendiri dikoridor sepi tersebut. Sesuatu melintas cepat diarah sampingnya membuat Eunsang terkejut.

Keadaan masih terasa sunyi dan mencekamkan, kali ini bahkan tidak ada satupun orang yanv berada difakultas tersebut.

Tap tap tap

Eunsang terkejut mendengar suara pelan langkah kaki dari arah sampingnya, melirik kesamping tidak ada seorangpun mendekatinya.

Tap tap tap

Eunsang merasakan tepukan pelan dibahunya, Eunsang dengan cepat membalikkan tubuhnya keatah kirinya dengan rasa takut yang melandanya.

"Oh!!! Astaga... ternyata lo..." Eunsang mengelus dadanya pelan sembari tersenyum menatap sosok disampingnya, sedikit mengganjal karena sosok itu menyeringai dengan mata penuh berwarna hitam.

"L-lo kenap...hhhhhmmmppp!!!" Eunsang betusaha memberontak saat mulut dan hidungnya dibekap dengan sapu tangan, sosok didepannya masih erus menyeringai. Lalu ketidaksadaran melanda Eunsang membuat berontakannya melemah dan ia pun pingsan seketika.

.

.

. "Maaf, Sang... saya kelama--- loh, Eunsang?!" Pak Rome kembali dan erkejut melihat tas, barang Eunsang serta buku-bukunya berserakan dilantai, tanpa adanya cowok manis sahabat baik Jake Sim itu.

>>>>>

"Wih... gue gak nyangka lo diikuti sama orang gila ini!!" Nicholas menatap tidak percaya video-video rekaman dua cctv temuan Jake. Yuna memeluk khawatir bahu Jake yang menegang kuat. Ditambah mereka terkejut saat sosok bertopeng yang selalu bersembunyi dirumah Jake itu berdiri lama memandang Jake yang tidur dikamar, sosok pengintai itu juga berbuat kekerasan terhafap anjing kesayangan Jake serta menaburkan racun dipuding buatan pembantu apartemen Jake.

Jake mengepalkan tangannya kuat, ia bemar-benar mual melihat sosok berjubah hitam yang selalu memakai topeng selalu mengintainya, mengikuti kemana Jake pergi bahkan bersembunyi diapartemen Jake selama ini.

"Siapa dia,Yun?" Tanya Jake pelan dengan suara bergetar jijik dan ketakutan.

Yuna menggeleng dan memeluk Jake erat, "Gue juga kurang tau, Jake."

"Gue ga tau gimana agar parasit ini pergi dari hidup gue..." Ujar Jake pedih, Nikhloas berdecih geram disampingnya lalu menepuk bahu Jake menguatkan sahabat dari Jay itu.

"Gue akan bantu lo, Jake... Gue juga uda janji juga sama Lia agar membantu Jay dan Heesung. Jake menatap Nikholas dan mengangguk, Yuna tersenyum. "Gue juga, Jake."

"Gue takut juga, Yun... kalian akan dalam bahaya kalau didekat gue... gue aja menjauh dari K hyung dan yang lainnya agar terhindar dari bahaya.

Yuna menggeleng, "Termasuk menghindar dari Sunghoon juga? Lo taukan Jake, kami semua ada buat lo, kami takut lo dalam bahaya apalagi dia selalu saja bisa nemuin keberadaan lo. "

Jak dan Nikholas hanya diam, Yuna benar tapi akankah ada korban lagi selagi orang-orang yang disayangi masih berada didekatnya?

Jake hanya menunduk dalam ketakutannya, saat ini ia hanya berharap jangan ada korban lagi. Hp Yuna bergetar kuat disaku kardigan gadis itu membuat Yuna dengan cepat meraihnya takut dan cemas kalau itu panggilan darurat Sunghoon.

FØLG | sungjake ✔Where stories live. Discover now