03. Daily routine

Start from the beginning
                                        

"Ah ya, silahkan-silahkan," ujar orang tersebut kemudian beranjak pergi setelah melambai tangan ke arah Sunghoon.

Sunghoon menghela napasnya sebentar, membenahi posisinya agar memudahkannya membawa keranjang sayuran yang ternyata berat. Tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya.

"Dimana aku menaruh ini?" tanya Sunghoon setelah membawa masuk keranjang berisi sayuran kepada ibunya.

"Situ saja, taruh saja di situ," sahut ibunya seraya menunjuk tempat yang ia maksud.

Sunghoon mengangguk kemudian meletakkan keranjang tersebut.

Ia menghela napas lega lalu meregangkan punggungnya. Meskipun begitu, ini terlalu berat dan Sunghoon juga jarang mengangkat beban berat seperti ini, biasanya ayahnya lah yang mengangkat beban berat seperti ini.

"Ibu, aku akan pergi ke kamar, jika ibu membutuhkan sesuatu kau bisa memanggilku," ucap Sunghoon kepada ibunya.

Ibunya hanya mengangguk sembari fokus dengan masakannya.

"Oh iya, hari ini petinggi desa mengadakan makan bersama, jangan lupa untuk datang!" seru ibunya.

"Malam ini?" tanya Sunghoon menghentikan langkahnya kemudian berbalik menghadap ibunya.

Ibunya demikian, ia membalikkan badannya dan menghentikan aktivitas memasaknya sejenak.

"Malam ini, petinggi desa akan mengadakan makan malam bersama, yah ..., Seperti biasa yang kita lakukan," jelas ibunya.

"Baiklah," Sunghoon mengangguk kemudian kembali berjalan menuju kamarnya.

°

°

°

Jake berjalan menuju salah satu rak di kamarnya dan mengambil sebuah buku yang kemarin ia baca setengahnya. Ia menghela napasnya sebentar lalu berjalan kembali menuju kasurnya.

Jake menghempaskan dirinya ke kasur lalu menarik selimutnya dan menutup tirai jendela kamarnya agar tidak begitu silau ketika dirinya membaca buku.

Dirinya kemudian membuka kembali halaman buku yang sudah ia tandai dengan sebuah stiker penyangga halaman agar ingat halaman yang telah ia baca kemarin.

Sembari membaca, dirinya memikirkan beberapa hal yang cukup membuat dirinya penasaran.

Pertama, saat Jake menatap hutan belantara yang berhadapan langsung dengan kebunnya entah kenapa aura mistis sangat menguar dari sana.

Kedua, Jake kepikiran dengan perkataan Jungwon kemarin malam tentang keadaan di luar desa dan di balik hutan tersebut. Ia berpikir, apa benar jika perkotaan yang dipikirkan oleh orang-orang benar-benar mengerikan?

Semua gambaran yang pernah ia lihat dari surat kabar maupun buku yang ia beli menampakkan lanskap perkotaan yang mengerikan, bisa dibilang tidak layak huni layaknya desa mereka yang selalu diagung-agungkan.

"Jake hyung!" panggil Jungwon dari luar kamar seketika membuyarkan semua lamunannya.

"Ck, menggangu saja," gumam Jake sembari berdecih kesal.

"Apa?!" seru Jake dari dalam kamar.

Jungwon membuka pintu kamar Jake perlahan kemudian membuka tirai jendela kamar Jake hal itu membuatnya silau dan Jake bergegas menutupi matanya dengan buku yang ia genggam.

"Bisakah kau tidak menggangguku? Aku sedang membaca buku," timpal Jake datar.

"Aku tidak berniat mengganggu, lagipula siang-siang seperti kenapa kau menutup tirai jendela?" tanya Jungwon dengan senyuman tidak bersalah.

"Ya itu karena aku ingin membaca buku, bodoh!" sentak Jake kesal.

Jungwon hanya tersenyum manis kemudian mengambil buku yang Jake genggam.

"Sudah-sudah, ibu memintaku untuk memanggilmu, makan siang telah siap," ujar Jungwon kemudian meletakkan buku tersebut kembali ke rak.

Jake mendengus kasar tidak menjawab, ia menyibakkan selimut dan menata kamar tidurnya kembali dan pergi meninggalkan Jungwon dengan kesal.

"Kenapa dia begitu kesal? Padahal aku tidak melakukan apa-apa," lirih Jungwon heran sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

°

°

°

Jake dan Jungwon kini sudah berada di meja makan bersama dengan sang ibu. Mereka semua menikmati hidangan yang ibu mereka buat dari hasil perkebunan kemarin.

Jake dan Jungwon fokus dengan hidangan masing-masing sedangkan orang tua mereka memperhatikan mereka dengan heran. Tumben sekali, Jake dan Jungwon makan dengan tenang, biasanya mereka akan ribut.

"Jake, Jungwon, apa kalian ada masalah?" tanya sang ibu di sela-sela makan siang mereka.

Jake mengangguk, begitu pula dengan Jungwon.

"Tidak biasanya kalian berdiam diri seperti ini," ujar sang ibu kemudian.

"Aku tidak tau, Ibu, Jake hyung aneh," balas Jungwon sembari tersenyum mengejek.

Jake meletakkan sendok dan garpunya dengan kasar kemudian berbalik menatap ke arah Jungwon.

"Dia mengganggu me time-ku, aku baru saja membaca dua lembar dan dia sudah merecokiku," timpal Jake dengan kesal menatap ke arah Jungwon.

Ibu mereka lantas tertawa ringan mendengar penuturan Jake.

"Kalian selalu saja padahal itu hanyalah masalah sepele," tukas sang ibu kemudian menyendokkan makanannya ke mulut.

"Itu tidak sepele ibu, orang mana yang ingin diganggu ketika sedang quality time?" timpal Jake.

"Kau terlalu berlebihan hyung, aku bahkan hanya menyuruhmu makan siang," sahut Jungwon.

"Sudah-sudah, habiskan makan kalian, nanti malam petinggi desa mengadakan pesta makan malam, kalian harus ikut," lerai sang ibu.

"Pesta makan malam? Lagi? Bukankah bulan lalu mereka sudah melakukannya?" tanya Jungwon heran.

Sang Ibu hanya mengangkat kedua bahunya tidak mengerti.

"Ibu tidak tau, Jungwon, mungkin mereka hanya ingin melakukannya dan bercengkrama dengan kita, bukan?" balas sang Ibu.

Jungwon hanya mengangguk.

"Aku tidak ...," ujar Jake.

"Kau harus ikut, Jake, bulan lalu kau tidak ikut, hari ini, kau harus ikut," sambar sang ibu setelah mengusap bibirnya dengan tissue.

"Baiklah-baiklah, aku akan ikut," ujar Jake pasrah.

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

°
°
°
°

Forest 'Sungjake'Where stories live. Discover now