1/11; Tulisan di dinding [End]

Start from the beginning
                                    

Mata felix melengkung menjadi bulan sabit saat dia tersenyum. Sudut bibirnya diangkat tinggi hingga menunjukan giginya. Dilihat dari sisi manapun, penampilan dan wajahnya tidak cocok di sandingkan dengan suaranya yang berat.

Saat pertama kali mendengar suara felix, hyunjin tidak mengharapkan penampilan anak remaja yang kecil dan lucu. Apa yang semula hyunjin pikirkan adalah seorang pria berbadan besar, lebih tinggi dari hyunjin, dan wajahnya sedikit lebih tua. Tetapi setelah bertemu dengan felix, dia mungkin telah keliru.

Hyunjin tersenyum, mengulurkan tangan dan mengusap kepala felix, "Terima kasih banyak"

Menanggapi ini felix tersenyum, kemudian mengubah pembicaraan ini ke topik yang lain.

"Kita sudah ada di lantai lima, berapa lantai lagi yang harus kita telusuri untuk mendapatkan sebuah kata kunci?"

Setelah mengatakan ini felix menghela napas dan bersandar pada dinding. Dia sudah sangat letih secara fisik dan mental, jika bukan karena keberadaan hyunjin di sampingnya. Dia tidak akan bisa bertahan lebih lama di dunia game yang gelap dan tidak pasti ini.

"ada tujuh belas lantai. Aku harap kita bisa menemukan kata kunci dengan segera di lantai selanjutnya"

Felix cemberut dan bibirnya mengerucut, kakinya sudah lelah untuk menaiki tangga lagi. Melihat ekspresi felix seperti itu hyunjin merasa sedikit khawatir. Kemudian dengan sebuah ide yang tiba-tiba muncul dia memutuskan untuk menghiburnya. Hyunjin memberi isyarat kepada satelitnya untuk mendekat.

Satelit biru metalik itu mendekat dengan patuh. Hyunjin membentuk jemarinya dan membawanya kearah senter satelit miliknya. Secara sengaja itu menciptakan sebuah bayangan hitam kecil di dinding lain.

Felix melihat ini dan alisnya berkerut. "Apa yang sedang kamu buat?"

Hyunjin tersenyum, "Aku membentuk hewan, apa kau tahu hewan apa ini?" hyunjin menggerakan jemarinya.

Felix memasang pose berpikir, sambil memperhatikan bayangan yang diciptakan hyunjin dengan hati-hati.

"Hey, bukan kah itu terlihat seperti anjing?"

Dia meraih jemari hyunjin, dan meraba raba bentuknya. "Yang ini terlihat seperti kupingnya kan? Dan yang ini matanya, apa aku benar?"

Hyunjin menoleh kesamping, mengamati ekspresi felix yang berubah perlahan-lahan, dan dia merasa lega.

"Ini black panther."

Mendengar ini felix mengeluh lalu tertawa, "Bagaimana bisa? Itu seharusnya kan anjing. Kamu gak bisa bikin bayangan anjing ya?"

Hyunjin mengangguk, "Aku bisa" kemudian dia membentuk bayangan lain dengan jemarinya.

"Ini anjing"

"Itu kucing"

Hyunjin menoleh lagi kearah felix, ekspesinya tampak sangat tidak puas. Disisi lain felix juga menatapnya, bola matanya yang cerah berkelap-kelip. Kemudian tiba-tiba felix tertawa, membawa tangan nya untuk menangkup wajah hyunjin dan menekan kedua pipinya dengan lembut.

"Aku bercanda. Yang itu benar benar terlihat seperti anjing. Apa kamu berusaha menghiburku huh? Kamu memang luar biasa!"

Hyunjin mendengar pujian ini dan wajahnya terasa hangat. Felix tersenyum di hadapan nya hampir secerah dan sehangat tembakan fajar di langit musim dingin.

Tatapan felix jatuh di netra gelap milik hyunjin. Dalam posisi yang saling berdekatan, semua fitur wajah hyunjin bisa dilihat dengan sangat jelas. Mata yang kecil, alis tebal yang indah, hidung yang tinggi dan bibir yang penuh. Semua proporsi wajahnya sangat bagus, dan semua hal ini bisa dia lihat dengan sangat dekat dan tanpa halangan.

World has fallen; HyunlixWhere stories live. Discover now