Flashback 2

150 20 0
                                    


"Siapa nama mu?"

Gadis itu tersenyum lebar, menampakkan kedua lesung pipinya yang lumayan dalam.

"Takada. You Takada."

Kiyoomi mengangguk. "Aku Kiyoomi Sakusa."

You mengangguk sambil sibuk mengunyah apel, Kiyoomi memperhatikan You dengan lebih teliti. Meskipun seragamnya kotor dan sedikit lusuh. Dibalik wajahnya yang penuh debu, ia lumayan manis.

Hidungnya mancung dengan kedua bola mata hitam pekat yang besar, pipinya sedikit bersemu dan lesung pipi yang muncul padam sembari mengunyah menambah kesan imut dirinya.

Tapi kenapa dia begitu slebor?!

Sayang sekali padahal wajahnya lumayan.

Eh apa yang ku pikirkan sih!

Kiyoomi menyentak kepalanya sambil menatap lurus kedepan.

"Ada apa dengan tubuhmu?" Tanya nya.

You tersentak kemudian menunduk menatap salah satu luka lebam di kaki kirinya.

Dengan nada datar ia menjawab enteng, "Ayahku kalah judi. Jadi ia melampiaskannya kepada ku."

Kiyoomi kembali dibuat terkejut dengan jawaban gadis itu.

"Kau tak sedih?"

You menggeleng pelan, ia menelan apel kunyahannya sambil menerawang keatas langit.

"Selagi aku masih diberi makan, diberi tempat untuk tidur dan mandi, serta diberi pendidikan. Itu berarti mereka sudah sangat baik hati."

"Tapi orang tua itu harusnya melindungi dan membahagiakan anaknya. Kalau apa yang kau sebutkan tadi, itu kan memang kewajiban mereka."

You tertegun sejenak, membuang bekas apel yang tadi dirinya makan kemudian berdiri.

Kiyoomi yang memperhatikan ikut berdiri. Sebelum gadis itu sempat pergi ia mencekal pergelangan tangan You.

"Kehidupan mu boleh berat, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya berpasrah dengan keadaan oke? kau seorang perempuan. Setidaknya kau harus bisa membersihkan dan merawat diri jika ingin memiliki seseorang yang kau sayangi."

You menatap Kiyoomi.

Kemudian tersenyum ringan, "Aku tau kok. Aku juga punya seseorang yang aku sayangi. Hanya saja, jika aku berias diri, ayahku akan melakukan hal-hal yang mungkin aku sesali nanti."

Kiyoomi kaget. Ayahnya mencabuli gadis itu?!

"Hei ayahmu seorang kriminal! Kau berencana untuk tinggal lebih lama bersama dirinya?!" Kiyoomi menyentak tubuh You dengan kasar.

You menghempas kedua tangan Kiyoomi. "Aku tidak punya pilihan lain, Yom. Dengan siapa aku tinggal jika bukan dengan ayahku?! Hanya karena kau anak seorang pejabat, kau tidak akan merasakan apa yang aku rasakan selama ini! Berhenti sok tahu dan jalani saja hobi gila bersih mu itu! jangan pedulikan anak kampungan seperti ku!" You kemudian berlari. Tanpa melihat kebelakang lagi.

Kiyoomi menatap siluet You yang semakin lama semakin jauh. Rasa aneh makin memuncak karena ia tak merasakan jijik yang biasa sia rasakan jika menyentuh gadis itu. Padahal penampilan gadis itu bisa dibilang sangat kotor. Lantas mengapa Kiyoomi tidak merasakannya? Apakah Phobianya sembuh?

2 Years Later

Bayang-bayang siluet gadis yang melempar buah apel masih terus menghantui Kiyoomi. Ia tak sempat meminta maaf tapi gadis itu sudah keburu hilang duluan.

Ia tak lagi melihat gadis itu yang berlalu-lalang dengan seragam leceknya.

Ia bahkan mengunjungi pohon dimana mereka berdua bertemu setiap hari. Tapi gadis itu tak kunjung menampakkan batang hidupnya.

Ia jadi makin merasa bersalah. Dan phobianya yang ia kira hilang malah makin bertambah. Seberapa bersih orang itu, ia tetap tak bisa menyembunyikan rasa jijiknya.

"Takada. Beraninya kamu menghilang sebelum aku sempat menjitak mu sekali." Gumam Kiyoomi.

"HOI BOCAH!" Kiyoomi melirik kebawah, sepupunya, Komori rupanya sedang mencak-mencak karena ia kembali memanjat pohon yang sama.

"Ck, apa?"

"Ck, ipi?"

Kiyoomi merengut, bersiap lompat dengan tujuan mendaratkan kakinya di wajah Komori namun tak bisa karena sang empu sudah menghindar.

"Kau selalu begitu, banyak yang mengancamku karena kau selalu menolak ajakan kencan gadis-gadis sialan itu tau!"

Kiyoomi menghendikkan bahunya acuh, sekarang ia sudah kelas 3 smp. Yang artinya ujian kelulusan ada didepan mata.

Ia yang masih menunggu si gadis apel itu, malahan semakin penasaran. Kapan gadis itu kembali? Dan apakah ia sudah menjadi 'gadis' seutuhnya dengan mengurus badan serta wajahnya sendiri?

Ia menantikan pertemuan selanjutnya dengan You Takada.

-

Germaphobe VS Lazy GirlWhere stories live. Discover now